MediaDoeta Indonesia, Pandeglang - Rombongan GYS (Griya Yatim Syariah Mandiri) Foudation kantor pusat yang beralamat di Ciledug Tangerang tiba di kantor GYS Foundation yang di Jalan AMD Lintas Timur Kp. Pasir Kacapi Kelurahan Pagadungan Kota Manik, Kabupaten Pandeglang, Banten, Minggu (16/8/2020). Tim GYS kantor pusat tiba di lokasi pukul 10.00 WIB menghadiri acara santunan kepada anak yatim
– Perjalanan di Belitung Timur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selama sepekan, membawa langkah Tokoh Pemuda Kampoengkopi Sumberdem Wonosari Kabupaten Malang Sukadianto, singgah di Makam Keramat Raja Balok yang sarat dengan cerita sejarah yang lengkap dengan bumbu mistis di dalamnya. Berikut sekilas catatan perjalanan Sukadianto yang dituturkan khusus untuk pembaca. “Disini saya sempatkan untuk berkunjung ke situs-situs bersejarah yang ada di pulau Belitung. Yang sangat menarik untuk saya kunjungi adalah situs Makam Raja Balok,” tukas Sukadianto mulai bercerita, Sabtu 4/12/2021. “Kalau dalam komunitas yang diketuai oleh senior saya mas Restu Respati dan guru-guru saya di JJM disebut Bakti Situs. Di situs ini masih terjaga sekali kondisi makam juga alamnya hutan lindung makam yang terletak di area hutan kurang lebih 4 hektar area luasnya. Hal ini diperkuat oleh penuturan bapak Kepala Desa Balok yang saya temui di rumah beliau,” tukas Sukadianto. “Kerajaan Balok merupakan kerajaan pertama di Pulau Belitung dan diperkirakan Kerajaan Balok sudah berdiri antara abad ke-15 hingga abad ke-17,” imbuhnya. MAKAM SYEH ABDUL JABAR SYAMSUDIN “Selain makam Raja Balok disini juga terdapat Makam Waliyullah Syeh Abdul Jabar Syamsudin. Sungguh perjalanan yang sangat luar biasa bisa berkunjung ke tempat ini,” imbuhnya. Lokasi makam masuk hutan. Pemandangan masih asri, sejuk dan hijau. Ada banyak dipenuhi rerimbunan pohon. Kondisi makam sangat terawat,” terangnya. Kawasan hutan dimana terdapat Makam Raja Balok dan Makam Syekh Abdul Jabar Samsudin ini menjadi hutan belantara hijau yang menyejukkan mata di Belitung Timur. Syekh Abdul Jabar Samsudin merupakan penyebar Agama Islam pertama di Balok, keturunan Arab yang lebih dulu tinggal di Brunei, lalu menetap di Malaysia, serta sempat pula pergi Pulau Jawa, sebelum berdomisili di Balok, sampai mangkat. Secara umum kondisi cukup terawat, karena tempat ini kerapkali dikunjungi peziarah, dan juru kuncinya rajin merawat. Syekh Abdul Jabar Samsudin hidup pada masa Ki Gede Yakub, Raja Balok pertama yang juga menantu Datuk Mayang Gresik. Syekh Abdul Jabar berasal dari Pasai menjadi ulama Islam yang memperkenalkan kesenian Hadrah atau Rudat di wilayah Kerajaan Balok. Konon di sisi hutan yang lebih rapat, yang disebut sebagai Hutan Balok Lama, hidup mahluk perempuan bernama Puteri Bunga, berwujud ular sepanjang satu hasta dan badannya sebesar bantal guling, yang sekali-sekali menampakkan diri kepada manusia. Menurut warga makhluk itu adalah penjaga hutan disitu. “Semoga tempat-tempat seperti ini menjadi destinasi wisata religi yang edukatif dan terus mendapatkan perhatian dari pemangku kepentingan, agar generasi Kita dan selanjutnya bisa terus mengerti sejarah para pendahulu Kita,” pungkasnya. had DitagCovid-19 dr lois owien Syekh Ali Jabar Viral. Berita Rekomendasi. Mengaku Titisan Nabi Khidir, Mengelola Makam Syekh Abdul Rojak. Nur Aini Dinikahi Sesama Jenis, saat Berhubungan Lampu Dimatikan, Mata Ditutup, Korban Penipuan. Cegah Penularan Covid-19, Keluarga Jamaah Haji Diminta Tidak Lakukan Ini..
- Jawa barat memiliki beberapa tempat wisata religi yang bisa dikunjungi wisatawan saat Ramadan 2021. Wisata religi bisa untuk mengisi waktu, berkunjung ke tempat suci atau bersejarah, dan untuk berziarah. Seperti halnya mengunjungi makam wali di Pamijahan. Berikut 5 Tempat wisata religi di Jawa Barat untuk dikunjungi saat bulan Ramadan. Baca juga 5 Masjid Bersejarah di Kota Solo untuk Wisata Religi, Ada yang Berdiri Sejak Tahun 1546 1. Makam Syeh Abdul Muhyi dan Goa Saparwadi di Pamijahan Makam Syekh Abdul Muhyi dan Goa Saparwadi ini berlokasi di Pamijahan, Kecamatan Bantarkalong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Setiap hari tempat ini ramai dikunjungi para peziarah. Para penziarah yang datang bukan hanya dari daerah Tasikmalaya saja, bahkan banyak yang dari luar kota dan luar pulau. Selain mengunjung makam wali, objek wisata ini juga didatangi para penziarah untuk berkunjung ke Goa Saparwadi. Goa ini merupakan goa yang menjadi jalan antara makam wali menuju kampung Panyalahan. Objek wisata ini juga banyak dipadati oleh para penjual oleh-oleh dan kerajinan. 2. Makam Sunan Gunung Jati Makam Sunan Gunung Jati berlokasi di Desa Astana, Gunung Jati, Cirebon. Makam ini patut dikunjungi sebab dibangun dengan desain yang unik kombinasi gaya antara 3 negara yaitu China, Indonesia dan Arab.
TribunJabar/Handhika Rahman Makam kuno yang diduga makam Syekh Abdul Rahman murid Sunan Gunung Djati yang meninggi secara sendirinya, ditemukan di kawasan tempat pemakaman umum di Blok Langgen,
Le MUMAQ présente une fascinante exposition baptisée Akhmîm, Égypte 4000 ans d’art textile. Une seconde exposition consacrée au travail d’émaillage de cuivre du couple d’artisans québécois Passillé Sylvestre et l’exposition permanente Objets témoins, une histoire des métiers d’art du Québec. Le MUMAQ est ce musée méconnu exposant pourtant ses nombreux trésors au sein d’une somptueuse ancienne église. On connaît peu le Musée des métiers d’art du Québec. Inauguré en 2021, l’endroit a pourtant déjà remporté le prix d’excellence de l’Association des musées canadiens, et on comprend pourquoi dès qu’on y pénètre. L’exposition comporte certaines œuvres retrouvées sous terre datant de plusieurs milliers d’années. Photo Pierre-Paul Poulin Le lieu tout d’abord impressionne une ancienne église de la rue Dorchester qui a été vendue pour 1 $ aux pères de Sainte-Croix en 1930, puis littéralement démontée et reconstruite là où elle se trouve aujourd’hui. En dessous, la salle de spectacles Émile-Legault, à l’intérieur, un immense hall d’exposition qui n’a rien à envier aux grands musées de la métropole, et encore plus haut, un jubilé magnifique et un orgue qui serait le deuxième à Montréal quant à la qualité du son. Les femmes du centre d’art d’Akhmîm ont commencé à broder alors qu’elles étaient des fillettes. Photo Pierre-Paul Poulin Trio d’expositions Dans son enceinte, trois expositions sont présentées, dont la petite nouvelle faisant plonger les visiteurs dans les intrigantes traditions égyptiennes de tissage vieilles de 4000 ans. Quatre millénaires de coutumes d’art textile racontés à travers photos, vidéos, tissages contemporains et plus âgés, et morceaux d’œuvres enfouis et retrouvés datant de plusieurs milliers d’années. Un art et un métier souvent transmis de mère en fille, ayant permis aux femmes de la Haute-Égypte de s’émanciper jusqu’à gagner parfois même plus d’argent que les hommes. Chaque étape du processus et du cheminement créatif est expliquée. Photo Pierre-Paul Poulin Révolution L’idée première est de nous permettre d’admirer les œuvres savamment et minutieusement brodées à l’aide de métiers à tisser, demandant autant de concentration que d’efforts physiques aux tisserandes. On comprend rapidement, toutefois, que c’est aussi toute une révolution que cette forme d’art a permis aux femmes égyptiennes de vivre. Certains tissages et broderies plus complexes présentent des motifs d’animaux. Photo Pierre-Paul Poulin Le visiteur plonge ainsi dans l’histoire du centre d’art textile de la ville d’Akhmîm et celle de certaines des 200 femmes œuvrant depuis plus de 60 ans dans un centre communautaire où elles ont repris cette longue tradition textile jadis réservée aux hommes dont la plus célèbre, Mariam Azmi. Un projet ayant permis de maintenir sa vocation originelle de centre d’art textile en Égypte et qui touche droit au cœur lorsqu’on découvre et comprend l’histoire et le cheminement des femmes artistes qui y tissent désormais leur nom. L’exposition Akhmîm, Égypte 4000 ans d’art textile est présentée au MUMAQ jusqu’au 16 octobre 2022. Admission générale 12 $, enfants 6 $, aînés 65 ans et plus 10 $ MakamSyekh Abdul Jabbar di Karangtanjung. 3. Makam Syekh Asnawi di Caringin. 4. Makam Syekh Daud di Labuan. 5. Makam Syekh Rako di Gunung Karang. 6. Makam Syekh Royani di Kadupinang. 7. Makam Syekh Armin di Cibuntu. 8. Makam Abuya Dimyati di Cidahu. 9. Makam Ki Bustomi di Cisantri. 10. Makam Nyimas Gandasari di Panimbang. Ditulis oleh Siti HasanahBanten merupakan provinsi yang memiliki banyak tempat yang sering banyak dikunjungi peziarah. Hal itu karena Banten memiliki destinasi wisata religi yang cukup terkenal. Bagi kamu yang tertarik untuk berziarah, tempat-tempat berikut ini mungkin akan menarik untuk kamu kunjungi saat singgah di Provinsi Banten ini. 1. Makam Syekh Abdul Jabbar * sumber Syekh Abdul Jabbar merupakan seorang ulama yang memiliki peran penting dalam pembentukan Kabupaten Pandeglang bersama dengan Sulan Syarif Hidayatullah. Makam dari Syekh Abdul Jabbar sendiri berada di Kampung Pasir Kecapi , Kelurahan Pegadungan, Kecamatan Karang Tanjung. Pada area pemakaman ini terdapat dua buah ruang yang dapat menampung jemaah hingga 20 orang. Lokasi tempat ziarah ini terbilang nyaman karena terdapat tempat berwudhu yang airnya dapat mengalir secara langsung seperti di kali. Selalu ingat untuk menjaga ketertiban dan kebersihannya. Alamat Ds. Pasir Kacapi, Kel. Pagadungan, Kab. Pandeglang, Provinsi Banten Jam Buka 24 Jam HTM - 2. Makam Syekh Maulana Mansyuruddin Sebagian Masyarakat mempercayai bahwa Syekh Maulana Mansyuruddin merupakan Sultan Haji yang merupakan keturunan dari Bangsawan Banten. Tetapi saat ini sejarah dari Syekh Maulana Mansyur ini masih menjadi perdebatan. Ada banyak versi yang berkembang di masyarakat tentang sejarahnya. Beliau menyebarkan ajaran Islam di bagian Banten selatan yang sekarang disebut dengan Padeglang. Saat ini banyak orang yang berkunjungke makam beliau yang berada di Desa Cikadueun Kecamatan Cipeucang. Makam Beliau ini ramai dikunjungi terutama pada saat menjelang Bulan Ramadhan. Alamat Ds. Cikadueun, Kec. Cipeucang, Kab. Pandeglang, Provinsi Banten Jam Buka - HTM - 3. Makam Sultan Maulana Hasanudin Berdasarkan Sejarah Maulana Hasanudin merupakan pendiri dari Kesultanan Banten. Beliau adalah putera dari Sunan Gunung jati. Maulana Hasanudin berkuasa di Banten pada sekitar tahun 1552 hingga 1570. Makam dari Sultan Maulana Hasanudin letaknya berdampingan dengan Masjid Agung Banten. Makam dari Sultan Hasanudin berada dalam sebuah ruangan berserta makam sanak saudaranya. Kamu hanya dapat melihat makamnya dari jendela samping ruangan. Makamnya cukup sederhana tidak seperti makam seorang Sultan Besar. Para peziarah hanya dapat berdoa dari luar ruangan. Tempat ziarah ini banyak dikunjungi oleh orang dari beragam usia, tak hanya berisikan orang tua saja. Pengurus makam akan selalu mengingatkan peziarah untuk berdoa bukan untuk meminta melainkan memohon ampunan. Kamu tidak boleh melakukan sesuatu yang berlebihan saat mengunjungi makam. Alamat Masjid Agung Banten, Desa Banten Lama, Kab. Serang, Provinsi Banten Jam Buka 24 Jam HTM - 4. Makam Syekh Muhammad Sholeh Syekh Muhammad Sholeh merupakan seorang ulama yang menyebarkan agama Islam di daerah pantai utara Banten. Beliau merupakan santri dari Sunan Ampel, setelah berguru pada Sunan Ampel kemudian beliau berguru pada Sunan Gunung Jati. Sampai akhirnya beliau menetap di Gunung Santri. Gunung Santri sendiri merupakan sebuah bukit yang berada di desa Bojonegara, yang merupakan tempat beliau di makamkan. Beliau wafat sekitar tahun 1550. Beliau pergi ke Banten untuk menjemput Sultan Maulana Hasanudin atas perintah dari Sunan Gunung Jati. Alamat Ds. Bojonegara, Kec. Bojonegara, Kab. Serang, Provinsi Banten Jam Buka - HTM - 5. Makam Syekh Muhammad Asnawi Syekh Muhammad Asnawi dikenal juga dengan nama Syekh Asnawi Caringin. Beliau lahir di Kampung Caringin, Banten Sekitar tahun 1850. Di usianya yang masih belia, beliau di kirim ayahnya ke Makkah untuk menuntut ilmu. Beliau terkenal di Banten sebagai ulama besar karena kemampuan berdakwah. Tak hanya terkenal sebagai ulama, tetapi syekh Asnawi juga terkenal karena perlawannnya terhadap pemerintahan kolonial Belanda. Beliau pun berhasil mengajak pemuda untuk melakukan perlawanan juga. Akibat perlawanannya , beliau pernah dipenjara di Tanah Abang dan diasingkan ke Cianjur. Alamat Jl. Makam Syech Asnawi, Ds. Caringin. Kec. Labuan, Kab. Pandeglang, Banten Telpon 0877 – 0991 - 5082 Jam Buka – 6. Masjid Agung Banten ABDULJABBAR. 18. SY. SYUAIB Makam Di fess Maroko. 19. SY. ABDUL QODIR Makam di Fess Maroko. 20. SY. JUNAID makam di di Fess Maroko. 21. SY. Pintu Gerbang Komplek makam Syekh abdul Alam Makam Syekh Abdul Alam dan Istri (Dok Foto. Ali Al Khudaifi) SILSILAH SYEKH SILSILAH SYEKH MUZAKKI DARI BERBAGAI JALUR Jika anda seorang penikmat wisata religi yang gemar menjelajah, Banten bisa menjadi salah satu tempat yang bisa dijadikan destinasi wisata anda selanjutnya. Tak hanya panorama alamnya yang indah dan budayanya saja yang kaya, Banten juga memiliki beberapa spot wisata religi yang bagus namun masih jarang diketahui ini berpotensi semakin berkembang dan terkenal setiap waktunya. Kira-kira apa dan dimana saja sih wisata religi banten? Simak daftar-daftarnya berikut ini. Berikut Rekomndasi Wisata Religi Banten1. Batu Qur’an2. Makam Syekh Maulana Mansyuruddin3. Makam Syekh Abdul Jabbar4. Makam Buya Hushtomi5. Makam Syekh Muhammad Sholeh6. Masjid Agung Tanara7. Masjid Agung Banten8. Kompleks Pemakaman Kesultanan Banten9. Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama1. Batu Qur’ di Kabupaten Pandeglang, tepatnya di kaki Gunung Karang, Batu Qur’an merupakan salah satu destinasi wisata religi di Banten. Batu Qur’an merupakan sebuah tempat ziarah yang memiliki sejarah yang unik. Penamaan Batu Qur’an ini berasal dari adanya batu besar yang bertuliskan Al-Qur’an di tempat diperhatikan dengan seksama, tak ada tulisan yang terpangpang di sisi batu. Masyarakat mempercayai bahwa hanya orang-orang yang memiliki ilmu yang tinggilah yang bisa melihat tulisan Al-Qur’an di batu tersebut. Uniknya, cerita yang berkembang di masyarakat adalah batu ini menghalangi keluarnya air yang terus mengalir dari dalam hanya itu, masyarakat juga meyakini bahwa lokasi batu ini dulunya adalah pijakan kaki seorang Syekh kenamaan bernama Syekh Maulana Mansyuruddin yang hendak pergi berhaji ke Baitullah, Mekkah. Hanya dengan menginjakkan kaki di lokasi tersebut, konon katanya Syekh Maulana bisa langsung sampai ke tarik lokasi ini bukan hanya terletak pada batunya, namun juga kejernihan air yang mengalir di sekitarnya. Air ini biasanya dipakai pengunjung untuk sekedar berendam ataupun Di Nasi Uduk Encim Sukaria, Nasi Uduk Terenak Di Tangerang!1st Black Fish N Chips Di Indonesia Dari O!Fish… Rasanya GILAAAAA2. Makam Syekh Maulana ke Batu Qur’an tidak lengkap rasanya tanpa ziarah ke makam Syekh Maulana Mansyuruddin. Lokasinya yang berada di kaki gunung membuat tempat ini masih terasa begitu eksklusif. Meskipun dalam beberapa sumber menyebutkan bahwa Syekh Maulana berasal dari Jawa Timur, namun beliau sendiri merupakan sosok yang sangat berjasa dalam penyebaran ajaran agama Islam di Banten percaya Islam berkembang secara pesat berkat dakwah dengan pembawaan cerdas dan berani dari beliau. Tak banyak yang tahu tempat bersejarah satu ini. Namun demikian, anda bisa mengunjunginya bersama keluarga ataupun Makam Syekh Abdul wisata religi selanjutnya ada di makam Syekh Abdul Jabbar. Lokasinya terletak di kawasan Kampung Pasir Kecapi, Kelurahan Pegadungan, Kecamatan Karangtanjung, Pandeglang, Banten. Jika menelisik ke belakang, Syekh Abdul Jabbar adalah salah satu ulama yang berperan dalam pembentukan Kabupaten Pandeglang bersama dengan Sultan Syarif berziarah ke makam ini, hal yang perlu diperhatikan ialah area di makam hanya mampu menampung kurang lebih sekitar 20 orang di setiap kunjungan. Oleh karena itu, jika anda pergi berziarah bersama rombongan yang cukup banyak dihimbau untuk tetap tertib dan Makam Buya Buya Hushtomi terletak di daerah Cisantri. Ahmad Histomi atau yang lebih dikenal dengan panggilan Buya Histomi adalah orang yang terkenal menghabiskan hidupnya untuk agama Islam. Beliau mendirikan pondok pesantren bernama Al-Hidayah. Santri-santri beliau tersebar di seluruh penjuru tahun banyak pihak yang terlibat dalam peringatan haulnya. Acara haul selalu ramai dan sering dihadiri oleh tokoh-tokoh penting seperti anggota DPR. Ini menandakan bahwa banyak masyarakat luas yang ingin mengenal sosoknya, ingin berziarah dan juga yang terpenting selalu turut serta berpartisipasi dalam mengenang Buya Makam Syekh Muhammad hidupnya, Syekh Muhammad Sholeh dikenal sebagai ulama yang berhasil menyebarkan agama Islam di wilayah pantai utara Banten. Beliau wafat di usia 76 tahun dan dimakamkan di puncak Gunung Santri. Makamnya berlokasi di Desa Bojonegara, Kecamatan Bojonegara, Serang, anda ingin berwisata atau berziarah ke makam Syekh Muhammad Sholeh, anda harus naik dari kaki bukit menuju puncaknya dengan jarak tempuh sekitar 500 meter saja. Sangat dekat, bukan? Selain itu, anda bisa melihat keindahan alam di sekitarnya. Udara segar akan langsung terasa karena banyaknya pepohonan besar di sekitar Masjid Agung masjid di Banten memiliki cerita sejarah yang menarik untuk diketahui. Salah satu masjid bersejarah tersebut adalah Masjid Agung Tanara. Masjid ini bisa menjadi alternatif wisata religi anda. Lokasinya terletak di Kampung Tanara, Serang, ini merupakan peninggalan Sultan Maulana Hasanuddin yang ketika itu menjadi Raja Banten yang pertama. Selain itu, jejak dakwah Islam di Banten juga berawal di masjid ini. Desainnya yang unik dan klasik mampu menjadi daya tarik para wisatawan lokal maupun luar Masjid Agung destinasi yang satu ini sudah sangat terkenal dan banyak orang yang tahu, namun tidak ada salahnya menambahkan lokasi ini sebagai wisata religi yang wajib anda kunjungi. Masjid Agung Banten berlokasi di Jalan Banten Lama, Serang itu, masjid ini dijadikan sebagai cagar budaya. Tidak heran jika banyak masyarakat yang ingin mengetahui seluk beluk masjid yang didirikan oleh Sultan Maulana Hasanuddin pada tahun 1552-1570. Menariknya lagi, beberapa pihak mengklaim bahwa masjid ini didesain oleh seorang tokoh bernama Tjek Ban Tjut dari China. Namun banyak juga yang membantah dan menegaskan bahwa Raden Sepat dari Demak lah Kompleks Pemakaman Kesultanan masjid yang indah, di sebelah sisi utara Masjid Agung Banten terdapat kompleks pemakaman kesultanan Banten. Ada banyak keluarga tokoh yang dimakamkan di sana seperti Sultan Maulana Hasanuddin dan istrinya, pangeran Ratu, Sultan Ageng Tirtayasa, Sultan Abu Nasir Abdul Qohhar Sultan Maulana Muhammad dan Sultan Zainul ke 9 makam tersebut, makam yang sering dikunjungi oleh masyarakat yaitu makam Sultan Maulana Hasanudin dan Sultan Abulmafakir. Jika anda sudah berkunjung ke Masjid Agung Banten, jangan lupa meluangkan waktu bereksplorasi di kompleks Museum Situs Kepurbakalaan Banten beberapa makam dan masjid yang dijadikan destinasi wisata religi di Banten, sebuah museum di daerah Banten Lama juga patut diperhitungkan. Museum Situs Kepurbakalaan berdiri pada tanggal 19 Juli 1985 di Desa Banten, Kecamatan Kasemen, Serang, terbilang paling muda dibanding tempat-tempat bersejarah lainnya, namun sejarahnya tetap menarik untuk disimak. Walaupun cerita-cerita tentang Kerajaan Islam Banten sejak abad ke-16 hingga abad ke-19 belum terkuak secara detail hingga saat ini, namun demikian di situs ini anda akan mendapatkan informasi seputar garis besar terhadap kehidupan sehari-hari dan juga sejarahnya penduduk Kerajaan Islam di Banten pada saat Sudah ada gambarannya akan pergi berwisata wisata religi banten dimana? Jika anda sedang libur lebaran, tidak ada salahnya waktu liburan anda digunakan untuk menjelajahi tempat-tempat bersejarah dalam perkembangan agama Islam di di atas juga sangat mudah dijangkau untuk para pengunjung, jadi pengunjung tidak perlu khawatir untuk akses ke lokasi masing-masing. Semoga bermanfaat. MakamSyekh Abdul Jabbar Sumber: Doc. Pribadi Salah satu makam keramat di Tuban adalah makam Syekh Abdul Jabbar. Lokasinya ada di Desa Tingkis, Kecam Nggak Penting
Makam Syekh Abdul Jabar Samsudin Belitung Timur saya kunjungi dengan berjalan kaki dari Makam Raja Balok ditemani Kik Sakri. Jarak kedua makam itu memang hanya sekitar 100 m saja. Makam ini ditempuh dengan melalui jalan lebar dilapis rumput hijau yang membuat sejuk di mata dan nyaman di kaki yang menapakinya. Kawasan hutan dimana terdapat Makam Raja Balok dan Makam Syekh Abdul Jabar Samsudin ini menjadi surga belantara hijau di Belitung, setelah entah berapa banyak hutan menghilang. Pengrusakan selama lebih dari 150 tahun lalu untuk menjarah Timah dan Kaolin dari bumi Belitung. Tidak banyak yang diceritakan oleh Kik Sakri tentang riwayat terkait Makam Syekh Abdul Jabar Samsudin ini. Menurutnya ia merupakan penyebar Agama Islam pertama di Balok. Menurut Kik Sakri, beliau adalah keturunan Arab yang lebih dulu tinggal di Brunei, lalu tinggal di Malaysia, dan sempat pula pergi Pulau Jawa, sebelum tinggal di Balok, sampai wafat. Cungkup Makam Syekh Abdul Jabar Samsudin Belitung Timur yang masuk beberapa meter ke sebelah kiri dari jalanan hutan yang lebar. Model cungkupnya sama persis dengan cungkup yang dibuat pada Makam Raja Balok Ke Gede Yakub, karena memang dipugar pada waktu yang bersamaan. Suasana di sekitar makam juga hening, jauh dari jalan. Agak jauh ke sebelah kiri dari cungkup Makam Syekh Abdul Jabar Samsudin terdapat serakan batu dan bata yang tidak jelas strukturnya. Entah itu reruntuhan bangunan lama di jaman Kerajaan Balok, atau material sisa renovasi cungkup yang dilakukan pada 2009. Di sekitar makam tidak terlihat ada bangunan lain sisa peninggalan lama. Di sana tak ada satu pun batu yang menyerupai bekas candi atau peninggalan kebudayaan dari jaman yang lebih awal. Ada dua jirat kubur di cungkup Makam Syekh Abdul Jabar Samsudin Belitung Timur. Kubur kecil di sebelah kubur Syekh Abdul Jabar adalah tempat disemayamkannya jasad sang isteri. Bagian kepala nisan kedua kubur itu dibebat dengan kain mori, setidaknya sebagai tanda agar orang tidak tertukar, meski ada sedikit perbedaan pada bentuknya. Meski kain mori pembalut nisan itu sudah terlihat agak kumal dan perlu diganti, namun secara umum kondisi Makam Syekh Abdul Jabar Samsudin ini terlihat cukup terawat, hal yang cukup menggembirakan. Boleh jadi karena tempat ini memang relatif sering dikunjungi oleh para peziarah, atau juru kuncinya yang rajin merawatnya. Sebuah sumber menyebut bahwa Syekh Abdul Jabar Samsudin hidup pada masa Ki Gede Yakub, Raja Balok pertama yang juga menantu Datuk Mayang Gresik. Sumber itu menyebut bahwa Syekh Abdul Jabar berasal dari Pasai. Tokoh ini juga dianggap sebagai ulama Islam yang memperkenalkan kesenian hadra atau rudat di wilayah Kerajaan Balok. Sisi lain dari cungkup Makam Syekh Abdul Jabar Samsudin yang lokasinya berada di kawasan hutan lindung di Desa Balok, Kecamatan Dendang. Adanya makam kuno ini semoga mampu memberi perlindungan bagi kelestarian hutan. Selain untuk menambang perut bumi, hutan juga sering dijarah kayunya dengan alasan untuk membuat perkebunan kelapa sawit. Dalam perjalanan pulang Kik Sakri bercerita, bahwa di sisi hutan yang lebih rapat, yang ia sebut sebagai Hutan Balok Lama, hidup mahluk perempuan bernama Puteri Bunga, berwujud ular sepanjang satu hasta dan badannya sebesar bantal guling, yang sekali-sekali menampakkan diri kepada manusia. Mahluk itulah menurutnya yang menjaga hutan ini. Ketika menulis tentang Makam Syekh Abdul Jabar Samsudin ini, saya baru memperhatikan bahwa ada perusahaan agro yang bergerak dalam penanaman dan pengolahan sawit di bagian atas tengara Makam Raja Balok. Jika benar bahwa hutan ini telah tergadaikan, maka nasib hutan tinggal menunggu hari, dan Puteri Bunga pun saya kira tak akan sanggup untuk melawan keperkasaan buldozer. Alamat Desa Balok, Kecamatan Dendang, Belitung Timur. Lokasi GPS Waze. Wisata di Belitung Timur, Peta Wisata Belitung, Hotel di Belitung Timur, Hotel di Belitung., seorang pejalan musiman dan penyuka sejarah. Penduduk Jakarta yang sedang tinggal di Cikarang Utara. Traktir BA secangkir kopi. Secangkir saja ya! September 22, 2020.
pZ7r.
  • vipkmmk2ar.pages.dev/521
  • vipkmmk2ar.pages.dev/393
  • vipkmmk2ar.pages.dev/403
  • vipkmmk2ar.pages.dev/229
  • vipkmmk2ar.pages.dev/373
  • vipkmmk2ar.pages.dev/327
  • vipkmmk2ar.pages.dev/230
  • vipkmmk2ar.pages.dev/180
  • makam syekh abdul jabar