Belajaragama tentang tanda-tanda orang jadzab adalah salah satunya bisa melepaskan segala urusan keduniannya. Orang jadzab itu seperti mukallaf tidak bisa d

ArticlePDF Available AbstractTesis ini mengkaji tentang manuskrip al-แธคikam al-Aแนญฤiyyah koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Teks ini termasuk karya tasawuf dengan tiga bagian, yaitu aforisme, sejumlah surat yang berisi nasihat untuk sahabat atau muridnya, dan munajat kepada Tuhan. Fokus kajian ini terbagi menjadi dua. Pertama kajian filologis yaitu menyajikan edisi teks al-แธคikam al-Aแนญฤiyyah yang telah dibersihkan dari kesalahan dan diterjemahkan sehingga kandungan dan keunikan teks salinan al-แธคikam dapat diketahui oleh masyarakat luas. Kedua secara etnografis, yaitu pelisanan teks al-แธคikam yang digunakan sebagai penyebaran nilai-nilai sufisme di masyarakat miskin perkotaan yang sangat kompleks, khususnya masyarakat industri pelabuhan di Cilincing, Jakarta Utara. Pelisanan teks al-แธคikam sebagai teks sufisme yang berkembang dalam tradisi Syadziliyyah dapat digunakan oleh pendukung tradisi Qadiriyyah-Naqsyabandiyyah. Pelisanan teks al-แธคikam ini lazimnya dilakukan di dalam pesantren, majelis taklim di aula maupun di masjid, atau kafe dengan jamaah yang terdiri atas masyarakat kelas menengah perkotaan, tetapi di masyarakat miskin industri pelabuhan di Jakarta Utara. Pelisanan secara intensif teks al-แธคikam merupakan salah satu cara ekspresi sufisme yang diambil pendukung tarekat Qadiriyyah-Naqsyabandiyyah untuk menghadapi situasi sosial tertentu. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. 113Jumantara Vol. 9 Tahun 2018naskah ini memuat peperangan antara kesatria denganraksaksa meliputi iringan tari, gerakan tari Karna Tandhing,pola lantai, dan percakapan serta diungkapkan nilai-nilaikepahlawanan dari lakon tari Karna Tandhing. Wening Pawestri dalam artikelnya yang berjudulKritik Naskah Kodikologi atas Naskah Sejarah Ragaselamengkaji komponen fisik naskah atau kodeks yang terdiridari inventarisasi naskah, deskripsi naskah, kekerabatanantarnaskah, dan penentuan naskah edisi. SelanjutnyaSyaiful Rohman membahas nasihat-nasihat atau piwulangdalam Serat Darmasaloka. Kemudian Noor Ilmi Amalia,mengungkapkan gambaran peran ibu dalam pola asuh danpendidikan anak yang terdapat dalam naskah Wawacan BinEtam. Kemudian, Tedi Permadi membandingkan tiga surattegel tanah tahun 1903, 1906 dan 1911 yang berasal daridaerah Priangan, Jawa Barat. Terakhir, Ahmad RijalNasrullah dan Ade Kosasih membahas subtansi danmetodologi filologi sebagaimana tercakup dalam keilmuanfilologi. Dalam artikel ini, beliau juga dibahas penerapanmetode dan teori filologi pada Naskah Kumpulan Mantrayang didapatkan dari penelitian lapangan di penerbitan Jumantara edisi ini bisa memberiinformasi dan manfaat kepada pembaca, khususnyainformasi yang berkaitan dengan kajian naskah mengharapkan para pembaca untuk mengirimartikel-artikel yang berisi kajian yang bersumber darinaskah kuno Nusantara. Kami menerima kritik dan saranpenyempurna demi keberlangsungan penerbitan Jumantarayang lebih baik. Selamat membaca dan terima RedaksiviiA l h a f iz K u r n ia w a nM an uskrip A l-แธคik a m E d i s i T e k s d a n T e r j e m a h a nAbstrakTesis ini mengkaji tentang manuskrip al-แธคikam al-Aแนญฤiyyahkoleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Teks initermasuk karya tasawuf dengan tiga bagian, yaitu aforisme,sejumlah surat yang berisi nasihat untuk sahabat ataumuridnya, dan munajat kepada Tuhan. Fokus kajian ini terbagimenjadi dua. Pertama kajian filologis yaitu menyajikan edisiteks al-แธคikam al-Aแนญฤiyyah yang telah dibersihkan darikesalahan dan diterjemahkan sehingga kandungan dankeunikan teks salinan al-แธคikam dapat diketahui olehmasyarakat luas. Kedua secara etnografis, yaitu pelisanan teksal-แธคikam yang digunakan sebagai penyebaran nilai-nilaisufisme di masyarakat miskin perkotaan yang sangatkompleks, khususnya masyarakat industri pelabuhan diCilincing, Jakarta Utara. Pelisanan teks al-แธคikam sebagai tekssufisme yang berkembang dalam tradisi Syadziliyyah dapatdigunakan oleh pendukung tradisi Qadiriyyah-Naqsyabandiyyah. Pelisanan teks al-แธคikam ini lazimnyadilakukan di dalam pesantren, majelis taklim di aula maupun dimasjid, atau kafe dengan jamaah yang terdiri atas masyarakatkelas menengah perkotaan, tetapi di masyarakat miskinindustri pelabuhan di Jakarta Utara. Pelisanan secara intensifteks al-แธคikam merupakan salah satu cara ekspresi sufismeyang diambil pendukung tarekat Qadiriyyah-Naqsyabandiyyahuntuk menghadapi situasi sosial kunci al-แธคikam, sufisme, filologi, manuskrip, kelisanan, Vol. 9 Tahun 2018Yudhi IrawanKere, W. P. 1815. W. P. Kreeโ€™s letter to Raffles dated 9April 1815, bundel Buitenland Penang number11, Jakarta Arsip Nasional Republik Government Gazette, vol. I July 4th 1812.108 114 Jumantara Vol. 9 Tahun 2018hubungan antara naskah mantra pertanian dengan naskahilmu falak/perbintangan yang digunakan untuk menghitungserta menentukan kapan dan padi jenis apa yang harusditanam, dengan cara pengolahan yang bagaimana, mantraapa yang harus dibacakan, dan kapan padi itu harusdipanen, dengan cara bagaimana padi itu dipelihara agarhasilnya memuaskan. Artikel selanjutnya ditulis oleh YudiIrawan. Ia mengungkapkan catatan-catatan sejarah dalamBabad Sepehi. Babad Sepehi berisi peristiwa di masapemerintah kolonial Inggris berkuasa di Jawa, menceritakan keterlibatan pasukan Sepoyโ€”orang Jawaatau teks-teks Jawa sering kali menuliskan kata Sepoydengan Sepehi, Sepei, Spehi, Sepahi, atau Sipahiโ€”dalampenyerbuan Keraton Yogya, 18 Juni-20 Juni 1812. OrangJawa mengenang peristiwa penyerbuan ini sebagai peristiwaโ€œGeger Sepehiโ€.Alhafiz Kurniawan membahas naskah Al ini termasuk karya tasawuf dengan tiga bagian, yaituaforisme, sejumlah surat yang berisi nasihat untuk sahabatatau muridnya, dan munajat kepada Tuhan. Fokus kajian initerbagi menjadi dua. Pertama kajian filologis yaitumenyajikan edisi teks al-แธคikam al-Aแนญฤiyyah yang telahdibersihkan dari kesalahan dan diterjemahkan sehinggakandungan dan keunikan teks salinan al-แธคikam dapatdiketahui oleh masyarakat luas. Kedua secara etnografis,yaitu pelisanan teks al-แธคikam yang digunakan sebagaipenyebaran nilai-nilai sufisme di masyarakat miskinperkotaan yang sangat kompleks, khususnya masyarakatindustri pelabuhan di Cilincing, Jakarta Utara. Tia RizkiSetiawati membahas Kisah dan Firโ€™aun dan Nabi Musapada naskah Maslaku al-Irfฤn Fฤซ Sฤซrati Sayyidinฤ MลซsฤWa Firโ€™aun yang merupakan salah satu produk PesantrenGentur, Kemudian Surya Hema Malini dan DandungAdityo Argo Prasetyo membahas adanya kesalahan-kesalahan serta kandungan isi tentang deskripsi tari KarnaTandhing dalam naskah Pratรจlan Bรชksa Wirรจng KarnaTandhing Kaliyan Janak. Setelah melalui cara kerja filologiviJumantara Vol. 9 Tahun 2018Manuskrip Al-แธคikam Edisi Teks dan Terjemahanini. Bahkan dalam satu abad lahir sejumlah karya anotasiterhadap karya Ashim Ibrahim Al-Kayyali dalam pengantar untukIแธฅkam al-แธคikam karya Al-Iqsharaโ€™i yang wafat pada 908 Hatau abad ke-15 M, mencatat sedikitnya 55 karya anotasiberbahasa Arab terhadap teks al-แธคikam, baik anotasi panjangmaupun anotasi singkat. Tentu saja jumlah ini belum termasukanotasi yang ditulis dalam bahasa lokal dalam konteksNusantara adalah Jawi, yaitu anotasi al-แธคikam karya KHSholeh Darat dan anotasi berbahasa lokal di belahan Ashim Al-Kayyali menyebut karya anotasi tertuaadalah Gaytsu al-Mawฤhib al-Aliyyah fi Syarแธฅi al-แธคikamial-Aแนญฤiyyati karya Syekh Ibnu Abbad yang wafat pada 792 Hatau abad ke-14 M. Sementara Laman Thesaurus ofIndonesian Islamic Manuscripts yang dikelola PuslitbangLektur dan Khazanah Keagamaan, MORA Center for theStudy of Islam and Society, Syarif Hidayatullah State IslamicUniversity menyebut Gฤyatu al-Mawฤhibi al-Aliyyah fi Syarแธฅial-แธคikami al-Aแนญฤiyyati sebagai judul anotasi karya Syekh IbnuAbbad. Judul karya pada satu anotasi ini sudah terdapat atas al-แธคikam tidak hanya ditandai denganbanyaknya anotasi yang ditulis oleh banyak orang. Penerimaanterhadap al-แธคikam bahkan ditunjukkan dengan banyaknyaanotasi yang ditulis oleh satu orang. Grand Syekh al-AzharProf Dr Abdul Halim Mahmud, dalam pengantar untuk Syarแธฅual-แธคikami karya Ahmad Zarruq al-Fasi yang wafat pada 899 Hatau abad ke-15 M, menyebutkan bahwa Syekh Ahmad Zarruqtercatat lebih dari 30 kali membuat anotasi atas Ahmad Zarruq yang sering mengalami transmembuatnya menulis anotasi berkali-kali. โ€œSyaraแธฅ al-แธคikamyang ada di tangan kita ini adalah anotasi ke-17 yang dicatatoleh Syekh Ahmad Zarruq.โ€Semua anotasi terhadap al-แธคikam didasarkan padamanuskrip berbeda. Syarah al-แธคikam karya Syekh AhmadZarruq didasarkan pada naskah tua koleksi Maktabah al-Najahdi Toroblus dan dua naskah, yaitu di al-Maktabah al-111Jumantara Vol. 9 Tahun 2018Alhafiz KurniawanThe Al-แธคikam Manuscript Text Edition and TranslationAbstractThis thesis examines the manuscript of al-แธคikam al-Aแนญฤiyyahcollection of the National Library of the Republic of text includes the work of Sufism with three parts, namelyaphorism, a number of letters containing advice for friends orstudents, and munajat to God. The focus of this study isdivided into two. The first philological study is to present anedition of the text of al-แธคikam al-Aแนญฤiyyah which has beencleared of error and translated so that the content anduniqueness of the text of the copy of al-แธคikam can be known bythe public. Second ethnographically, namely the oralitizing ofthe text of al-แธคikam which is used as the spread of Sufismvalues in a very complex urban poor community, especially theport industry community in Cilincing, North Jakarta. Thepassage of the text of al-แธคikam as a text of Sufism thatdeveloped in the Syadziliyyah tradition can be used bysupporters of the Qadiriyyah-Naqshabandiyyah tradition. Theoralitizing of the text of al-แธคikam is commonly carried out inpesantren, majelis taklim in the hall and in mosques, or cafeswith worshipers consisting of urban middle class people, butin the poor port industry in North Jakarta. Intensive oralitizingof al-แธคikam texts is one of the ways of expressing Sufism takenby supporters of the Qadiriyyah-Naqshabandiyyah order todeal with certain social al-แธคikam, sufism, philology, manuscript, orality, al-Aแนญฤiyyah adalah karya populer di lingkunganmereka yang mengkaji tasawuf. Teks ini merupakan karyaterkenal di kalangan peminat kajian tasawuf di Indonesia. Teksini telah berulang kali dicetak. Karya ini ditulis pada abad ke-13 M. Karya ini mendapat apresiasi luar biasa dari masyarakatsejak pertama kali karya ini keluar. Hampir setiap abad selaluada orang yang menulis anotasi atau sejenis syarah atas karya 115Jumantara Vol. 9 Tahun 2018naskah ini memuat peperangan antara kesatria denganraksaksa meliputi iringan tari, gerakan tari Karna Tandhing,pola lantai, dan percakapan serta diungkapkan nilai-nilaikepahlawanan dari lakon tari Karna Tandhing. Wening Pawestri dalam artikelnya yang berjudulKritik Naskah Kodikologi atas Naskah Sejarah Ragaselamengkaji komponen fisik naskah atau kodeks yang terdiridari inventarisasi naskah, deskripsi naskah, kekerabatanantarnaskah, dan penentuan naskah edisi. SelanjutnyaSyaiful Rohman membahas nasihat-nasihat atau piwulangdalam Serat Darmasaloka. Kemudian Noor Ilmi Amalia,mengungkapkan gambaran peran ibu dalam pola asuh danpendidikan anak yang terdapat dalam naskah Wawacan BinEtam. Kemudian, Tedi Permadi membandingkan tiga surattegel tanah tahun 1903, 1906 dan 1911 yang berasal daridaerah Priangan, Jawa Barat. Terakhir, Ahmad RijalNasrullah dan Ade Kosasih membahas subtansi danmetodologi filologi sebagaimana tercakup dalam keilmuanfilologi. Dalam artikel ini, beliau juga dibahas penerapanmetode dan teori filologi pada Naskah Kumpulan Mantrayang didapatkan dari penelitian lapangan di penerbitan Jumantara edisi ini bisa memberiinformasi dan manfaat kepada pembaca, khususnyainformasi yang berkaitan dengan kajian naskah mengharapkan para pembaca untuk mengirimartikel-artikel yang berisi kajian yang bersumber darinaskah kuno Nusantara. Kami menerima kritik dan saranpenyempurna demi keberlangsungan penerbitan Jumantarayang lebih baik. Selamat membaca dan terima RedaksiviiJumantara Vol. 9 Tahun 2018Manuskrip Al-แธคikam Edisi Teks dan Terjemahanini. Bahkan dalam satu abad lahir sejumlah karya anotasiterhadap karya Ashim Ibrahim Al-Kayyali dalam pengantar untukIแธฅkam al-แธคikam karya Al-Iqsharaโ€™i yang wafat pada 908 Hatau abad ke-15 M, mencatat sedikitnya 55 karya anotasiberbahasa Arab terhadap teks al-แธคikam, baik anotasi panjangmaupun anotasi singkat. Tentu saja jumlah ini belum termasukanotasi yang ditulis dalam bahasa lokal dalam konteksNusantara adalah Jawi, yaitu anotasi al-แธคikam karya KHSholeh Darat dan anotasi berbahasa lokal di belahan Ashim Al-Kayyali menyebut karya anotasi tertuaadalah Gaytsu al-Mawฤhib al-Aliyyah fi Syarแธฅi al-แธคikamial-Aแนญฤiyyati karya Syekh Ibnu Abbad yang wafat pada 792 Hatau abad ke-14 M. Sementara Laman Thesaurus ofIndonesian Islamic Manuscripts yang dikelola PuslitbangLektur dan Khazanah Keagamaan, MORA Center for theStudy of Islam and Society, Syarif Hidayatullah State IslamicUniversity menyebut Gฤyatu al-Mawฤhibi al-Aliyyah fi Syarแธฅial-แธคikami al-Aแนญฤiyyati sebagai judul anotasi karya Syekh IbnuAbbad. Judul karya pada satu anotasi ini sudah terdapat atas al-แธคikam tidak hanya ditandai denganbanyaknya anotasi yang ditulis oleh banyak orang. Penerimaanterhadap al-แธคikam bahkan ditunjukkan dengan banyaknyaanotasi yang ditulis oleh satu orang. Grand Syekh al-AzharProf Dr Abdul Halim Mahmud, dalam pengantar untuk Syarแธฅual-แธคikami karya Ahmad Zarruq al-Fasi yang wafat pada 899 Hatau abad ke-15 M, menyebutkan bahwa Syekh Ahmad Zarruqtercatat lebih dari 30 kali membuat anotasi atas Ahmad Zarruq yang sering mengalami transmembuatnya menulis anotasi berkali-kali. โ€œSyaraแธฅ al-แธคikamyang ada di tangan kita ini adalah anotasi ke-17 yang dicatatoleh Syekh Ahmad Zarruq.โ€Semua anotasi terhadap al-แธคikam didasarkan padamanuskrip berbeda. Syarah al-แธคikam karya Syekh AhmadZarruq didasarkan pada naskah tua koleksi Maktabah al-Najahdi Toroblus dan dua naskah, yaitu di al-Maktabah al-Jumantara Vol. 9 Tahun 2018Alhafiz KurniawanThe Al-แธคikam Manuscript Text Edition and TranslationAbstractThis thesis examines the manuscript of al-แธคikam al-Aแนญฤiyyahcollection of the National Library of the Republic of text includes the work of Sufism with three parts, namelyaphorism, a number of letters containing advice for friends orstudents, and munajat to God. The focus of this study isdivided into two. The first philological study is to present anedition of the text of al-แธคikam al-Aแนญฤiyyah which has beencleared of error and translated so that the content anduniqueness of the text of the copy of al-แธคikam can be known bythe public. Second ethnographically, namely the oralitizing ofthe text of al-แธคikam which is used as the spread of Sufismvalues in a very complex urban poor community, especially theport industry community in Cilincing, North Jakarta. Thepassage of the text of al-แธคikam as a text of Sufism thatdeveloped in the Syadziliyyah tradition can be used bysupporters of the Qadiriyyah-Naqshabandiyyah tradition. Theoralitizing of the text of al-แธคikam is commonly carried out inpesantren, majelis taklim in the hall and in mosques, or cafeswith worshipers consisting of urban middle class people, butin the poor port industry in North Jakarta. Intensive oralitizingof al-แธคikam texts is one of the ways of expressing Sufism takenby supporters of the Qadiriyyah-Naqshabandiyyah order todeal with certain social al-แธคikam, sufism, philology, manuscript, orality, al-Aแนญฤiyyah adalah karya populer di lingkunganmereka yang mengkaji tasawuf. Teks ini merupakan karyaterkenal di kalangan peminat kajian tasawuf di Indonesia. Teksini telah berulang kali dicetak. Karya ini ditulis pada abad ke-13 M. Karya ini mendapat apresiasi luar biasa dari masyarakatsejak pertama kali karya ini keluar. Hampir setiap abad selaluada orang yang menulis anotasi atau sejenis syarah atas karya110 116 Jumantara Vol. 9 Tahun 2018hubungan antara naskah mantra pertanian dengan naskahilmu falak/perbintangan yang digunakan untuk menghitungserta menentukan kapan dan padi jenis apa yang harusditanam, dengan cara pengolahan yang bagaimana, mantraapa yang harus dibacakan, dan kapan padi itu harusdipanen, dengan cara bagaimana padi itu dipelihara agarhasilnya memuaskan. Artikel selanjutnya ditulis oleh YudiIrawan. Ia mengungkapkan catatan-catatan sejarah dalamBabad Sepehi. Babad Sepehi berisi peristiwa di masapemerintah kolonial Inggris berkuasa di Jawa, menceritakan keterlibatan pasukan Sepoyโ€”orang Jawaatau teks-teks Jawa sering kali menuliskan kata Sepoydengan Sepehi, Sepei, Spehi, Sepahi, atau Sipahiโ€”dalampenyerbuan Keraton Yogya, 18 Juni-20 Juni 1812. OrangJawa mengenang peristiwa penyerbuan ini sebagai peristiwaโ€œGeger Sepehiโ€.Alhafiz Kurniawan membahas naskah Al ini termasuk karya tasawuf dengan tiga bagian, yaituaforisme, sejumlah surat yang berisi nasihat untuk sahabatatau muridnya, dan munajat kepada Tuhan. Fokus kajian initerbagi menjadi dua. Pertama kajian filologis yaitumenyajikan edisi teks al-แธคikam al-Aแนญฤiyyah yang telahdibersihkan dari kesalahan dan diterjemahkan sehinggakandungan dan keunikan teks salinan al-แธคikam dapatdiketahui oleh masyarakat luas. Kedua secara etnografis,yaitu pelisanan teks al-แธคikam yang digunakan sebagaipenyebaran nilai-nilai sufisme di masyarakat miskinperkotaan yang sangat kompleks, khususnya masyarakatindustri pelabuhan di Cilincing, Jakarta Utara. Tia RizkiSetiawati membahas Kisah dan Firโ€™aun dan Nabi Musapada naskah Maslaku al-Irfฤn Fฤซ Sฤซrati Sayyidinฤ MลซsฤWa Firโ€™aun yang merupakan salah satu produk PesantrenGentur, Kemudian Surya Hema Malini dan DandungAdityo Argo Prasetyo membahas adanya kesalahan-kesalahan serta kandungan isi tentang deskripsi tari KarnaTandhing dalam naskah Pratรจlan Bรชksa Wirรจng KarnaTandhing Kaliyan Janak. Setelah melalui cara kerja filologiviJumantara Vol. 9 Tahun 2018๎€ฌ๎€Š๎€†๎€๎€ƒ๎€‰๎€Ž๎€„๎€๎€…๎€ฉ๎€‘๎€ก๎€ฎ๎€„๎€‰๎€Š๎€‡๎€ฐ๎€…๎€ฑ๎€—๎€„๎€ƒ๎€„๎€…๎€๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€…๎€—๎€Š๎€†๎€…๎€๎€‚๎€Ž๎€‹๎€‚๎€‡๎€Š๎€๎€Š๎€†๎€Š๎€Œ๎€Š๎€ƒ๎€…๎€Œ๎€„๎€ˆ๎€Š๎€…๎€•๎€Š๎€ˆ๎€„๎€Š๎€†๎€˜๎€…๎€’๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€•๎€Š๎€ˆ๎€„๎€Š๎€†๎€…๎€๎€‚๎€Ž๎€Œ๎€Š๎€‡๎€Š๎€œ๎€…๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€…๎€„๎€†๎€„๎€…๎€•๎€‚๎€Ž๎€„๎€ƒ๎€„๎€…๎€‘๎€Š๎€Ž๎€„๎€‰๎€ก๎€‘๎€Š๎€Ž๎€„๎€‰๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ๎€…๎€‡๎€‚๎€‡๎€๎€Š๎€Œ๎€…๎€๎€Š๎€†๎€—๎€Š๎€†๎€ˆ๎€Š๎€†๎€…๎€ƒ๎€๎€›๎€„๎€ƒ๎€‡๎€‚๎€˜๎€…๎€’๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€•๎€Š๎€ˆ๎€„๎€Š๎€†๎€…๎€‰๎€‚๎€—๎€๎€Š๎€œ๎€…๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€…๎€„๎€†๎€„๎€‡๎€‚๎€‡๎€๎€Š๎€Œ๎€…๎€ƒ๎€‚๎€•๎€Š๎€ˆ๎€„๎€Š๎€†๎€…๎€†๎€Š๎€ƒ๎€„๎€๎€Š๎€Œ๎€…๎€๎€†๎€Œ๎€๎€‰๎€…๎€๎€Š๎€Ž๎€Š๎€…๎€ƒ๎€Š๎€๎€Š๎€•๎€Š๎€Œ๎€…๎€Š๎€Œ๎€Š๎€๎€…๎€‡๎€๎€Ž๎€„๎€—๎€…๎€ฅ๎€™๎€‚๎€‰๎€๎€–๎€•๎€† ๎€… ๎€ฉ๎†๎Š๎€„๎€‘๎€‘๎€Š๎€๎€˜ ๎€… ๎€ฒ๎€Š๎€ˆ๎€„๎€Š๎€† ๎€… ๎€‰๎€‚๎€Œ๎€„๎€ˆ๎€Š ๎€… ๎€•๎€‚๎€Ž๎€„๎€ƒ๎€„ ๎€… ๎€ƒ๎€‚๎€—๎€„๎€‰๎€„๎€Œ๎€†๎€™๎€Š ๎€… ๎€ซ๎€ซ ๎€… ๎€‘๎€Š๎€Ž๎€„๎€‰ ๎€… ๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ๎€•๎€‚๎€Ž๎€„๎€ƒ๎€„๎€…๎€‡๎€๎€†๎€Š๎€‹๎€Š๎€Œ๎€…๎€๎€‚๎€†๎€๎€‘๎€„๎€ƒ๎€…๎€‰๎€‚๎€๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€ฉ๎€‘๎€‘๎€Š๎€๎€˜๎€ฒ๎€‚๎€Ž๎€•๎€Š๎€ˆ๎€Š๎€„๎€…๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€… ๎€„๎€†๎€„๎€… ๎€‡๎€‚๎€†๎€๎€†๎€‹๎€๎€‰๎€‰๎€Š๎€†๎€…๎€พ๎€Š๎€Ž๎€„๎€Š๎€†๎€… ๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ ๎€…al-แธคikam๎€˜๎€ณ๎€‚๎€†๎€ˆ๎€Š๎€† ๎€… ๎€๎€‚๎€†๎€‚๎€‘๎€„๎€Œ๎€„๎€Š๎€† ๎€… ๎€„๎€†๎€„๎€œ ๎€… ๎€‰๎€„๎€Œ๎€Š ๎€… ๎€Š๎€‰๎€Š๎€† ๎€… ๎€‡๎€‚๎€‘๎€„๎€๎€Š๎€Œ ๎€… ๎€พ๎€Š๎€Ž๎€„๎€Š๎€† ๎€… ๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ ๎€… ๎€—๎€Š๎€Ž๎€„๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€…๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ๎€…๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€—๎€„๎€…๎€–๎€†๎€—๎€๎€†๎€‚๎€ƒ๎€„๎€Š๎€˜๎€…๎€ผ๎€Š๎€†๎€—๎€Š๎€ƒ๎€Š๎€†๎€…๎€Œ๎€‚๎€๎€Ž๎€„๎€…๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ๎€…๎€•๎€‚๎€Ž๎€‰๎€Š๎€„๎€Œ๎€Š๎€†๎€—๎€‚๎€†๎€ˆ๎€Š๎€† ๎€… ๎€‰๎€Š๎€‹๎€„๎€Š๎€† ๎€… ๎€›๎€„๎€‘๎€๎€‘๎€๎€ˆ๎€„ ๎€… ๎€‡๎€๎€—๎€‚๎€Ž๎€† ๎€… ๎€Š๎€Œ๎€Š๎€ƒ ๎€… ๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ ๎€… ๎€ ๎€‚๎€Œ๎€Š๎€‰ ๎€…๎€—๎€„๎€ ๎€Š๎€†๎€Œ๎€๎€‡๎€‰๎€Š๎€†๎€๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€•๎€Š๎€•๎€…๎€–๎€–๎€˜๎€ณ๎€„๎€…๎€–๎€†๎€—๎€๎€†๎€‚๎€ƒ๎€„๎€Š๎€œ๎€…๎€’๎€‚๎€Ž๎€๎€๎€ƒ๎€Œ๎€Š๎€‰๎€Š๎€Š๎€†๎€…๎€“๎€Š๎€ƒ๎€„๎€๎€†๎€Š๎€‘๎€…๎€”๎€–๎€…๎€ƒ๎€‚๎€•๎€Š๎€ˆ๎€Š๎€„๎€…๎€‘๎€‚๎€‡๎€•๎€Š๎€ˆ๎€Š๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ ๎€… ๎€‡๎€‚๎€†๎€—๎€Š๎€๎€Š๎€Œ๎€…๎€‡๎€Š๎€†๎€—๎€Š๎€Œ๎€… ๎€๎€‚๎€†๎€™๎€„๎€‡๎€๎€Š๎€†๎€Š๎€† ๎€… ๎€‰๎€๎€‘๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€„๎€… ๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€ก๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€“๎€๎€ƒ๎€Š๎€†๎€Œ๎€Š๎€Ž๎€Š๎€…๎€‹๎€๎€ˆ๎€Š๎€…๎€‡๎€‚๎€†๎€™๎€„๎€‡๎€๎€Š๎€†๎€…๎€—๎€„๎€…๎€—๎€Š๎€‘๎€Š๎€‡๎€†๎€™๎€Š๎€…๎€‡๎€Š๎€†๎€๎€ƒ๎€‰๎€Ž๎€„๎€๎€…al-Hikam๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ๎€…๎€—๎€„๎€ƒ๎€Š๎€‘๎€„๎€†๎€…๎€—๎€‚๎€†๎€ˆ๎€Š๎€†๎€…๎€Œ๎€‚๎€Œ๎€Š๎€๎€…๎€‡๎€‚๎€‡๎€๎€‚๎€Ž๎€Œ๎€Š๎€๎€Š๎€†๎€‰๎€Š๎€†๎€…๎€•๎€Š๎€๎€Š๎€ƒ๎€Š๎€…๎€—๎€Š๎€†๎€…๎€Š๎€‰๎€ƒ๎€Š๎€Ž๎€Š๎€ฉ๎€Ž๎€Š๎€•๎€…๎€ƒ๎€‚๎€•๎€Š๎€ˆ๎€Š๎€„๎€…๎€•๎€Š๎€๎€Š๎€ƒ๎€Š๎€…๎€Š๎€ƒ๎€‘๎€„๎€…๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€…al-Hikam๎€˜๎€…๎€’๎€‚๎€Ž๎€๎€๎€ƒ๎€Œ๎€Š๎€‰๎€Š๎€Š๎€†๎€…๎€“๎€Š๎€ƒ๎€„๎€๎€†๎€Š๎€‘๎€”๎€– ๎€… ๎€‡๎€‚๎€‡๎€Š๎€ƒ๎€๎€‰๎€‰๎€Š๎€† ๎€… ๎€‡๎€Š๎€†๎€๎€ƒ๎€‰๎€Ž๎€„๎€ ๎€…al-แธคikam๎€… ๎€„๎€†๎€„ ๎€… ๎€—๎€Š๎€‘๎€Š๎€‡ ๎€… ๎€‰๎€๎€‡๎€๎€๎€‘๎€Š๎€†๎€‰๎€๎€‘๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€„๎€…๎€•๎€‚๎€Ž๎€•๎€Š๎€๎€Š๎€ƒ๎€Š๎€…๎€ฉ๎€Ž๎€Š๎€•๎€˜๎€…๎€ผ๎€‚๎€‡๎€•๎€Š๎€ˆ๎€Š๎€…๎€†๎€‚๎€ˆ๎€Š๎€Ž๎€Š๎€…๎€„๎€†๎€„๎€…๎€‡๎€‚๎€†๎€™๎€„๎€‡๎€๎€Š๎€†๎€…๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒal-แธคikam๎€…๎€๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€Œ๎€๎€‹๎€๎€๎€…๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€œ๎€…๎€™๎€Š๎€„๎€Œ๎€๎€…๎€†๎€๎€‡๎€๎€Ž๎€…๎€‰๎€๎€—๎€‚๎€…๎€ฉ๎€…๎€ช๎€ท๎€ถ๎€œ๎€…๎€†๎€๎€‡๎€๎€Ž๎€‰๎€๎€—๎€‚ ๎€… ๎€ฉ ๎€… ๎€ป๎€ถ๎€บ ๎€… ๎€—๎€‚๎€†๎€ˆ๎€Š๎€† ๎€… ๎€‹๎€๎€—๎€๎€‘ ๎€…al-แธคikam al-Aแนญฤโ€™iyyah,๎€… ๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€—๎€‚๎€†๎€ˆ๎€Š๎€†๎€…๎€‰๎€๎€—๎€‚๎€…๎€ฉ๎€…๎€ธ๎€ธ๎€ป๎€…๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ๎€…๎€•๎€‚๎€Ž๎€‹๎€๎€—๎€๎€‘ ๎€…al-แธคikam al-Aแนญฤโ€™iyyah waGairuha, ๎€†๎€๎€‡๎€๎€Ž๎€…๎€‰๎€๎€—๎€‚๎€…๎Œ๎€…๎€บ๎€ท๎€œ๎€…๎€†๎€๎€‡๎€๎€Ž๎€…๎€‰๎€๎€—๎€‚๎€…๎Œ๎€…๎€บ๎€ต๎€œ๎€…๎€†๎€๎€‡๎€๎€Ž๎€…๎€‰๎€๎€—๎€‚๎€…๎Œ๎€ซ๎€ถ๎€œ๎€…๎€—๎€Š๎€†๎€…๎€†๎€๎€‡๎€๎€Ž๎€…๎€‰๎€๎€—๎€‚๎€…๎Œ๎€…๎€ซ๎€ช๎€˜๎€ฒ๎€‚๎€Ž๎€„๎€‰๎€๎€Œ ๎€… ๎€„๎€†๎€„ ๎€… ๎€Š๎€—๎€Š๎€‘๎€Š๎€ ๎€… ๎€‘๎€„๎€‡๎€Š ๎€… ๎€ ๎€๎€†๎€Œ๎€๎€ ๎€… ๎€๎€‚๎€Ž๎€•๎€‚๎€—๎€Š๎€Š๎€† ๎€… ๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ ๎€… ๎€—๎€Š๎€‘๎€Š๎€‡๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€…๎€—๎€Š๎€†๎€…๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€…๎€ ๎€‚๎€Œ๎€Š๎€‰๎€…๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ๎€…๎€•๎€‚๎€Ž๎€‚๎€—๎€Š๎€Ž๎€… ๎€—๎€„๎€…๎€–๎€†๎€—๎€๎€†๎€‚๎€ƒ๎€„๎€Š๎€˜๎€…๎€’๎€‚๎€Ž๎€๎€Š๎€Œ๎€„๎€‰๎€Š๎€†๎€‘๎€Š๎€Ž๎€„๎€‰๎€…๎€ช๎€ป๎€ต๎€…๎€—๎€Š๎€†๎€…๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€…๎€ ๎€‚๎€Œ๎€Š๎€‰๎€…๎€•๎€‚๎€Ž๎€„๎€‰๎€๎€Œ๎€…๎€„๎€†๎€„๎€˜๎๎Ž๎๎๎‘๎’๎๎”๎‘๎•๎๎–๎˜๎™๎‘๎š๎›๎‘๎œ๎๎ž๎›๎‘๎Ÿ๎ ๎ก๎‘๎ข๎’๎๎ฃ๎”๎ก๎‘๎ค๎๎ฅ๎ง๎‘๎Ž๎๎ง๎‘๎จ๎ฉ๎๎ช๎Ž๎ซ๎‘๎ฌ๎ญ๎Ž๎๎ฎ๎ฏ๎”๎Ÿ๎‘๎๎Ž๎๎๎‘๎’๎”๎‘๎•๎–๎˜๎™๎‘๎š๎›๎‘๎œ๎๎ž๎›๎‘๎Ÿ๎ ๎ก๎ค๎ฃ๎”๎ก๎‘๎’๎ฅ๎ง๎‘๎Ž๎ง๎‘๎จ๎ฉ๎ช๎Ž๎ซ๎‘๎ฌ๎š๎ฐ๎ฒ๎”๎ŸIลผฤ aradta an yaftaแธฅa laka bฤba al-rajฤโ€™i, fa isyhad mฤ minhu ilayka. Iลผฤ aradta an yaftaแธฅa laka bฤba al-แธฅuzni, fa isyhad mฤ minka ilayhi๎€˜๎€…๎ˆ๎€‘๎€Š๎€Ž๎€„๎€‰๎€…๎€ช๎€ป๎€ต๎‰๎€˜๎๎Ž๎๎๎‘๎’๎๎”๎‘๎•๎๎–๎˜๎™๎‘๎š๎›๎‘๎œ๎๎ž๎›๎‘๎Ÿ๎ ๎ก๎‘๎ข๎’๎๎ฃ๎”๎ก๎‘๎ค๎๎ฅ๎ง๎‘๎Ž๎๎ง๎‘๎จ๎ฉ๎๎๎ช๎Ž๎ซ๎‘๎ฌ๎ญ๎Ž๎๎ฎ๎ฏ๎”๎Ÿ๎‘๎๎Ž๎๎๎‘๎’๎”๎‘๎•๎–๎˜๎™๎‘๎š๎›๎‘๎œ๎๎ž๎›๎‘๎Ÿ๎ ๎ก๎ค๎ฃ๎”๎ก๎‘๎’๎ฅ๎ง๎‘๎Ž๎ง๎‘๎จ๎ฉ๎ช๎Ž๎ซ๎‘๎ฌ๎ด๎ต๎ท๎”๎ŸIลผฤ aradta an yaftaแธฅa laka bฤba al-rajฤโ€™i, fa isyhad mฤ minhu ilayka. Iลผฤ aradta an yaftaแธฅa laka bฤba al-khawfi, fa isyhad mฤ minka ilayhi๎€˜๎€…๎ˆ๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€…๎€ ๎€‚๎€Œ๎€Š๎€‰๎‰๎€˜113Jumantara Vol. 9 Tahun 2018Alhafiz KurniawanTaimuriyah dan di al-Maktabah al-Dar. Menurut Syekh AbdulHalim, edisi teks Syarah al-แธคikam karya Syekh Ahmad Zarruqdibuat setelah penelitian filologi atas tiga naskah teks anotasi al-แธคikam karya Al-Iqsharaโ€™i dibuatdengan dasar naskah tunggal. Edisi teks karya Al-Iqsharaโ€™idibuat atas dasar manuskrip yang disalin oleh Ali bin Ibrahimal-Syafiโ€™i pada Ahad di awal bulan Shafar 1202 H. Hanya sajakolofon naskah ini tidak memberikan informasi terkait al-แธคikam ditulis oleh Syekh Ibn Athaillah, seorangulama mazhab Maliki yang hidup di Mesir pada abad ke-13 lahir di Iskandariyah pada 648 H atau 1259 M dan wafat diMadrasah al-Mansuriyah, Mesir pada 13 Jumadil Akhir 709 Hatau 1309 M. Ia dimakamkan di zawiatnya yang terletak dikaki bukit al-Muqaแนญแนญam, Mesir. Makamnya ramai dikunjungiorang dengan pelbagai kepentingan hingga kini. Teks inidibacakan oleh Syekh Ibn Athaillah kepada salah seorangmuridnya, Taqiyyuddin al-Subki yang merupakan salahseorang pemuka madzhab Syafii. Swedan, 1997 8.Pandangan-pandangan sufisme dalam al-แธคikam ini jugadimasukkan oleh al-Subki di akhir karya usul fiqihnya yangsangat terkenal, Jamul Jawami. Dari al-Subki ini, teks al-แธคikam muncul kemudian dengan pelbagai al-แธคikam tidak dapat dilepaskan dari tarekatSyadziliyah yang didirikan oleh Abu Al-Hasan Al-Syadzilipada abad ke-12 M. Syekh Ibn Athaillah tumbuh dalam tradisiSyadziliyah. Ia berguru selama 12 tahun kepada Syekh Abu al-Abbas al-Mursi, penerus kepemimpinan tarekat Syadziliyahsepeninggal Abu Al-Hasan Al-Syadzili. Syekh Ibn Athaillahkemudian menjadi pemimpin tarekat Syadziliyah sepeninggalAl-Mursi. Pengaruh pandangan sufisme tarekat Syadziliyahmasuk ke dalam teks al-แธคikam. Pengaruh Syadziliyah ini jugamasuk ke dalam karya Syekh Ibn Athaillah lainnya, yaitu al-Tanwฤซr, Miftฤhu al-Falฤti, Tฤju al-Arลซsi, Unwฤnu al-Tawfฤซqi,al-Qawlu al-Mujarradu, dan sejumlah karya al-แธคikam berisi hampir 300 larik. Semua larikmenjelaskan pandangan-pandangan sufisme. Teks ini terbagi 117Jumantara Vol. 9 Tahun 2018naskah ini memuat peperangan antara kesatria denganraksaksa meliputi iringan tari, gerakan tari Karna Tandhing,pola lantai, dan percakapan serta diungkapkan nilai-nilaikepahlawanan dari lakon tari Karna Tandhing. Wening Pawestri dalam artikelnya yang berjudulKritik Naskah Kodikologi atas Naskah Sejarah Ragaselamengkaji komponen fisik naskah atau kodeks yang terdiridari inventarisasi naskah, deskripsi naskah, kekerabatanantarnaskah, dan penentuan naskah edisi. SelanjutnyaSyaiful Rohman membahas nasihat-nasihat atau piwulangdalam Serat Darmasaloka. Kemudian Noor Ilmi Amalia,mengungkapkan gambaran peran ibu dalam pola asuh danpendidikan anak yang terdapat dalam naskah Wawacan BinEtam. Kemudian, Tedi Permadi membandingkan tiga surattegel tanah tahun 1903, 1906 dan 1911 yang berasal daridaerah Priangan, Jawa Barat. Terakhir, Ahmad RijalNasrullah dan Ade Kosasih membahas subtansi danmetodologi filologi sebagaimana tercakup dalam keilmuanfilologi. Dalam artikel ini, beliau juga dibahas penerapanmetode dan teori filologi pada Naskah Kumpulan Mantrayang didapatkan dari penelitian lapangan di penerbitan Jumantara edisi ini bisa memberiinformasi dan manfaat kepada pembaca, khususnyainformasi yang berkaitan dengan kajian naskah mengharapkan para pembaca untuk mengirimartikel-artikel yang berisi kajian yang bersumber darinaskah kuno Nusantara. Kami menerima kritik dan saranpenyempurna demi keberlangsungan penerbitan Jumantarayang lebih baik. Selamat membaca dan terima RedaksiviiJumantara Vol. 9 Tahun 2018๎€ฌ๎€Š๎€†๎€๎€ƒ๎€‰๎€Ž๎€„๎€๎€…๎€ฉ๎€‘๎€ก๎€ฎ๎€„๎€‰๎€Š๎€‡๎€ฐ๎€…๎€ฑ๎€—๎€„๎€ƒ๎€„๎€…๎€๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€…๎€—๎€Š๎€†๎€…๎€๎€‚๎€Ž๎€‹๎€‚๎€‡๎€Š๎€๎€Š๎€†๎€Š๎€Œ๎€Š๎€ƒ๎€…๎€Œ๎€„๎€ˆ๎€Š๎€…๎€•๎€Š๎€ˆ๎€„๎€Š๎€†๎€˜๎€…๎€’๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€•๎€Š๎€ˆ๎€„๎€Š๎€†๎€…๎€๎€‚๎€Ž๎€Œ๎€Š๎€‡๎€Š๎€œ๎€…๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€…๎€„๎€†๎€„๎€…๎€•๎€‚๎€Ž๎€„๎€ƒ๎€„๎€…๎€‘๎€Š๎€Ž๎€„๎€‰๎€ก๎€‘๎€Š๎€Ž๎€„๎€‰๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ๎€…๎€‡๎€‚๎€‡๎€๎€Š๎€Œ๎€…๎€๎€Š๎€†๎€—๎€Š๎€†๎€ˆ๎€Š๎€†๎€…๎€ƒ๎€๎€›๎€„๎€ƒ๎€‡๎€‚๎€˜๎€…๎€’๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€•๎€Š๎€ˆ๎€„๎€Š๎€†๎€…๎€‰๎€‚๎€—๎€๎€Š๎€œ๎€…๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€…๎€„๎€†๎€„๎€‡๎€‚๎€‡๎€๎€Š๎€Œ๎€…๎€ƒ๎€‚๎€•๎€Š๎€ˆ๎€„๎€Š๎€†๎€…๎€†๎€Š๎€ƒ๎€„๎€๎€Š๎€Œ๎€…๎€๎€†๎€Œ๎€๎€‰๎€…๎€๎€Š๎€Ž๎€Š๎€…๎€ƒ๎€Š๎€๎€Š๎€•๎€Š๎€Œ๎€…๎€Š๎€Œ๎€Š๎€๎€…๎€‡๎€๎€Ž๎€„๎€—๎€…๎€ฅ๎€™๎€‚๎€‰๎€๎€–๎€•๎€† ๎€… ๎€ฉ๎†๎Š๎€„๎€‘๎€‘๎€Š๎€๎€˜ ๎€… ๎€ฒ๎€Š๎€ˆ๎€„๎€Š๎€† ๎€… ๎€‰๎€‚๎€Œ๎€„๎€ˆ๎€Š ๎€… ๎€•๎€‚๎€Ž๎€„๎€ƒ๎€„ ๎€… ๎€ƒ๎€‚๎€—๎€„๎€‰๎€„๎€Œ๎€†๎€™๎€Š ๎€… ๎€ซ๎€ซ ๎€… ๎€‘๎€Š๎€Ž๎€„๎€‰ ๎€… ๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ๎€•๎€‚๎€Ž๎€„๎€ƒ๎€„๎€…๎€‡๎€๎€†๎€Š๎€‹๎€Š๎€Œ๎€…๎€๎€‚๎€†๎€๎€‘๎€„๎€ƒ๎€…๎€‰๎€‚๎€๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€ฉ๎€‘๎€‘๎€Š๎€๎€˜๎€ฒ๎€‚๎€Ž๎€•๎€Š๎€ˆ๎€Š๎€„๎€…๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€… ๎€„๎€†๎€„๎€… ๎€‡๎€‚๎€†๎€๎€†๎€‹๎€๎€‰๎€‰๎€Š๎€†๎€…๎€พ๎€Š๎€Ž๎€„๎€Š๎€†๎€… ๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ ๎€…al-แธคikam๎€˜๎€ณ๎€‚๎€†๎€ˆ๎€Š๎€† ๎€… ๎€๎€‚๎€†๎€‚๎€‘๎€„๎€Œ๎€„๎€Š๎€† ๎€… ๎€„๎€†๎€„๎€œ ๎€… ๎€‰๎€„๎€Œ๎€Š ๎€… ๎€Š๎€‰๎€Š๎€† ๎€… ๎€‡๎€‚๎€‘๎€„๎€๎€Š๎€Œ ๎€… ๎€พ๎€Š๎€Ž๎€„๎€Š๎€† ๎€… ๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ ๎€… ๎€—๎€Š๎€Ž๎€„๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€…๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ๎€…๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€—๎€„๎€…๎€–๎€†๎€—๎€๎€†๎€‚๎€ƒ๎€„๎€Š๎€˜๎€…๎€ผ๎€Š๎€†๎€—๎€Š๎€ƒ๎€Š๎€†๎€…๎€Œ๎€‚๎€๎€Ž๎€„๎€…๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ๎€…๎€•๎€‚๎€Ž๎€‰๎€Š๎€„๎€Œ๎€Š๎€†๎€—๎€‚๎€†๎€ˆ๎€Š๎€† ๎€… ๎€‰๎€Š๎€‹๎€„๎€Š๎€† ๎€… ๎€›๎€„๎€‘๎€๎€‘๎€๎€ˆ๎€„ ๎€… ๎€‡๎€๎€—๎€‚๎€Ž๎€† ๎€… ๎€Š๎€Œ๎€Š๎€ƒ ๎€… ๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ ๎€… ๎€ ๎€‚๎€Œ๎€Š๎€‰ ๎€…๎€—๎€„๎€ ๎€Š๎€†๎€Œ๎€๎€‡๎€‰๎€Š๎€†๎€๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€•๎€Š๎€•๎€…๎€–๎€–๎€˜๎€ณ๎€„๎€…๎€–๎€†๎€—๎€๎€†๎€‚๎€ƒ๎€„๎€Š๎€œ๎€…๎€’๎€‚๎€Ž๎€๎€๎€ƒ๎€Œ๎€Š๎€‰๎€Š๎€Š๎€†๎€…๎€“๎€Š๎€ƒ๎€„๎€๎€†๎€Š๎€‘๎€…๎€”๎€–๎€…๎€ƒ๎€‚๎€•๎€Š๎€ˆ๎€Š๎€„๎€…๎€‘๎€‚๎€‡๎€•๎€Š๎€ˆ๎€Š๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ ๎€… ๎€‡๎€‚๎€†๎€—๎€Š๎€๎€Š๎€Œ๎€…๎€‡๎€Š๎€†๎€—๎€Š๎€Œ๎€… ๎€๎€‚๎€†๎€™๎€„๎€‡๎€๎€Š๎€†๎€Š๎€† ๎€… ๎€‰๎€๎€‘๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€„๎€… ๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€ก๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€“๎€๎€ƒ๎€Š๎€†๎€Œ๎€Š๎€Ž๎€Š๎€…๎€‹๎€๎€ˆ๎€Š๎€…๎€‡๎€‚๎€†๎€™๎€„๎€‡๎€๎€Š๎€†๎€…๎€—๎€„๎€…๎€—๎€Š๎€‘๎€Š๎€‡๎€†๎€™๎€Š๎€…๎€‡๎€Š๎€†๎€๎€ƒ๎€‰๎€Ž๎€„๎€๎€…al-Hikam๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ๎€…๎€—๎€„๎€ƒ๎€Š๎€‘๎€„๎€†๎€…๎€—๎€‚๎€†๎€ˆ๎€Š๎€†๎€…๎€Œ๎€‚๎€Œ๎€Š๎€๎€…๎€‡๎€‚๎€‡๎€๎€‚๎€Ž๎€Œ๎€Š๎€๎€Š๎€†๎€‰๎€Š๎€†๎€…๎€•๎€Š๎€๎€Š๎€ƒ๎€Š๎€…๎€—๎€Š๎€†๎€…๎€Š๎€‰๎€ƒ๎€Š๎€Ž๎€Š๎€ฉ๎€Ž๎€Š๎€•๎€…๎€ƒ๎€‚๎€•๎€Š๎€ˆ๎€Š๎€„๎€…๎€•๎€Š๎€๎€Š๎€ƒ๎€Š๎€…๎€Š๎€ƒ๎€‘๎€„๎€…๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€…al-Hikam๎€˜๎€…๎€’๎€‚๎€Ž๎€๎€๎€ƒ๎€Œ๎€Š๎€‰๎€Š๎€Š๎€†๎€…๎€“๎€Š๎€ƒ๎€„๎€๎€†๎€Š๎€‘๎€”๎€– ๎€… ๎€‡๎€‚๎€‡๎€Š๎€ƒ๎€๎€‰๎€‰๎€Š๎€† ๎€… ๎€‡๎€Š๎€†๎€๎€ƒ๎€‰๎€Ž๎€„๎€ ๎€…al-แธคikam๎€… ๎€„๎€†๎€„ ๎€… ๎€—๎€Š๎€‘๎€Š๎€‡ ๎€… ๎€‰๎€๎€‡๎€๎€๎€‘๎€Š๎€†๎€‰๎€๎€‘๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€„๎€…๎€•๎€‚๎€Ž๎€•๎€Š๎€๎€Š๎€ƒ๎€Š๎€…๎€ฉ๎€Ž๎€Š๎€•๎€˜๎€…๎€ผ๎€‚๎€‡๎€•๎€Š๎€ˆ๎€Š๎€…๎€†๎€‚๎€ˆ๎€Š๎€Ž๎€Š๎€…๎€„๎€†๎€„๎€…๎€‡๎€‚๎€†๎€™๎€„๎€‡๎€๎€Š๎€†๎€…๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒal-แธคikam๎€…๎€๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€Œ๎€๎€‹๎€๎€๎€…๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€œ๎€…๎€™๎€Š๎€„๎€Œ๎€๎€…๎€†๎€๎€‡๎€๎€Ž๎€…๎€‰๎€๎€—๎€‚๎€…๎€ฉ๎€…๎€ช๎€ท๎€ถ๎€œ๎€…๎€†๎€๎€‡๎€๎€Ž๎€‰๎€๎€—๎€‚ ๎€… ๎€ฉ ๎€… ๎€ป๎€ถ๎€บ ๎€… ๎€—๎€‚๎€†๎€ˆ๎€Š๎€† ๎€… ๎€‹๎€๎€—๎€๎€‘ ๎€…al-แธคikam al-Aแนญฤโ€™iyyah,๎€… ๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€—๎€‚๎€†๎€ˆ๎€Š๎€†๎€…๎€‰๎€๎€—๎€‚๎€…๎€ฉ๎€…๎€ธ๎€ธ๎€ป๎€…๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ๎€…๎€•๎€‚๎€Ž๎€‹๎€๎€—๎€๎€‘ ๎€…al-แธคikam al-Aแนญฤโ€™iyyah waGairuha, ๎€†๎€๎€‡๎€๎€Ž๎€…๎€‰๎€๎€—๎€‚๎€…๎Œ๎€…๎€บ๎€ท๎€œ๎€…๎€†๎€๎€‡๎€๎€Ž๎€…๎€‰๎€๎€—๎€‚๎€…๎Œ๎€…๎€บ๎€ต๎€œ๎€…๎€†๎€๎€‡๎€๎€Ž๎€…๎€‰๎€๎€—๎€‚๎€…๎Œ๎€ซ๎€ถ๎€œ๎€…๎€—๎€Š๎€†๎€…๎€†๎€๎€‡๎€๎€Ž๎€…๎€‰๎€๎€—๎€‚๎€…๎Œ๎€…๎€ซ๎€ช๎€˜๎€ฒ๎€‚๎€Ž๎€„๎€‰๎€๎€Œ ๎€… ๎€„๎€†๎€„ ๎€… ๎€Š๎€—๎€Š๎€‘๎€Š๎€ ๎€… ๎€‘๎€„๎€‡๎€Š ๎€… ๎€ ๎€๎€†๎€Œ๎€๎€ ๎€… ๎€๎€‚๎€Ž๎€•๎€‚๎€—๎€Š๎€Š๎€† ๎€… ๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ ๎€… ๎€—๎€Š๎€‘๎€Š๎€‡๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€…๎€—๎€Š๎€†๎€…๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€…๎€ ๎€‚๎€Œ๎€Š๎€‰๎€…๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ๎€…๎€•๎€‚๎€Ž๎€‚๎€—๎€Š๎€Ž๎€… ๎€—๎€„๎€…๎€–๎€†๎€—๎€๎€†๎€‚๎€ƒ๎€„๎€Š๎€˜๎€…๎€’๎€‚๎€Ž๎€๎€Š๎€Œ๎€„๎€‰๎€Š๎€†๎€‘๎€Š๎€Ž๎€„๎€‰๎€…๎€ช๎€ป๎€ต๎€…๎€—๎€Š๎€†๎€…๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€…๎€ ๎€‚๎€Œ๎€Š๎€‰๎€…๎€•๎€‚๎€Ž๎€„๎€‰๎€๎€Œ๎€…๎€„๎€†๎€„๎€˜๎๎Ž๎๎๎‘๎’๎๎”๎‘๎•๎๎–๎˜๎™๎‘๎š๎›๎‘๎œ๎๎ž๎›๎‘๎Ÿ๎ ๎ก๎‘๎ข๎’๎๎ฃ๎”๎ก๎‘๎ค๎๎ฅ๎ง๎‘๎Ž๎๎ง๎‘๎จ๎ฉ๎๎ช๎Ž๎ซ๎‘๎ฌ๎ญ๎Ž๎๎ฎ๎ฏ๎”๎Ÿ๎‘๎๎Ž๎๎๎‘๎’๎”๎‘๎•๎–๎˜๎™๎‘๎š๎›๎‘๎œ๎๎ž๎›๎‘๎Ÿ๎ ๎ก๎ค๎ฃ๎”๎ก๎‘๎’๎ฅ๎ง๎‘๎Ž๎ง๎‘๎จ๎ฉ๎ช๎Ž๎ซ๎‘๎ฌ๎š๎ฐ๎ฒ๎”๎ŸIลผฤ aradta an yaftaแธฅa laka bฤba al-rajฤโ€™i, fa isyhad mฤ minhu ilayka. Iลผฤ aradta an yaftaแธฅa laka bฤba al-แธฅuzni, fa isyhad mฤ minka ilayhi๎€˜๎€…๎ˆ๎€‘๎€Š๎€Ž๎€„๎€‰๎€…๎€ช๎€ป๎€ต๎‰๎€˜๎๎Ž๎๎๎‘๎’๎๎”๎‘๎•๎๎–๎˜๎™๎‘๎š๎›๎‘๎œ๎๎ž๎›๎‘๎Ÿ๎ ๎ก๎‘๎ข๎’๎๎ฃ๎”๎ก๎‘๎ค๎๎ฅ๎ง๎‘๎Ž๎๎ง๎‘๎จ๎ฉ๎๎๎ช๎Ž๎ซ๎‘๎ฌ๎ญ๎Ž๎๎ฎ๎ฏ๎”๎Ÿ๎‘๎๎Ž๎๎๎‘๎’๎”๎‘๎•๎–๎˜๎™๎‘๎š๎›๎‘๎œ๎๎ž๎›๎‘๎Ÿ๎ ๎ก๎ค๎ฃ๎”๎ก๎‘๎’๎ฅ๎ง๎‘๎Ž๎ง๎‘๎จ๎ฉ๎ช๎Ž๎ซ๎‘๎ฌ๎ด๎ต๎ท๎”๎ŸIลผฤ aradta an yaftaแธฅa laka bฤba al-rajฤโ€™i, fa isyhad mฤ minhu ilayka. Iลผฤ aradta an yaftaแธฅa laka bฤba al-khawfi, fa isyhad mฤ minka ilayhi๎€˜๎€…๎ˆ๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€…๎€ ๎€‚๎€Œ๎€Š๎€‰๎‰๎€˜Jumantara Vol. 9 Tahun 2018Alhafiz KurniawanTaimuriyah dan di al-Maktabah al-Dar. Menurut Syekh AbdulHalim, edisi teks Syarah al-แธคikam karya Syekh Ahmad Zarruqdibuat setelah penelitian filologi atas tiga naskah teks anotasi al-แธคikam karya Al-Iqsharaโ€™i dibuatdengan dasar naskah tunggal. Edisi teks karya Al-Iqsharaโ€™idibuat atas dasar manuskrip yang disalin oleh Ali bin Ibrahimal-Syafiโ€™i pada Ahad di awal bulan Shafar 1202 H. Hanya sajakolofon naskah ini tidak memberikan informasi terkait al-แธคikam ditulis oleh Syekh Ibn Athaillah, seorangulama mazhab Maliki yang hidup di Mesir pada abad ke-13 lahir di Iskandariyah pada 648 H atau 1259 M dan wafat diMadrasah al-Mansuriyah, Mesir pada 13 Jumadil Akhir 709 Hatau 1309 M. Ia dimakamkan di zawiatnya yang terletak dikaki bukit al-Muqaแนญแนญam, Mesir. Makamnya ramai dikunjungiorang dengan pelbagai kepentingan hingga kini. Teks inidibacakan oleh Syekh Ibn Athaillah kepada salah seorangmuridnya, Taqiyyuddin al-Subki yang merupakan salahseorang pemuka madzhab Syafii. Swedan, 1997 8.Pandangan-pandangan sufisme dalam al-แธคikam ini jugadimasukkan oleh al-Subki di akhir karya usul fiqihnya yangsangat terkenal, Jamul Jawami. Dari al-Subki ini, teks al-แธคikam muncul kemudian dengan pelbagai al-แธคikam tidak dapat dilepaskan dari tarekatSyadziliyah yang didirikan oleh Abu Al-Hasan Al-Syadzilipada abad ke-12 M. Syekh Ibn Athaillah tumbuh dalam tradisiSyadziliyah. Ia berguru selama 12 tahun kepada Syekh Abu al-Abbas al-Mursi, penerus kepemimpinan tarekat Syadziliyahsepeninggal Abu Al-Hasan Al-Syadzili. Syekh Ibn Athaillahkemudian menjadi pemimpin tarekat Syadziliyah sepeninggalAl-Mursi. Pengaruh pandangan sufisme tarekat Syadziliyahmasuk ke dalam teks al-แธคikam. Pengaruh Syadziliyah ini jugamasuk ke dalam karya Syekh Ibn Athaillah lainnya, yaitu al-Tanwฤซr, Miftฤhu al-Falฤti, Tฤju al-Arลซsi, Unwฤnu al-Tawfฤซqi,al-Qawlu al-Mujarradu, dan sejumlah karya al-แธคikam berisi hampir 300 larik. Semua larikmenjelaskan pandangan-pandangan sufisme. Teks ini terbagi112 118 Jumantara Vol. 9 Tahun 2018hubungan antara naskah mantra pertanian dengan naskahilmu falak/perbintangan yang digunakan untuk menghitungserta menentukan kapan dan padi jenis apa yang harusditanam, dengan cara pengolahan yang bagaimana, mantraapa yang harus dibacakan, dan kapan padi itu harusdipanen, dengan cara bagaimana padi itu dipelihara agarhasilnya memuaskan. Artikel selanjutnya ditulis oleh YudiIrawan. Ia mengungkapkan catatan-catatan sejarah dalamBabad Sepehi. Babad Sepehi berisi peristiwa di masapemerintah kolonial Inggris berkuasa di Jawa, menceritakan keterlibatan pasukan Sepoyโ€”orang Jawaatau teks-teks Jawa sering kali menuliskan kata Sepoydengan Sepehi, Sepei, Spehi, Sepahi, atau Sipahiโ€”dalampenyerbuan Keraton Yogya, 18 Juni-20 Juni 1812. OrangJawa mengenang peristiwa penyerbuan ini sebagai peristiwaโ€œGeger Sepehiโ€.Alhafiz Kurniawan membahas naskah Al ini termasuk karya tasawuf dengan tiga bagian, yaituaforisme, sejumlah surat yang berisi nasihat untuk sahabatatau muridnya, dan munajat kepada Tuhan. Fokus kajian initerbagi menjadi dua. Pertama kajian filologis yaitumenyajikan edisi teks al-แธคikam al-Aแนญฤiyyah yang telahdibersihkan dari kesalahan dan diterjemahkan sehinggakandungan dan keunikan teks salinan al-แธคikam dapatdiketahui oleh masyarakat luas. Kedua secara etnografis,yaitu pelisanan teks al-แธคikam yang digunakan sebagaipenyebaran nilai-nilai sufisme di masyarakat miskinperkotaan yang sangat kompleks, khususnya masyarakatindustri pelabuhan di Cilincing, Jakarta Utara. Tia RizkiSetiawati membahas Kisah dan Firโ€™aun dan Nabi Musapada naskah Maslaku al-Irfฤn Fฤซ Sฤซrati Sayyidinฤ MลซsฤWa Firโ€™aun yang merupakan salah satu produk PesantrenGentur, Kemudian Surya Hema Malini dan DandungAdityo Argo Prasetyo membahas adanya kesalahan-kesalahan serta kandungan isi tentang deskripsi tari KarnaTandhing dalam naskah Pratรจlan Bรชksa Wirรจng KarnaTandhing Kaliyan Janak. Setelah melalui cara kerja filologiviJumantara Vol. 9 Tahun 2018๎€ฌ๎€Š๎€†๎€๎€ƒ๎€‰๎€Ž๎€„๎€๎€…๎€ฉ๎€‘๎€ก๎€ฎ๎€„๎€‰๎€Š๎€‡๎€ฐ๎€…๎€ฑ๎€—๎€„๎€ƒ๎€„๎€…๎€๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€…๎€—๎€Š๎€†๎€…๎€๎€‚๎€Ž๎€‹๎€‚๎€‡๎€Š๎€๎€Š๎€†laysa๎€˜๎€…๎€ฅ๎€‚๎€‡๎€‚๎€†๎€Œ๎€Š๎€Ž๎€Š๎€…๎€Š๎€ ๎€๎€Š๎€†๎€…๎€‰๎€Š๎€Œ๎€Š๎€…qurratu gayrihฤซ๎€…๎€—๎€„๎€Œ๎€๎€‘๎€„๎€ƒ๎€…๎€‘๎€‚๎€•๎€„๎€๎€…๎€‹๎€‚๎€‘๎€Š๎€ƒ๎€—๎€‚๎€†๎€ˆ๎€Š๎€† ๎€… ๎€๎€‚๎€†๎€Š๎€†๎€—๎€Š ๎€… ๎‚ž๎€Š๎€‡๎€„๎€Ž ๎€… ๎๎€๎ƒ ๎€… ๎€๎€Š๎€—๎€Š ๎€… ๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€ ๎€… ๎€ฉ ๎€… ๎€ธ๎€ธ๎€ป๎€˜ ๎€… ๎€’๎€Š๎€—๎€Š ๎€… ๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€ ๎€‚๎€Œ๎€Š๎€‰๎€œ๎€…๎€Š๎€ ๎€๎€Š๎€†๎€…๎€‰๎€Š๎€Œ๎€Š ๎€…qurratu๎€…aynin๎€… ๎€—๎€„๎€Œ๎€๎€‘๎€„๎€ƒ๎€…๎€Œ๎€Š๎€†๎€๎€Š๎€…๎€๎€‚๎€†๎€Š๎€†๎€—๎€Š๎€…๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ๎€‹๎€‚๎€‘๎€Š๎€ƒ๎€˜๎€ฅ๎€‚๎€‘๎€Š๎€„๎€†๎€…๎€ƒ๎€๎€Š๎€‘๎€…๎€๎€„๎€‘๎€„๎€๎€Š๎€†๎€…๎€—๎€„๎€‰๎€ƒ๎€„๎€…๎€—๎€Š๎€†๎€…๎€๎€‚๎€Ž๎€•๎€‚๎€—๎€Š๎€Š๎€†๎€… ๎€ƒ๎€๎€ƒ๎€๎€ƒ๎€Š๎€†๎€…๎€‰๎€Š๎€‘๎€„๎€‡๎€Š๎€Œ๎€œ๎€พ๎€Š๎€Ž๎€„๎€Š๎€† ๎€… ๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€ ๎€… ๎€„๎€†๎€„ ๎€… ๎€‹๎€๎€ˆ๎€Š ๎€… ๎€‡๎€๎€†๎€ ๎€๎€‘ ๎€… ๎€—๎€Š๎€‘๎€Š๎€‡ ๎€… ๎€•๎€‚๎€†๎€Œ๎€๎€‰ ๎€… ๎€๎€‚๎€†๎€Š๎€†๎€—๎€Š ๎€… ๎€›๎€Š๎‡๎€„๎€‘๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ ๎€… ๎€‡๎€‚๎€†๎€‹๎€Š๎€—๎€„ ๎€… ๎€‰๎€๎€Š๎€•๎€Š๎€Ž ๎€… ๎€›๎€„๎‡๎€‘๎€„๎€™๎€™๎€Š๎€๎€˜ ๎€… ๎€ค๎€†๎€Œ๎€๎€‰ ๎€… ๎€‘๎€‚๎€•๎€„๎€ ๎€… ๎€‹๎€‚๎€‘๎€Š๎€ƒ๎€œ ๎€… ๎€‰๎€„๎€Œ๎€Š๎€ƒ๎€Š๎€†๎€—๎€„๎€†๎€ˆ๎€‰๎€Š๎€†๎€…๎€‰๎€‚๎€—๎€๎€Š๎€…๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€…๎€•๎€‚๎€Ž๎€„๎€‰๎€๎€Œ๎€…๎€„๎€†๎€„๎€˜๎น๎‚‰๎Ž๎‚Ÿ๎ป๎‚‚๎‘๎ž๎จ๎‚š๎”๎Ÿ๎‚€๎‘๎ญ๎Ž๎‚ ๎‚š๎”๎Ÿ๎‘๎š๎ก๎‘๎ฌ๎น๎ฉ๎”๎กIlฤhฤซ, inna al-qaแธฤโ€™a wa al-qadara galabฤnฤซ. ๎ˆ๎€‡๎€๎€†๎€Š๎€‹๎€Š๎€Œ๎€…๎€บ๎€น๎‰๎€˜๎น๎ฅ๎‚Ÿ๎ป๎‚‚๎‘๎ž๎จ๎‚š๎”๎Ÿ๎‚€๎‘๎ญ๎Ž๎‚ ๎‚š๎”๎Ÿ๎‘๎š๎ก๎‘๎ฌ๎น๎ฉ๎”๎กIlฤhฤซ, inna al-qaแธฤโ€™a wa al-qadara galabanฤซ, ๎ˆ๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€…๎€ ๎€‚๎€Œ๎€Š๎€‰๎‰๎€˜๎€’๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€‡๎€๎€†๎€Š๎€‹๎€Š๎€Œ๎€…๎€†๎€๎€‡๎€๎€Ž๎€…๎€บ๎€น๎€…๎€Œ๎€‚๎€Ž๎€Œ๎€๎€‘๎€„๎€ƒ๎€…๎€‰๎€Š๎€Œ๎€Š๎€…galabฤnฤซ๎€…๎€๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€ฉ ๎€… ๎€ธ๎€ธ๎€ป๎€˜ ๎€… ๎€’๎€Š๎€—๎€Š ๎€… ๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€ ๎€… ๎€ฉ ๎€… ๎€ช๎€ท๎€ถ ๎€… ๎€—๎€Š๎€† ๎€… ๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ ๎€… ๎€ ๎€‚๎€Œ๎€Š๎€‰ ๎€… ๎€Œ๎€‚๎€Ž๎€Œ๎€๎€‘๎€„๎€ƒ ๎€… ๎€‰๎€Š๎€Œ๎€Šgalabanฤซ๎€˜๎€…๎€’๎€‚๎€†๎€‚๎€‘๎€„๎€Œ๎€„๎€…๎€‘๎€‚๎€•๎€„๎€๎€…๎€ ๎€‚๎€†๎€—๎€‚๎€Ž๎€๎€†๎€ˆ๎€…๎€๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€๎€„๎€‘๎€„๎€๎€Š๎€†๎€…๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€…๎€ฉ๎€…๎€ธ๎€ธ๎€ป๎€—๎€„๎€•๎€Š๎€†๎€—๎€„๎€†๎€ˆ๎€‰๎€Š๎€† ๎€… ๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€ ๎€… ๎€ฉ ๎€… ๎€ช๎€ท๎€ถ ๎€… ๎€—๎€Š๎€† ๎€… ๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ ๎€… ๎€ ๎€‚๎€Œ๎€Š๎€‰๎€˜ ๎€… ๎€ฉ๎€‘๎€„๎€› ๎€… ๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ๎€‡๎€‚๎€†๎€๎€†๎€‹๎€๎€‰๎€‰๎€Š๎€†๎€…๎€๎€‚๎€‘๎€Š๎€‰๎€๎€…๎€—๎€๎€Š๎€‘๎€„๎€ƒ๎€…๎€Š๎€Œ๎€Š๎€๎€…๎€‡๎€๎€Œ๎€ƒ๎€Š๎€†๎€†๎€Š๎€…๎€‘๎€‚๎€•๎€„๎€๎€…๎€Œ๎€‚๎€๎€Š๎€Œ๎€…๎€๎€Š๎€—๎€„๎€Ž๎€‡๎€‚๎€†๎€ˆ๎€„๎€†๎€ˆ๎€Š๎€Œ ๎€… ๎€„๎€ƒ๎€‡ ๎€…inna๎€… ๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ ๎€… ๎€‹๎€๎€ˆ๎€Š ๎€… ๎€—๎€๎€Š๎€‘๎€„๎€ƒ ๎€… ๎€ƒ๎€‚๎€๎€„๎€†๎€ˆ๎€ˆ๎€Š ๎€… ๎€‰๎€‚๎€—๎€๎€Š๎€†๎€™๎€Š๎€‡๎€๎€†๎€Š๎€ƒ๎€Š๎€•๎€Š๎€๎€˜ ๎€… ๎€–๎€†๎€„ ๎€… ๎€‡๎€‚๎€Ž๎€๎€๎€Š๎€‰๎€Š๎€† ๎€… ๎€‰๎€‚๎€ƒ๎€Š๎€‘๎€Š๎€๎€Š๎€† ๎€… ๎€ˆ๎€Ž๎€Š๎€‡๎€Š๎€Œ๎€„๎€‰๎€Š๎€‘ ๎€… ๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ๎€‡๎€๎€†๎€ˆ๎€‰๎€„๎€†๎€…๎€Œ๎€„๎€—๎€Š๎€‰๎€…๎€›๎€Š๎€Œ๎€Š๎€‘๎€œ๎€…๎€Œ๎€‚๎€Œ๎€Š๎€๎€„๎€…๎€ƒ๎€Š๎€†๎€ˆ๎€Š๎€Œ๎€…๎€‡๎€‚๎€†๎€ˆ๎€ˆ๎€Š๎€†๎€ˆ๎€ˆ๎€๎€˜ ๎‚Š๎€Š๎€Ž๎€„๎€Š๎€†๎€‘๎€Š๎€„๎€†๎€…๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ๎€…๎€—๎€„๎€Š๎€†๎€ˆ๎€‰๎€Š๎€Œ ๎€…๎€๎€Š๎€—๎€Š ๎€…๎€๎€‚๎€†๎€—๎€Š๎€๎€๎€‘๎€๎€Š๎€† ๎€…๎€„๎€†๎€„๎€…๎€Š๎€—๎€Š๎€‘๎€Š๎€ ๎€…๎€๎€‚๎€†๎€๎€‘๎€„๎€ƒ๎€Š๎€† ๎€…lฤqasam๎€…๎€Š๎€Œ๎€Š๎€ ๎€…lฤ๎€… ๎€ƒ๎€๎€‡๎€๎€Š๎€๎€…๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ๎€…๎€—๎€„๎€Œ๎€๎€‘๎€„๎€ƒ๎€…๎€๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€…๎€ฉ๎€…๎€ช๎€ท๎€ถ๎€˜๎€…๎€Ÿ๎€Š๎€Œ๎€Š๎€„๎€†๎€„๎€…๎€Œ๎€„๎€—๎€Š๎€‰๎€…๎€Œ๎€‚๎€Ž๎€Œ๎€๎€‘๎€„๎€ƒ๎€…๎€๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€…๎€ฉ๎€…๎€ป๎€ถ๎€บ๎€…๎€—๎€Š๎€†๎€…๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€…๎€ ๎€‚๎€Œ๎€Š๎€‰๎€˜๎‚–๎‘๎‚ข๎ก๎‘๎ฏ๎‚…๎ช๎›๎‘๎‚ข๎‘๎ฌ๎‚–๎‚€๎‘๎ฌ๎‚ข๎‘๎ฌ๎บ๎”๎Ž๎‚š๎ซFa qฤlat, โ€œLฤ, wa Allฤhi, lฤ asykuru illฤ Allฤha.โ€ ๎ˆ๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€…๎€ฉ๎€…๎€ช๎€ท๎€ถ๎‰๎€˜๎‚–๎‘๎‚ข๎ก๎‘๎ฏ๎‚…๎ช๎›๎‘๎‚ข๎‘๎ฌ๎‚–๎‚€๎‘๎ฌ๎บ๎”๎Ž๎‚š๎ซFa qฤlat, โ€œWa Allฤhi, lฤ asykuru illฤ Allฤha.โ€ ๎ˆ๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€…๎€ฉ๎€…๎€ป๎€ถ๎€บ๎€…๎€—๎€Š๎€†๎€…๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€…๎€ ๎€‚๎€Œ๎€Š๎€‰๎‰๎€˜๎€’๎€‚๎€†๎€๎€‘๎€„๎€ƒ๎€Š๎€† ๎€…lฤ qasam๎€… ๎€Š๎€Œ๎€Š๎€ ๎€…lฤ๎€… ๎€ƒ๎€๎€‡๎€๎€Š๎€๎€…๎€„๎€†๎€„๎€… ๎€‡๎€‚๎€†๎€‹๎€Š๎€—๎€„๎€… ๎€๎€‚๎€†๎€Œ๎€„๎€†๎€ˆ๎€ƒ๎€‚๎€•๎€Š๎€ˆ๎€Š๎€„ ๎€… ๎€๎€‚๎€†๎€ˆ๎€๎€Š๎€Œ ๎€… ๎€ƒ๎€๎€‡๎€๎€Š๎€ ๎€… ๎€Š๎€Œ๎€Š๎€ ๎€…qasam๎€… ๎€—๎€‚๎€†๎€ˆ๎€Š๎€† ๎€…wawu๎€˜ ๎€…๎‚Š๎€Š๎€Ž๎€„๎€Š๎€†115Jumantara Vol. 9 Tahun 2018๎€ฉ๎€‘๎€๎€Š๎€›๎€„๎€ฆ๎€…๎€Ÿ๎€๎€Ž๎€†๎€„๎€Š๎€š๎€Š๎€†๎€’๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€‘๎€Š๎€Ž๎€„๎€‰๎€…๎€ช๎€ป๎€ต๎€…๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€…๎€ฉ๎€…๎€ป๎€ถ๎€บ๎€…๎€—๎€Š๎€†๎€…๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€…๎€ฉ๎€…๎€ช๎€ท๎€ถ๎€…๎€Œ๎€‚๎€Ž๎€Œ๎€๎€‘๎€„๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€Œ๎€Š ๎€…al-แธฅuzn๎€˜ ๎€… ๎€’๎€Š๎€—๎€Š ๎€… ๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ ๎€… ๎€ ๎€‚๎€Œ๎€Š๎€‰ ๎€…๎€Œ๎€‚๎€Ž๎€Œ๎€๎€‘๎€„๎€ƒ ๎€… ๎€‰๎€Š๎€Œ๎€Š ๎€…al-khawf๎€˜ ๎€… ๎€ณ๎€Š๎€‘๎€Š๎€‡๎€‰๎€๎€Š๎€ฆ๎€Š๎€†๎€Š๎€๎€…๎€Œ๎€Š๎€ƒ๎€Š๎€š๎€๎€› ๎€…๎€‘๎€Š๎€ฆ๎€„๎€‡๎€†๎€™๎€Š ๎€…๎€—๎€„๎€‰๎€‚๎€†๎€Š๎€‘ ๎€…๎€‰๎€๎€†๎€—๎€„๎€ƒ๎€„ ๎€…al-khawf๎€… ๎€—๎€Š๎€† ๎€…al-rajฤโ€™๎€˜๎€…๎€๎€‚๎€Œ๎€Š๎€๎€„๎€…๎€พ๎€Š๎€Ž๎€„๎€Š๎€†๎€…๎€‘๎€Š๎€Ž๎€„๎€‰๎€…๎€ช๎€ป๎€ต๎€…๎€๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€…๎€ฉ๎€…๎€ป๎€ถ๎€บ๎€…๎€—๎€Š๎€†๎€…๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€…๎€ฉ๎€ช๎€ท๎€ถ๎€…๎€—๎€Š๎€๎€Š๎€Œ๎€…๎€‡๎€‚๎€†๎€Š๎€‡๎€•๎€Š๎€๎€…๎€Š๎€Œ๎€Š๎€๎€…๎€ƒ๎€‚๎€Œ๎€„๎€—๎€Š๎€‰๎€†๎€™๎€Š๎€…๎€‡๎€‚๎€‡๎€•๎€‚๎€Ž๎€„๎€‰๎€Š๎€†๎€…๎€„๎€—๎€„๎€๎€‡๎€…๎€•๎€Š๎€Ž๎€๎€Œ๎€Š๎€ƒ๎€Š๎€š๎€๎€›๎€…๎€—๎€„๎€…๎€‘๎€๎€Š๎€Ž ๎€…al-khawf๎€… ๎€—๎€Š๎€† ๎€…al-rajฤโ€™๎€œ๎€…๎€™๎€Š๎€„๎€Œ๎€ ๎€…al-แธฅuzn๎€… ๎€—๎€Š๎€† ๎€…al-rajฤโ€™๎€˜๎€ข๎€๎€†๎€Œ๎€๎€๎€…๎€‘๎€Š๎€„๎€†๎€…๎€พ๎€Š๎€Ž๎€„๎€Š๎€†๎€…๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€…al-แธคikam ๎€—๎€Š๎€๎€Š๎€Œ๎€…๎€—๎€„๎€‘๎€„๎€๎€Š๎€Œ๎€…๎€๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€‘๎€Š๎€Ž๎€„๎€‰๎€…๎€‡๎€๎€†๎€Š๎€‹๎€Š๎€Œ๎€…๎€†๎€๎€‡๎€๎€Ž๎€…๎€น๎€˜๎น๎”๎‘๎บ๎ป๎ผ๎ต๎พ๎‘๎จ๎ฟ๎‚€๎‘๎‚๎ฏ๎ฃ๎‚‚๎‘๎‚ƒ๎”๎ก๎‘๎น๎ฅ๎ป๎‚…๎พ๎‘๎‚†๎ฃ๎ผ๎‘๎ฌ๎น๎ฉ๎”๎กIlฤhฤซ, kayfa takilunฤซ ilฤ gayrika wa qad tawakkalta lฤซ? ๎ˆ๎€‘๎€Š๎€Ž๎€„๎€‰๎€…๎€‡๎€๎€†๎€Š๎€‹๎€Š๎€Œ๎€…๎€น๎‰๎€˜๎น๎”๎‘๎บ๎ป๎ผ๎ต๎พ๎‘๎จ๎ฟ๎‚€๎‘๎น๎‚‡๎˜๎‚‰๎‘๎‚ƒ๎”๎ก๎‘๎น๎ฅ๎ป๎‚…๎พ๎‘๎‚†๎ฃ๎ผ๎‘๎ฌ๎น๎ฉ๎”๎กIlฤhฤซ, kayfa takilunฤซ ilฤ nafsฤซ wa qad tawakkalta lฤซ? ๎ˆ๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€…๎€ ๎€‚๎€Œ๎€Š๎€‰๎‰๎€˜๎€’๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€‘๎€Š๎€Ž๎€„๎€‰๎€…๎€‡๎€๎€†๎€Š๎€‹๎€Š๎€Œ๎€…๎€†๎€๎€‡๎€๎€Ž๎€…๎€น๎€…๎€๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€…๎€ฉ๎€…๎€ธ๎€ธ๎€ป๎€…๎€Œ๎€‚๎€Ž๎€Œ๎€๎€‘๎€„๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€Œ๎€Š ๎€…gayrika๎€˜ ๎€… ๎€’๎€Š๎€—๎€Š ๎€… ๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ ๎€… ๎€ ๎€‚๎€Œ๎€Š๎€‰๎€…๎€Œ๎€‚๎€Ž๎€Œ๎€๎€‘๎€„๎€ƒ ๎€… ๎€‰๎€Š๎€Œ๎€Š ๎€…nafsฤซ๎€˜๎€…๎€ฃ๎€Š๎€†๎€ˆ๎€‰๎€Š๎€๎€Š๎€†๎€‰๎€Š๎€Œ๎€Š ๎€…nafsฤซ๎€… ๎€๎€Š๎€—๎€Š ๎€… ๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ ๎€… ๎€ ๎€‚๎€Œ๎€Š๎€‰ ๎€… ๎€‘๎€‚๎€•๎€„๎€ ๎€… ๎€‰๎€‚๎€ ๎€„๎€‘ ๎€… ๎€—๎€„๎€•๎€Š๎€†๎€—๎€„๎€†๎€ˆ๎€‰๎€Š๎€† ๎€… ๎€‰๎€Š๎€Œ๎€Šgayrika๎€…๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ๎€…๎€Œ๎€‚๎€Ž๎€Œ๎€๎€‘๎€„๎€ƒ๎€…๎€๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€…๎€ฉ๎€…๎€ธ๎€ธ๎€ป๎€˜๎‚Š๎€Š๎€Ž๎€„๎€Š๎€†๎€…๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€…๎€•๎€‚๎€Ž๎€„๎€‰๎€๎€Œ๎€…๎€„๎€†๎€„๎€…๎€Œ๎€‚๎€Ž๎€‘๎€‚๎€Œ๎€Š๎€‰๎€…๎€๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€๎€‚๎€Ž๎€•๎€‚๎€—๎€Š๎€Š๎€†๎€…๎€ƒ๎€๎€ƒ๎€๎€†๎€Š๎€†๎€„๎€ƒ๎€‡๎€…๎€—๎€Š๎€†๎€…๎€‰๎€๎€Š๎€•๎€Š๎€Ž๎€…laysa๎€˜๎‚‹๎ฏ๎ฃ๎‚‚๎‘๎‚๎ฏ๎ฟ๎‘๎‚Ž๎ฃ๎”๎‚€๎‘๎ฌ๎‚‹๎ฏ๎ฃ๎‚‚๎‘๎‚๎ซ๎ฏ๎‚‘๎‚’๎ผ๎‘๎ค๎–๎ซ๎ฏ๎‚‘๎ง๎‘๎‚Ž๎ฃ๎”๎‘๎ค๎ฃ๎ป๎‚“๎‘๎ค๎ง๎‚”๎‚•๎‚€๎‘๎‚–๎‘๎œ๎Ÿ๎ต๎ป๎‚˜๎‘๎‚™๎ต๎‚•๎ฏ๎”๎Ž๎ซ๎ค๎พ๎ฏ๎‚š๎ผFa al-rasลซlu แนฃalawฤtu Allฤhi wa salฤmuhลซ alayhi laysa marifatuhลซ ka marifati gayrihฤซ, wa laysa qurratu gayrihฤซ ka qurratihฤซ๎€˜๎€…๎ˆ๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€…๎€ฉ๎€…๎€ธ๎€ธ๎€ป๎‰๎€˜๎ค๎พ๎ฏ๎‚š๎ผ๎‘๎‚›๎ฃ๎‚“๎‘๎‚๎ฏ๎ฟ๎‘๎‚Ž๎ฃ๎ป๎ซ๎‘๎ค๎–๎ซ๎ฏ๎‚‘๎‚’๎ผ๎‘๎‚‹๎ฏ๎ฃ๎‚‚๎‘๎‚๎ซ๎ฏ๎‚‘๎ง๎‘๎‚Ž๎ฃ๎”๎‘๎‚œ๎ป๎‚•๎‚€๎‘๎ค๎ฃ๎ป๎‚“๎‘๎‚–๎‘๎‚ƒ๎ป๎‚˜๎‘๎‚™๎ต๎‚•๎ฏ๎”๎Ž๎ซFa al-rasลซlu แนฃalawฤt Allฤhi alayhi wa salฤmuhลซ laysamarifatu gayrihฤซ ka marifatihฤซ, fa laysa qurratuaynin ka qurratihฤซ๎€˜๎€…๎ˆ๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€…๎€ ๎€‚๎€Œ๎€Š๎€‰๎‰๎€˜๎€’๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€…๎€ฉ๎€…๎€ธ๎€ธ๎€ป๎€œ๎€…๎€‡๎€Š๎€‰๎€Ž๎€„๎€›๎€Š๎€Œ๎€…๎€Ž๎€Š๎€ƒ๎€๎€‘๎€…๎€‡๎€‚๎€†๎€‹๎€Š๎€—๎€„๎€…๎€„๎€ƒ๎€‡๎€…laysa๎€˜๎€ฅ๎€‚๎€—๎€Š๎€†๎€ˆ๎€‰๎€Š๎€†๎€…๎€๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€…๎€ ๎€‚๎€Œ๎€Š๎€‰๎€œ๎€…๎€‡๎€Š๎€‰๎€Ž๎€„๎€›๎€Š๎€Œ๎€…๎€ƒ๎€‚๎€‘๎€Š๎€„๎€†๎€…๎€Ž๎€Š๎€ƒ๎€๎€‘๎€…๎€‡๎€‚๎€†๎€‹๎€Š๎€—๎€„๎€…๎€„๎€ƒ๎€‡ 119Jumantara Vol. 9 Tahun 2018naskah ini memuat peperangan antara kesatria denganraksaksa meliputi iringan tari, gerakan tari Karna Tandhing,pola lantai, dan percakapan serta diungkapkan nilai-nilaikepahlawanan dari lakon tari Karna Tandhing. Wening Pawestri dalam artikelnya yang berjudulKritik Naskah Kodikologi atas Naskah Sejarah Ragaselamengkaji komponen fisik naskah atau kodeks yang terdiridari inventarisasi naskah, deskripsi naskah, kekerabatanantarnaskah, dan penentuan naskah edisi. SelanjutnyaSyaiful Rohman membahas nasihat-nasihat atau piwulangdalam Serat Darmasaloka. Kemudian Noor Ilmi Amalia,mengungkapkan gambaran peran ibu dalam pola asuh danpendidikan anak yang terdapat dalam naskah Wawacan BinEtam. Kemudian, Tedi Permadi membandingkan tiga surattegel tanah tahun 1903, 1906 dan 1911 yang berasal daridaerah Priangan, Jawa Barat. Terakhir, Ahmad RijalNasrullah dan Ade Kosasih membahas subtansi danmetodologi filologi sebagaimana tercakup dalam keilmuanfilologi. Dalam artikel ini, beliau juga dibahas penerapanmetode dan teori filologi pada Naskah Kumpulan Mantrayang didapatkan dari penelitian lapangan di penerbitan Jumantara edisi ini bisa memberiinformasi dan manfaat kepada pembaca, khususnyainformasi yang berkaitan dengan kajian naskah mengharapkan para pembaca untuk mengirimartikel-artikel yang berisi kajian yang bersumber darinaskah kuno Nusantara. Kami menerima kritik dan saranpenyempurna demi keberlangsungan penerbitan Jumantarayang lebih baik. Selamat membaca dan terima RedaksiviiJumantara Vol. 9 Tahun 2018๎€ฌ๎€Š๎€†๎€๎€ƒ๎€‰๎€Ž๎€„๎€๎€…๎€ฉ๎€‘๎€ก๎€ฎ๎€„๎€‰๎€Š๎€‡๎€ฐ๎€…๎€ฑ๎€—๎€„๎€ƒ๎€„๎€…๎€๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€…๎€—๎€Š๎€†๎€…๎€๎€‚๎€Ž๎€‹๎€‚๎€‡๎€Š๎€๎€Š๎€†laysa๎€˜๎€…๎€ฅ๎€‚๎€‡๎€‚๎€†๎€Œ๎€Š๎€Ž๎€Š๎€…๎€Š๎€ ๎€๎€Š๎€†๎€…๎€‰๎€Š๎€Œ๎€Š๎€…qurratu gayrihฤซ๎€…๎€—๎€„๎€Œ๎€๎€‘๎€„๎€ƒ๎€…๎€‘๎€‚๎€•๎€„๎€๎€…๎€‹๎€‚๎€‘๎€Š๎€ƒ๎€—๎€‚๎€†๎€ˆ๎€Š๎€† ๎€… ๎€๎€‚๎€†๎€Š๎€†๎€—๎€Š ๎€… ๎‚ž๎€Š๎€‡๎€„๎€Ž ๎€… ๎๎€๎ƒ ๎€… ๎€๎€Š๎€—๎€Š ๎€… ๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€ ๎€… ๎€ฉ ๎€… ๎€ธ๎€ธ๎€ป๎€˜ ๎€… ๎€’๎€Š๎€—๎€Š ๎€… ๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€ ๎€‚๎€Œ๎€Š๎€‰๎€œ๎€…๎€Š๎€ ๎€๎€Š๎€†๎€…๎€‰๎€Š๎€Œ๎€Š ๎€…qurratu๎€…aynin๎€… ๎€—๎€„๎€Œ๎€๎€‘๎€„๎€ƒ๎€…๎€Œ๎€Š๎€†๎€๎€Š๎€…๎€๎€‚๎€†๎€Š๎€†๎€—๎€Š๎€…๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ๎€‹๎€‚๎€‘๎€Š๎€ƒ๎€˜๎€ฅ๎€‚๎€‘๎€Š๎€„๎€†๎€…๎€ƒ๎€๎€Š๎€‘๎€…๎€๎€„๎€‘๎€„๎€๎€Š๎€†๎€…๎€—๎€„๎€‰๎€ƒ๎€„๎€…๎€—๎€Š๎€†๎€…๎€๎€‚๎€Ž๎€•๎€‚๎€—๎€Š๎€Š๎€†๎€… ๎€ƒ๎€๎€ƒ๎€๎€ƒ๎€Š๎€†๎€…๎€‰๎€Š๎€‘๎€„๎€‡๎€Š๎€Œ๎€œ๎€พ๎€Š๎€Ž๎€„๎€Š๎€† ๎€… ๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€ ๎€… ๎€„๎€†๎€„ ๎€… ๎€‹๎€๎€ˆ๎€Š ๎€… ๎€‡๎€๎€†๎€ ๎€๎€‘ ๎€… ๎€—๎€Š๎€‘๎€Š๎€‡ ๎€… ๎€•๎€‚๎€†๎€Œ๎€๎€‰ ๎€… ๎€๎€‚๎€†๎€Š๎€†๎€—๎€Š ๎€… ๎€›๎€Š๎‡๎€„๎€‘๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ ๎€… ๎€‡๎€‚๎€†๎€‹๎€Š๎€—๎€„ ๎€… ๎€‰๎€๎€Š๎€•๎€Š๎€Ž ๎€… ๎€›๎€„๎‡๎€‘๎€„๎€™๎€™๎€Š๎€๎€˜ ๎€… ๎€ค๎€†๎€Œ๎€๎€‰ ๎€… ๎€‘๎€‚๎€•๎€„๎€ ๎€… ๎€‹๎€‚๎€‘๎€Š๎€ƒ๎€œ ๎€… ๎€‰๎€„๎€Œ๎€Š๎€ƒ๎€Š๎€†๎€—๎€„๎€†๎€ˆ๎€‰๎€Š๎€†๎€…๎€‰๎€‚๎€—๎€๎€Š๎€…๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€…๎€•๎€‚๎€Ž๎€„๎€‰๎€๎€Œ๎€…๎€„๎€†๎€„๎€˜๎น๎‚‰๎Ž๎‚Ÿ๎ป๎‚‚๎‘๎ž๎จ๎‚š๎”๎Ÿ๎‚€๎‘๎ญ๎Ž๎‚ ๎‚š๎”๎Ÿ๎‘๎š๎ก๎‘๎ฌ๎น๎ฉ๎”๎กIlฤhฤซ, inna al-qaแธฤโ€™a wa al-qadara galabฤnฤซ. ๎ˆ๎€‡๎€๎€†๎€Š๎€‹๎€Š๎€Œ๎€…๎€บ๎€น๎‰๎€˜๎น๎ฅ๎‚Ÿ๎ป๎‚‚๎‘๎ž๎จ๎‚š๎”๎Ÿ๎‚€๎‘๎ญ๎Ž๎‚ ๎‚š๎”๎Ÿ๎‘๎š๎ก๎‘๎ฌ๎น๎ฉ๎”๎กIlฤhฤซ, inna al-qaแธฤโ€™a wa al-qadara galabanฤซ, ๎ˆ๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€…๎€ ๎€‚๎€Œ๎€Š๎€‰๎‰๎€˜๎€’๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€‡๎€๎€†๎€Š๎€‹๎€Š๎€Œ๎€…๎€†๎€๎€‡๎€๎€Ž๎€…๎€บ๎€น๎€…๎€Œ๎€‚๎€Ž๎€Œ๎€๎€‘๎€„๎€ƒ๎€…๎€‰๎€Š๎€Œ๎€Š๎€…galabฤnฤซ๎€…๎€๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€ฉ ๎€… ๎€ธ๎€ธ๎€ป๎€˜ ๎€… ๎€’๎€Š๎€—๎€Š ๎€… ๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€ ๎€… ๎€ฉ ๎€… ๎€ช๎€ท๎€ถ ๎€… ๎€—๎€Š๎€† ๎€… ๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ ๎€… ๎€ ๎€‚๎€Œ๎€Š๎€‰ ๎€… ๎€Œ๎€‚๎€Ž๎€Œ๎€๎€‘๎€„๎€ƒ ๎€… ๎€‰๎€Š๎€Œ๎€Šgalabanฤซ๎€˜๎€…๎€’๎€‚๎€†๎€‚๎€‘๎€„๎€Œ๎€„๎€…๎€‘๎€‚๎€•๎€„๎€๎€…๎€ ๎€‚๎€†๎€—๎€‚๎€Ž๎€๎€†๎€ˆ๎€…๎€๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€๎€„๎€‘๎€„๎€๎€Š๎€†๎€…๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€…๎€ฉ๎€…๎€ธ๎€ธ๎€ป๎€—๎€„๎€•๎€Š๎€†๎€—๎€„๎€†๎€ˆ๎€‰๎€Š๎€† ๎€… ๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€ ๎€… ๎€ฉ ๎€… ๎€ช๎€ท๎€ถ ๎€… ๎€—๎€Š๎€† ๎€… ๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ ๎€… ๎€ ๎€‚๎€Œ๎€Š๎€‰๎€˜ ๎€… ๎€ฉ๎€‘๎€„๎€› ๎€… ๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ๎€‡๎€‚๎€†๎€๎€†๎€‹๎€๎€‰๎€‰๎€Š๎€†๎€…๎€๎€‚๎€‘๎€Š๎€‰๎€๎€…๎€—๎€๎€Š๎€‘๎€„๎€ƒ๎€…๎€Š๎€Œ๎€Š๎€๎€…๎€‡๎€๎€Œ๎€ƒ๎€Š๎€†๎€†๎€Š๎€…๎€‘๎€‚๎€•๎€„๎€๎€…๎€Œ๎€‚๎€๎€Š๎€Œ๎€…๎€๎€Š๎€—๎€„๎€Ž๎€‡๎€‚๎€†๎€ˆ๎€„๎€†๎€ˆ๎€Š๎€Œ ๎€… ๎€„๎€ƒ๎€‡ ๎€…inna๎€… ๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ ๎€… ๎€‹๎€๎€ˆ๎€Š ๎€… ๎€—๎€๎€Š๎€‘๎€„๎€ƒ ๎€… ๎€ƒ๎€‚๎€๎€„๎€†๎€ˆ๎€ˆ๎€Š ๎€… ๎€‰๎€‚๎€—๎€๎€Š๎€†๎€™๎€Š๎€‡๎€๎€†๎€Š๎€ƒ๎€Š๎€•๎€Š๎€๎€˜ ๎€… ๎€–๎€†๎€„ ๎€… ๎€‡๎€‚๎€Ž๎€๎€๎€Š๎€‰๎€Š๎€† ๎€… ๎€‰๎€‚๎€ƒ๎€Š๎€‘๎€Š๎€๎€Š๎€† ๎€… ๎€ˆ๎€Ž๎€Š๎€‡๎€Š๎€Œ๎€„๎€‰๎€Š๎€‘ ๎€… ๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ๎€‡๎€๎€†๎€ˆ๎€‰๎€„๎€†๎€…๎€Œ๎€„๎€—๎€Š๎€‰๎€…๎€›๎€Š๎€Œ๎€Š๎€‘๎€œ๎€…๎€Œ๎€‚๎€Œ๎€Š๎€๎€„๎€…๎€ƒ๎€Š๎€†๎€ˆ๎€Š๎€Œ๎€…๎€‡๎€‚๎€†๎€ˆ๎€ˆ๎€Š๎€†๎€ˆ๎€ˆ๎€๎€˜ ๎‚Š๎€Š๎€Ž๎€„๎€Š๎€†๎€‘๎€Š๎€„๎€†๎€…๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ๎€…๎€—๎€„๎€Š๎€†๎€ˆ๎€‰๎€Š๎€Œ ๎€…๎€๎€Š๎€—๎€Š ๎€…๎€๎€‚๎€†๎€—๎€Š๎€๎€๎€‘๎€๎€Š๎€† ๎€…๎€„๎€†๎€„๎€…๎€Š๎€—๎€Š๎€‘๎€Š๎€ ๎€…๎€๎€‚๎€†๎€๎€‘๎€„๎€ƒ๎€Š๎€† ๎€…lฤqasam๎€…๎€Š๎€Œ๎€Š๎€ ๎€…lฤ๎€… ๎€ƒ๎€๎€‡๎€๎€Š๎€๎€…๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ๎€…๎€—๎€„๎€Œ๎€๎€‘๎€„๎€ƒ๎€…๎€๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€…๎€ฉ๎€…๎€ช๎€ท๎€ถ๎€˜๎€…๎€Ÿ๎€Š๎€Œ๎€Š๎€„๎€†๎€„๎€…๎€Œ๎€„๎€—๎€Š๎€‰๎€…๎€Œ๎€‚๎€Ž๎€Œ๎€๎€‘๎€„๎€ƒ๎€…๎€๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€…๎€ฉ๎€…๎€ป๎€ถ๎€บ๎€…๎€—๎€Š๎€†๎€…๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€…๎€ ๎€‚๎€Œ๎€Š๎€‰๎€˜๎‚–๎‘๎‚ข๎ก๎‘๎ฏ๎‚…๎ช๎›๎‘๎‚ข๎‘๎ฌ๎‚–๎‚€๎‘๎ฌ๎‚ข๎‘๎ฌ๎บ๎”๎Ž๎‚š๎ซFa qฤlat, โ€œLฤ, wa Allฤhi, lฤ asykuru illฤ Allฤha.โ€ ๎ˆ๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€…๎€ฉ๎€…๎€ช๎€ท๎€ถ๎‰๎€˜๎‚–๎‘๎‚ข๎ก๎‘๎ฏ๎‚…๎ช๎›๎‘๎‚ข๎‘๎ฌ๎‚–๎‚€๎‘๎ฌ๎บ๎”๎Ž๎‚š๎ซFa qฤlat, โ€œWa Allฤhi, lฤ asykuru illฤ Allฤha.โ€ ๎ˆ๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€…๎€ฉ๎€…๎€ป๎€ถ๎€บ๎€…๎€—๎€Š๎€†๎€…๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€…๎€ ๎€‚๎€Œ๎€Š๎€‰๎‰๎€˜๎€’๎€‚๎€†๎€๎€‘๎€„๎€ƒ๎€Š๎€† ๎€…lฤ qasam๎€… ๎€Š๎€Œ๎€Š๎€ ๎€…lฤ๎€… ๎€ƒ๎€๎€‡๎€๎€Š๎€๎€…๎€„๎€†๎€„๎€… ๎€‡๎€‚๎€†๎€‹๎€Š๎€—๎€„๎€… ๎€๎€‚๎€†๎€Œ๎€„๎€†๎€ˆ๎€ƒ๎€‚๎€•๎€Š๎€ˆ๎€Š๎€„ ๎€… ๎€๎€‚๎€†๎€ˆ๎€๎€Š๎€Œ ๎€… ๎€ƒ๎€๎€‡๎€๎€Š๎€ ๎€… ๎€Š๎€Œ๎€Š๎€ ๎€…qasam๎€… ๎€—๎€‚๎€†๎€ˆ๎€Š๎€† ๎€…wawu๎€˜ ๎€…๎‚Š๎€Š๎€Ž๎€„๎€Š๎€†Jumantara Vol. 9 Tahun 2018๎€ฉ๎€‘๎€๎€Š๎€›๎€„๎€ฆ๎€…๎€Ÿ๎€๎€Ž๎€†๎€„๎€Š๎€š๎€Š๎€†๎€’๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€‘๎€Š๎€Ž๎€„๎€‰๎€…๎€ช๎€ป๎€ต๎€…๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€…๎€ฉ๎€…๎€ป๎€ถ๎€บ๎€…๎€—๎€Š๎€†๎€…๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€…๎€ฉ๎€…๎€ช๎€ท๎€ถ๎€…๎€Œ๎€‚๎€Ž๎€Œ๎€๎€‘๎€„๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€Œ๎€Š ๎€…al-แธฅuzn๎€˜ ๎€… ๎€’๎€Š๎€—๎€Š ๎€… ๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ ๎€… ๎€ ๎€‚๎€Œ๎€Š๎€‰ ๎€…๎€Œ๎€‚๎€Ž๎€Œ๎€๎€‘๎€„๎€ƒ ๎€… ๎€‰๎€Š๎€Œ๎€Š ๎€…al-khawf๎€˜ ๎€… ๎€ณ๎€Š๎€‘๎€Š๎€‡๎€‰๎€๎€Š๎€ฆ๎€Š๎€†๎€Š๎€๎€…๎€Œ๎€Š๎€ƒ๎€Š๎€š๎€๎€› ๎€…๎€‘๎€Š๎€ฆ๎€„๎€‡๎€†๎€™๎€Š ๎€…๎€—๎€„๎€‰๎€‚๎€†๎€Š๎€‘ ๎€…๎€‰๎€๎€†๎€—๎€„๎€ƒ๎€„ ๎€…al-khawf๎€… ๎€—๎€Š๎€† ๎€…al-rajฤโ€™๎€˜๎€…๎€๎€‚๎€Œ๎€Š๎€๎€„๎€…๎€พ๎€Š๎€Ž๎€„๎€Š๎€†๎€…๎€‘๎€Š๎€Ž๎€„๎€‰๎€…๎€ช๎€ป๎€ต๎€…๎€๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€…๎€ฉ๎€…๎€ป๎€ถ๎€บ๎€…๎€—๎€Š๎€†๎€…๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€…๎€ฉ๎€ช๎€ท๎€ถ๎€…๎€—๎€Š๎€๎€Š๎€Œ๎€…๎€‡๎€‚๎€†๎€Š๎€‡๎€•๎€Š๎€๎€…๎€Š๎€Œ๎€Š๎€๎€…๎€ƒ๎€‚๎€Œ๎€„๎€—๎€Š๎€‰๎€†๎€™๎€Š๎€…๎€‡๎€‚๎€‡๎€•๎€‚๎€Ž๎€„๎€‰๎€Š๎€†๎€…๎€„๎€—๎€„๎€๎€‡๎€…๎€•๎€Š๎€Ž๎€๎€Œ๎€Š๎€ƒ๎€Š๎€š๎€๎€›๎€…๎€—๎€„๎€…๎€‘๎€๎€Š๎€Ž ๎€…al-khawf๎€… ๎€—๎€Š๎€† ๎€…al-rajฤโ€™๎€œ๎€…๎€™๎€Š๎€„๎€Œ๎€ ๎€…al-แธฅuzn๎€… ๎€—๎€Š๎€† ๎€…al-rajฤโ€™๎€˜๎€ข๎€๎€†๎€Œ๎€๎€๎€…๎€‘๎€Š๎€„๎€†๎€…๎€พ๎€Š๎€Ž๎€„๎€Š๎€†๎€…๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€…al-แธคikam ๎€—๎€Š๎€๎€Š๎€Œ๎€…๎€—๎€„๎€‘๎€„๎€๎€Š๎€Œ๎€…๎€๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€‘๎€Š๎€Ž๎€„๎€‰๎€…๎€‡๎€๎€†๎€Š๎€‹๎€Š๎€Œ๎€…๎€†๎€๎€‡๎€๎€Ž๎€…๎€น๎€˜๎น๎”๎‘๎บ๎ป๎ผ๎ต๎พ๎‘๎จ๎ฟ๎‚€๎‘๎‚๎ฏ๎ฃ๎‚‚๎‘๎‚ƒ๎”๎ก๎‘๎น๎ฅ๎ป๎‚…๎พ๎‘๎‚†๎ฃ๎ผ๎‘๎ฌ๎น๎ฉ๎”๎กIlฤhฤซ, kayfa takilunฤซ ilฤ gayrika wa qad tawakkalta lฤซ? ๎ˆ๎€‘๎€Š๎€Ž๎€„๎€‰๎€…๎€‡๎€๎€†๎€Š๎€‹๎€Š๎€Œ๎€…๎€น๎‰๎€˜๎น๎”๎‘๎บ๎ป๎ผ๎ต๎พ๎‘๎จ๎ฟ๎‚€๎‘๎น๎‚‡๎˜๎‚‰๎‘๎‚ƒ๎”๎ก๎‘๎น๎ฅ๎ป๎‚…๎พ๎‘๎‚†๎ฃ๎ผ๎‘๎ฌ๎น๎ฉ๎”๎กIlฤhฤซ, kayfa takilunฤซ ilฤ nafsฤซ wa qad tawakkalta lฤซ? ๎ˆ๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€…๎€ ๎€‚๎€Œ๎€Š๎€‰๎‰๎€˜๎€’๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€‘๎€Š๎€Ž๎€„๎€‰๎€…๎€‡๎€๎€†๎€Š๎€‹๎€Š๎€Œ๎€…๎€†๎€๎€‡๎€๎€Ž๎€…๎€น๎€…๎€๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€…๎€ฉ๎€…๎€ธ๎€ธ๎€ป๎€…๎€Œ๎€‚๎€Ž๎€Œ๎€๎€‘๎€„๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€Œ๎€Š ๎€…gayrika๎€˜ ๎€… ๎€’๎€Š๎€—๎€Š ๎€… ๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ ๎€… ๎€ ๎€‚๎€Œ๎€Š๎€‰๎€…๎€Œ๎€‚๎€Ž๎€Œ๎€๎€‘๎€„๎€ƒ ๎€… ๎€‰๎€Š๎€Œ๎€Š ๎€…nafsฤซ๎€˜๎€…๎€ฃ๎€Š๎€†๎€ˆ๎€‰๎€Š๎€๎€Š๎€†๎€‰๎€Š๎€Œ๎€Š ๎€…nafsฤซ๎€… ๎€๎€Š๎€—๎€Š ๎€… ๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ ๎€… ๎€ ๎€‚๎€Œ๎€Š๎€‰ ๎€… ๎€‘๎€‚๎€•๎€„๎€ ๎€… ๎€‰๎€‚๎€ ๎€„๎€‘ ๎€… ๎€—๎€„๎€•๎€Š๎€†๎€—๎€„๎€†๎€ˆ๎€‰๎€Š๎€† ๎€… ๎€‰๎€Š๎€Œ๎€Šgayrika๎€…๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ๎€…๎€Œ๎€‚๎€Ž๎€Œ๎€๎€‘๎€„๎€ƒ๎€…๎€๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€…๎€ฉ๎€…๎€ธ๎€ธ๎€ป๎€˜๎‚Š๎€Š๎€Ž๎€„๎€Š๎€†๎€…๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€…๎€•๎€‚๎€Ž๎€„๎€‰๎€๎€Œ๎€…๎€„๎€†๎€„๎€…๎€Œ๎€‚๎€Ž๎€‘๎€‚๎€Œ๎€Š๎€‰๎€…๎€๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€๎€‚๎€Ž๎€•๎€‚๎€—๎€Š๎€Š๎€†๎€…๎€ƒ๎€๎€ƒ๎€๎€†๎€Š๎€†๎€„๎€ƒ๎€‡๎€…๎€—๎€Š๎€†๎€…๎€‰๎€๎€Š๎€•๎€Š๎€Ž๎€…laysa๎€˜๎‚‹๎ฏ๎ฃ๎‚‚๎‘๎‚๎ฏ๎ฟ๎‘๎‚Ž๎ฃ๎”๎‚€๎‘๎ฌ๎‚‹๎ฏ๎ฃ๎‚‚๎‘๎‚๎ซ๎ฏ๎‚‘๎‚’๎ผ๎‘๎ค๎–๎ซ๎ฏ๎‚‘๎ง๎‘๎‚Ž๎ฃ๎”๎‘๎ค๎ฃ๎ป๎‚“๎‘๎ค๎ง๎‚”๎‚•๎‚€๎‘๎‚–๎‘๎œ๎Ÿ๎ต๎ป๎‚˜๎‘๎‚™๎ต๎‚•๎ฏ๎”๎Ž๎ซ๎ค๎พ๎ฏ๎‚š๎ผFa al-rasลซlu แนฃalawฤtu Allฤhi wa salฤmuhลซ alayhi laysa marifatuhลซ ka marifati gayrihฤซ, wa laysa qurratu gayrihฤซ ka qurratihฤซ๎€˜๎€…๎ˆ๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€…๎€ฉ๎€…๎€ธ๎€ธ๎€ป๎‰๎€˜๎ค๎พ๎ฏ๎‚š๎ผ๎‘๎‚›๎ฃ๎‚“๎‘๎‚๎ฏ๎ฟ๎‘๎‚Ž๎ฃ๎ป๎ซ๎‘๎ค๎–๎ซ๎ฏ๎‚‘๎‚’๎ผ๎‘๎‚‹๎ฏ๎ฃ๎‚‚๎‘๎‚๎ซ๎ฏ๎‚‘๎ง๎‘๎‚Ž๎ฃ๎”๎‘๎‚œ๎ป๎‚•๎‚€๎‘๎ค๎ฃ๎ป๎‚“๎‘๎‚–๎‘๎‚ƒ๎ป๎‚˜๎‘๎‚™๎ต๎‚•๎ฏ๎”๎Ž๎ซFa al-rasลซlu แนฃalawฤt Allฤhi alayhi wa salฤmuhลซ laysamarifatu gayrihฤซ ka marifatihฤซ, fa laysa qurratuaynin ka qurratihฤซ๎€˜๎€…๎ˆ๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€…๎€ ๎€‚๎€Œ๎€Š๎€‰๎‰๎€˜๎€’๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€…๎€ฉ๎€…๎€ธ๎€ธ๎€ป๎€œ๎€…๎€‡๎€Š๎€‰๎€Ž๎€„๎€›๎€Š๎€Œ๎€…๎€Ž๎€Š๎€ƒ๎€๎€‘๎€…๎€‡๎€‚๎€†๎€‹๎€Š๎€—๎€„๎€…๎€„๎€ƒ๎€‡๎€…laysa๎€˜๎€ฅ๎€‚๎€—๎€Š๎€†๎€ˆ๎€‰๎€Š๎€†๎€…๎€๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€…๎€ ๎€‚๎€Œ๎€Š๎€‰๎€œ๎€…๎€‡๎€Š๎€‰๎€Ž๎€„๎€›๎€Š๎€Œ๎€…๎€ƒ๎€‚๎€‘๎€Š๎€„๎€†๎€…๎€Ž๎€Š๎€ƒ๎€๎€‘๎€…๎€‡๎€‚๎€†๎€‹๎€Š๎€—๎€„๎€…๎€„๎€ƒ๎€‡114 120 Jumantara Vol. 9 Tahun 2018hubungan antara naskah mantra pertanian dengan naskahilmu falak/perbintangan yang digunakan untuk menghitungserta menentukan kapan dan padi jenis apa yang harusditanam, dengan cara pengolahan yang bagaimana, mantraapa yang harus dibacakan, dan kapan padi itu harusdipanen, dengan cara bagaimana padi itu dipelihara agarhasilnya memuaskan. Artikel selanjutnya ditulis oleh YudiIrawan. Ia mengungkapkan catatan-catatan sejarah dalamBabad Sepehi. Babad Sepehi berisi peristiwa di masapemerintah kolonial Inggris berkuasa di Jawa, menceritakan keterlibatan pasukan Sepoyโ€”orang Jawaatau teks-teks Jawa sering kali menuliskan kata Sepoydengan Sepehi, Sepei, Spehi, Sepahi, atau Sipahiโ€”dalampenyerbuan Keraton Yogya, 18 Juni-20 Juni 1812. OrangJawa mengenang peristiwa penyerbuan ini sebagai peristiwaโ€œGeger Sepehiโ€.Alhafiz Kurniawan membahas naskah Al ini termasuk karya tasawuf dengan tiga bagian, yaituaforisme, sejumlah surat yang berisi nasihat untuk sahabatatau muridnya, dan munajat kepada Tuhan. Fokus kajian initerbagi menjadi dua. Pertama kajian filologis yaitumenyajikan edisi teks al-แธคikam al-Aแนญฤiyyah yang telahdibersihkan dari kesalahan dan diterjemahkan sehinggakandungan dan keunikan teks salinan al-แธคikam dapatdiketahui oleh masyarakat luas. Kedua secara etnografis,yaitu pelisanan teks al-แธคikam yang digunakan sebagaipenyebaran nilai-nilai sufisme di masyarakat miskinperkotaan yang sangat kompleks, khususnya masyarakatindustri pelabuhan di Cilincing, Jakarta Utara. Tia RizkiSetiawati membahas Kisah dan Firโ€™aun dan Nabi Musapada naskah Maslaku al-Irfฤn Fฤซ Sฤซrati Sayyidinฤ MลซsฤWa Firโ€™aun yang merupakan salah satu produk PesantrenGentur, Kemudian Surya Hema Malini dan DandungAdityo Argo Prasetyo membahas adanya kesalahan-kesalahan serta kandungan isi tentang deskripsi tari KarnaTandhing dalam naskah Pratรจlan Bรชksa Wirรจng KarnaTandhing Kaliyan Janak. Setelah melalui cara kerja filologiviJumantara Vol. 9 Tahun 2018Manuskrip Al-แธคikam Edisi Teks dan TerjemahanKarya ini cukup dikenal di lingkungan pesantren. DiIndonesia teks ini diajarkan di pesantren-pesantren selain dimasjid-masjid. Kitab al-แธคikam diajarkan untuk jenjang santrikelas menengah. Dalam sistem klasikal, Kitab al-แธคikamdiajarkan kepada santri tingkat tsanawiyah dan aliyah.Bruinessen, 2012 184. Hal ini bisa dimaklumi karena untukmemahami larik-larik al-แธคikam diperlukan kemampuangramatikal yang baik dan kematangan berpikir yang memadaimengingat kandungan-kandungan dari ungkapan di dalamnyayang sering tidak lazim. Kitab ini dibaca hanya matannya sajaatau berikut kiai dan santri umumnya menggunakan sebuah kitabdengan dua syarah al-แธคikam berbahasa dan beraksara Arabpada bagian luar dan bagian dalam kitab. Bagian dalam kitabini memuat Gฤyatu al-Mawฤhibi al-Aliyyati karya Ibnu Abbaddengan anotasi cukup panjang. Bagian luar adalah syarah al-แธคikam karya Syekh Syarqawi al-Khalwati dengan anotasisingkat yang lebih menjelaskan makna yang dimaksud. Kitabini mudah didapat di toko-toko kitab atau toko buku agamaIslam. Teks kitab ini dicetak di kertas kuning dan tipis yangumumnya produksi dalam negeri, yaitu Surabaya, Bandung,Semarang. Harga kitab ini dengan sampul tipis sebesar pada tahun 2009 M di dua dasawarsa belakangan ini, para kiai dan santrimemiliki syarah al-แธคikam terutama cetakan Timur Tengahselain teks al-แธคikam dan syarahnya produksi dalam negeri ituseiring dengan akses lalu lalang dan arus pergi-datangIndonesia-Timur Tengah semakin cepat, pertukaran mahasiswakeduanya yang semakin lazim, dan akses teks al-แธคikam digitalyang dengan mudah diunggah. Dalam rentang waktu tersebut,mereka memiliki Syaraแธฅ al-แธคikam yang ditulis oleh ulamalain, yaitu Syekh Zarruq, Ibnu Ajibah, Ibrahim al-Iqsharaโ€™i,dan Syekh Said Ramadhan al-Buthi di samping Ibnu Abbaddan Syarqawi. Dengan demikian, mereka memiliki koleksisyarah al-แธคikam yang lebih banyak dari para kiai mereka danpara santri terdahulu. Mereka juga menghadapi pelbagai varianteks al-แธคikam yang tersebar di koleksi naskah Vol. 9 Tahun 2018Alhafiz Kurniawansemacam ini memperkaya teks al-แธคikam yang beredar dimasyarakat. Varian yang sudah disebutkan hanya sedikit sajadari apa yang tertulis di naskah A 180, naskah A 402, dannaskah A 554. Pada Bab III akan lebih banyak lagi ditemukanvarian-varian teks al-แธคikam berbahasa Arab pada koleksiPerpustakaan Nasional Republik Indonesia. Sementarapercetakan dan persebaran teks al-แธคikam di masyarakat tidakmenghalangi kerja edisi teks dan kerja filologis lainnya karenanaskah al-แธคikam koleksi Perpustakaan Nasional RepublikIndonesia menyimpan varian yang tidak terdapat pada tekscetak al-แธคikam. Sementara teks cetak sendiri bukan sesuatuyang sudah jadi, mantap, dan mapan. Teks cetak hanya salahsatu varian naskah yang diangkat untuk naik cetak setelahmelewati proses yang rumit dan banyak variabel seperti akandijelaskan lebih lanjut terkait kedudukan teks cetak dalamtimbangan kajian filologis pada Bab Indonesia sendiri, teks al-แธคikam diterima danditanggapi dengan baik. Persebaran teks ini mencakupSumatera, Jawa, dan Kalimantan. Hal ini ditandai denganpenerjemahan al-แธคikam ke dalam bahasa Melayu dan jugabahasa Jawa. Penerjemahan al-แธคikam dilakukan oleh KHSholeh Darat Semarang 1830 M-1903 M denganmenggunakan bahasa Jawa dan aksara pegon pada 1289H/1868 al-แธคikam adalah kumpulan wejangan-wejangantasawuf terkenal yang dikarang Ibn Athaillah al-Iskandari. Beberapa terjemahan dan syarahnya dapatditemukan di Indonesia. di antaranya, yang layakdisebut, adalah แธคikam Melayu anonim, Syaraแธฅแธคikam oleh M Ibrahim al-Nafizi al-Rindi dan kitabberbahasa Melayu Tฤj al-Arลซs karya Utsman al-Pontiani dan juga แธคikam berbahasa Jawa oleh SalehDarat dari Semarang serta beberapa versi modernnya,terutama kitab syarah setebal empat jilid yang disusunoleh ulama Aceh KH Muhibbudin Wali. Bruinessen,2012 188-189. 121Jumantara Vol. 9 Tahun 2018naskah ini memuat peperangan antara kesatria denganraksaksa meliputi iringan tari, gerakan tari Karna Tandhing,pola lantai, dan percakapan serta diungkapkan nilai-nilaikepahlawanan dari lakon tari Karna Tandhing. Wening Pawestri dalam artikelnya yang berjudulKritik Naskah Kodikologi atas Naskah Sejarah Ragaselamengkaji komponen fisik naskah atau kodeks yang terdiridari inventarisasi naskah, deskripsi naskah, kekerabatanantarnaskah, dan penentuan naskah edisi. SelanjutnyaSyaiful Rohman membahas nasihat-nasihat atau piwulangdalam Serat Darmasaloka. Kemudian Noor Ilmi Amalia,mengungkapkan gambaran peran ibu dalam pola asuh danpendidikan anak yang terdapat dalam naskah Wawacan BinEtam. Kemudian, Tedi Permadi membandingkan tiga surattegel tanah tahun 1903, 1906 dan 1911 yang berasal daridaerah Priangan, Jawa Barat. Terakhir, Ahmad RijalNasrullah dan Ade Kosasih membahas subtansi danmetodologi filologi sebagaimana tercakup dalam keilmuanfilologi. Dalam artikel ini, beliau juga dibahas penerapanmetode dan teori filologi pada Naskah Kumpulan Mantrayang didapatkan dari penelitian lapangan di penerbitan Jumantara edisi ini bisa memberiinformasi dan manfaat kepada pembaca, khususnyainformasi yang berkaitan dengan kajian naskah mengharapkan para pembaca untuk mengirimartikel-artikel yang berisi kajian yang bersumber darinaskah kuno Nusantara. Kami menerima kritik dan saranpenyempurna demi keberlangsungan penerbitan Jumantarayang lebih baik. Selamat membaca dan terima RedaksiviiJumantara Vol. 9 Tahun 2018Manuskrip Al-แธคikam Edisi Teks dan TerjemahanKarya ini cukup dikenal di lingkungan pesantren. DiIndonesia teks ini diajarkan di pesantren-pesantren selain dimasjid-masjid. Kitab al-แธคikam diajarkan untuk jenjang santrikelas menengah. Dalam sistem klasikal, Kitab al-แธคikamdiajarkan kepada santri tingkat tsanawiyah dan aliyah.Bruinessen, 2012 184. Hal ini bisa dimaklumi karena untukmemahami larik-larik al-แธคikam diperlukan kemampuangramatikal yang baik dan kematangan berpikir yang memadaimengingat kandungan-kandungan dari ungkapan di dalamnyayang sering tidak lazim. Kitab ini dibaca hanya matannya sajaatau berikut kiai dan santri umumnya menggunakan sebuah kitabdengan dua syarah al-แธคikam berbahasa dan beraksara Arabpada bagian luar dan bagian dalam kitab. Bagian dalam kitabini memuat Gฤyatu al-Mawฤhibi al-Aliyyati karya Ibnu Abbaddengan anotasi cukup panjang. Bagian luar adalah syarah al-แธคikam karya Syekh Syarqawi al-Khalwati dengan anotasisingkat yang lebih menjelaskan makna yang dimaksud. Kitabini mudah didapat di toko-toko kitab atau toko buku agamaIslam. Teks kitab ini dicetak di kertas kuning dan tipis yangumumnya produksi dalam negeri, yaitu Surabaya, Bandung,Semarang. Harga kitab ini dengan sampul tipis sebesar pada tahun 2009 M di dua dasawarsa belakangan ini, para kiai dan santrimemiliki syarah al-แธคikam terutama cetakan Timur Tengahselain teks al-แธคikam dan syarahnya produksi dalam negeri ituseiring dengan akses lalu lalang dan arus pergi-datangIndonesia-Timur Tengah semakin cepat, pertukaran mahasiswakeduanya yang semakin lazim, dan akses teks al-แธคikam digitalyang dengan mudah diunggah. Dalam rentang waktu tersebut,mereka memiliki Syaraแธฅ al-แธคikam yang ditulis oleh ulamalain, yaitu Syekh Zarruq, Ibnu Ajibah, Ibrahim al-Iqsharaโ€™i,dan Syekh Said Ramadhan al-Buthi di samping Ibnu Abbaddan Syarqawi. Dengan demikian, mereka memiliki koleksisyarah al-แธคikam yang lebih banyak dari para kiai mereka danpara santri terdahulu. Mereka juga menghadapi pelbagai varianteks al-แธคikam yang tersebar di koleksi naskah Vol. 9 Tahun 2018Alhafiz Kurniawansemacam ini memperkaya teks al-แธคikam yang beredar dimasyarakat. Varian yang sudah disebutkan hanya sedikit sajadari apa yang tertulis di naskah A 180, naskah A 402, dannaskah A 554. Pada Bab III akan lebih banyak lagi ditemukanvarian-varian teks al-แธคikam berbahasa Arab pada koleksiPerpustakaan Nasional Republik Indonesia. Sementarapercetakan dan persebaran teks al-แธคikam di masyarakat tidakmenghalangi kerja edisi teks dan kerja filologis lainnya karenanaskah al-แธคikam koleksi Perpustakaan Nasional RepublikIndonesia menyimpan varian yang tidak terdapat pada tekscetak al-แธคikam. Sementara teks cetak sendiri bukan sesuatuyang sudah jadi, mantap, dan mapan. Teks cetak hanya salahsatu varian naskah yang diangkat untuk naik cetak setelahmelewati proses yang rumit dan banyak variabel seperti akandijelaskan lebih lanjut terkait kedudukan teks cetak dalamtimbangan kajian filologis pada Bab Indonesia sendiri, teks al-แธคikam diterima danditanggapi dengan baik. Persebaran teks ini mencakupSumatera, Jawa, dan Kalimantan. Hal ini ditandai denganpenerjemahan al-แธคikam ke dalam bahasa Melayu dan jugabahasa Jawa. Penerjemahan al-แธคikam dilakukan oleh KHSholeh Darat Semarang 1830 M-1903 M denganmenggunakan bahasa Jawa dan aksara pegon pada 1289H/1868 al-แธคikam adalah kumpulan wejangan-wejangantasawuf terkenal yang dikarang Ibn Athaillah al-Iskandari. Beberapa terjemahan dan syarahnya dapatditemukan di Indonesia. di antaranya, yang layakdisebut, adalah แธคikam Melayu anonim, Syaraแธฅแธคikam oleh M Ibrahim al-Nafizi al-Rindi dan kitabberbahasa Melayu Tฤj al-Arลซs karya Utsman al-Pontiani dan juga แธคikam berbahasa Jawa oleh SalehDarat dari Semarang serta beberapa versi modernnya,terutama kitab syarah setebal empat jilid yang disusunoleh ulama Aceh KH Muhibbudin Wali. Bruinessen,2012 188-189.116 122 Jumantara Vol. 9 Tahun 2018hubungan antara naskah mantra pertanian dengan naskahilmu falak/perbintangan yang digunakan untuk menghitungserta menentukan kapan dan padi jenis apa yang harusditanam, dengan cara pengolahan yang bagaimana, mantraapa yang harus dibacakan, dan kapan padi itu harusdipanen, dengan cara bagaimana padi itu dipelihara agarhasilnya memuaskan. Artikel selanjutnya ditulis oleh YudiIrawan. Ia mengungkapkan catatan-catatan sejarah dalamBabad Sepehi. Babad Sepehi berisi peristiwa di masapemerintah kolonial Inggris berkuasa di Jawa, menceritakan keterlibatan pasukan Sepoyโ€”orang Jawaatau teks-teks Jawa sering kali menuliskan kata Sepoydengan Sepehi, Sepei, Spehi, Sepahi, atau Sipahiโ€”dalampenyerbuan Keraton Yogya, 18 Juni-20 Juni 1812. OrangJawa mengenang peristiwa penyerbuan ini sebagai peristiwaโ€œGeger Sepehiโ€.Alhafiz Kurniawan membahas naskah Al ini termasuk karya tasawuf dengan tiga bagian, yaituaforisme, sejumlah surat yang berisi nasihat untuk sahabatatau muridnya, dan munajat kepada Tuhan. Fokus kajian initerbagi menjadi dua. Pertama kajian filologis yaitumenyajikan edisi teks al-แธคikam al-Aแนญฤiyyah yang telahdibersihkan dari kesalahan dan diterjemahkan sehinggakandungan dan keunikan teks salinan al-แธคikam dapatdiketahui oleh masyarakat luas. Kedua secara etnografis,yaitu pelisanan teks al-แธคikam yang digunakan sebagaipenyebaran nilai-nilai sufisme di masyarakat miskinperkotaan yang sangat kompleks, khususnya masyarakatindustri pelabuhan di Cilincing, Jakarta Utara. Tia RizkiSetiawati membahas Kisah dan Firโ€™aun dan Nabi Musapada naskah Maslaku al-Irfฤn Fฤซ Sฤซrati Sayyidinฤ MลซsฤWa Firโ€™aun yang merupakan salah satu produk PesantrenGentur, Kemudian Surya Hema Malini dan DandungAdityo Argo Prasetyo membahas adanya kesalahan-kesalahan serta kandungan isi tentang deskripsi tari KarnaTandhing dalam naskah Pratรจlan Bรชksa Wirรจng KarnaTandhing Kaliyan Janak. Setelah melalui cara kerja filologiviJumantara Vol. 9 Tahun 2018Manuskrip Al-แธคikam Edisi Teks dan Terjemahankedatangan tarekat Syadziliyah di Nusantara belum diketahuisecara masyarakat Indonesia terhadap teks AAhingga kini masih berlanjut. Apresiasi dilakukan dalam bentukpenyalinan, penerjemahan, anotasi, dan juga pelisanan. Selainyang berkaitan dengan penyalinan, penerjemahan, dan anotasi,aktivitas pelisanan teks ini menjadi sebuah pertunjukan yangmemberikan ruang bagi khalayak pendengar untuk memahaminilai-nilai sufisme dalam teks AA seperti akan diterangkanpada BAB II. Aktivitas pelisanan dilakukan dengan intensitasyang rendah di tengah masyarakat pesantren yang berbasispedesaan di Indonesia. Aktivitas pelisanan minimal dilakukansepekan sekali. Hal ini sudah lazim di lingkungan pesantren dimana pun. Tetapi sebuah komunitas yang berbasis masyarakatindustri di Cilincing, Jakarta Utara, melakukan pelisanandengan intensitas yang tinggi. Komunitas ini menggelarpelisanan teks AA setiap malam sesudah selesai pendidikanbaca-tulis huruf Arab tingkat anak-anak. Khalayak pendukungpelisanan ini terdiri dari remaja hingga orang tua dengan latarbelakang yang PenelitianPenelitian terkait manuskrip yang terdapat padanaskah-naskah lama tidak bisa dilepaskan dari penelitianfilologi yang mencakup pengertian tekstologi dan kodikologiyang bermuara pada penyajian suntingan teks dan deskripsinaskah yang akan diteliti. Dalam rangka itu, langkah pertamapenelitian ini adalah pengamatan dan pembacaan atas salinanteks al-แธคikam yang tercecer di dua naskah. Dari inventarisasi,pembacaan, serta pengamatan berulang-ulang atas teks danfisik naskah itu, penelitian ini mengumpulkan informasipenting sebanyak-banyaknya sebagai bahan pertimbangandalam mengambil metode pengamatan langsung atas teks dan fisik naskah,diketahui bahwa manuskrip al-แธคikam terdapat pada tujuhnaskah, yaitu A 180, A 402, A 554, W 28, W 29, W 30, dan W31 di mana merupakan sebuah teks utuh di mana salah satunya119Jumantara Vol. 9 Tahun 2018Alhafiz KurniawanTeks ini mendapat tanggapan yang cukup di M Nawawi Banten, ulama prolifik abad ke-20 M, jugamenaruh perhatian luar biasa terhadap teks al-แธคikam. UlamaIndonesia yang diakui intelektualitasnya di kalangan ilmuan diTimur Tengah ini juga memberikan anotasi terhadap teks al-แธคikam dengan judul Miแนฃbaแธฅu al-แบ’ulam alฤ Nahji al-Atammifฤซ Tabwฤซbi al-แธคikam. Pada kolofon kitab ini, Syekh Nawawimencantumkan rampung penulisan pada pertengahan JumadilAwwal 1305 H atau 1887 M. Nawawi, 1896 120.Penerimaan masyarakat Indonesia sebenarnya sudah jauhdilakukan sejak abad ke-18 M. Hal ini ditandai dengan duasalinan teks al-แธคikam yang menggunakan bahasa dan aksaraArab. Satu salinan teks menyebut tahun penyalinan padakolofonnya, yaitu 1197 H atau 1783 M. Satu salinan lainnyatidak mencantumkan nama penyalin, tempat, dan tahunpenyalinan. Naskah ini merupakan salinan teks al-แธคikam tertuayang pernah ada di Indonesia. Kajian filologis terhadap naskahini bisa juga menjadi pintu masuk untuk menggali informasiterkait kedatangan tarekat Syadziliyah yang minoritas diIndonesia yang selama ini masih gelap di kalangan sejarawanterkait Islam di Nusantara. Bruinessen sendiri mengira-ngirabahwa tarekat Syadziliyah sudah masuk di Banten dan Cirebonberdasarkan kitab Sejarah Banten Rante-rante SBR yangmengisahkan bahwa Sunan Gunung Jati abad ke-16 M yangsecara historis mungkin memang pernah atau mungkin jugatidak berguru kepada Najmuddin al-Kubra dan kemudianselama dua puluh atau dua puluh dua tahun kepada IbnAthaillah al-Syadzili di Madinah. Bruinessen menyadaribahwa Ibn Athaillah orang terkenal di Mesir pada abad ke-13M, bukan di Madinah pada abad ke-16 M, tetapi ia berasumsibahwa tarekat Syadziliyah sudah masuk ke Banten danCirebon pada abad ke-17 M yang terbukti bahwa namanyasudah terkenal di abad itu, mungkin melalui koleksi wejangansufinya yang terkenal, al-แธคikam. Tetapi asumsi ini tidakdidukung oleh bukti tertulis apapun. Bruinessen, 2012 278-279. Dari sini dapat disimpulkan sementara bahwa awal 123Jumantara Vol. 9 Tahun 2018naskah ini memuat peperangan antara kesatria denganraksaksa meliputi iringan tari, gerakan tari Karna Tandhing,pola lantai, dan percakapan serta diungkapkan nilai-nilaikepahlawanan dari lakon tari Karna Tandhing. Wening Pawestri dalam artikelnya yang berjudulKritik Naskah Kodikologi atas Naskah Sejarah Ragaselamengkaji komponen fisik naskah atau kodeks yang terdiridari inventarisasi naskah, deskripsi naskah, kekerabatanantarnaskah, dan penentuan naskah edisi. SelanjutnyaSyaiful Rohman membahas nasihat-nasihat atau piwulangdalam Serat Darmasaloka. Kemudian Noor Ilmi Amalia,mengungkapkan gambaran peran ibu dalam pola asuh danpendidikan anak yang terdapat dalam naskah Wawacan BinEtam. Kemudian, Tedi Permadi membandingkan tiga surattegel tanah tahun 1903, 1906 dan 1911 yang berasal daridaerah Priangan, Jawa Barat. Terakhir, Ahmad RijalNasrullah dan Ade Kosasih membahas subtansi danmetodologi filologi sebagaimana tercakup dalam keilmuanfilologi. Dalam artikel ini, beliau juga dibahas penerapanmetode dan teori filologi pada Naskah Kumpulan Mantrayang didapatkan dari penelitian lapangan di penerbitan Jumantara edisi ini bisa memberiinformasi dan manfaat kepada pembaca, khususnyainformasi yang berkaitan dengan kajian naskah mengharapkan para pembaca untuk mengirimartikel-artikel yang berisi kajian yang bersumber darinaskah kuno Nusantara. Kami menerima kritik dan saranpenyempurna demi keberlangsungan penerbitan Jumantarayang lebih baik. Selamat membaca dan terima RedaksiviiJumantara Vol. 9 Tahun 2018Manuskrip Al-แธคikam Edisi Teks dan Terjemahankedatangan tarekat Syadziliyah di Nusantara belum diketahuisecara masyarakat Indonesia terhadap teks AAhingga kini masih berlanjut. Apresiasi dilakukan dalam bentukpenyalinan, penerjemahan, anotasi, dan juga pelisanan. Selainyang berkaitan dengan penyalinan, penerjemahan, dan anotasi,aktivitas pelisanan teks ini menjadi sebuah pertunjukan yangmemberikan ruang bagi khalayak pendengar untuk memahaminilai-nilai sufisme dalam teks AA seperti akan diterangkanpada BAB II. Aktivitas pelisanan dilakukan dengan intensitasyang rendah di tengah masyarakat pesantren yang berbasispedesaan di Indonesia. Aktivitas pelisanan minimal dilakukansepekan sekali. Hal ini sudah lazim di lingkungan pesantren dimana pun. Tetapi sebuah komunitas yang berbasis masyarakatindustri di Cilincing, Jakarta Utara, melakukan pelisanandengan intensitas yang tinggi. Komunitas ini menggelarpelisanan teks AA setiap malam sesudah selesai pendidikanbaca-tulis huruf Arab tingkat anak-anak. Khalayak pendukungpelisanan ini terdiri dari remaja hingga orang tua dengan latarbelakang yang PenelitianPenelitian terkait manuskrip yang terdapat padanaskah-naskah lama tidak bisa dilepaskan dari penelitianfilologi yang mencakup pengertian tekstologi dan kodikologiyang bermuara pada penyajian suntingan teks dan deskripsinaskah yang akan diteliti. Dalam rangka itu, langkah pertamapenelitian ini adalah pengamatan dan pembacaan atas salinanteks al-แธคikam yang tercecer di dua naskah. Dari inventarisasi,pembacaan, serta pengamatan berulang-ulang atas teks danfisik naskah itu, penelitian ini mengumpulkan informasipenting sebanyak-banyaknya sebagai bahan pertimbangandalam mengambil metode pengamatan langsung atas teks dan fisik naskah,diketahui bahwa manuskrip al-แธคikam terdapat pada tujuhnaskah, yaitu A 180, A 402, A 554, W 28, W 29, W 30, dan W31 di mana merupakan sebuah teks utuh di mana salah satunyaJumantara Vol. 9 Tahun 2018Alhafiz KurniawanTeks ini mendapat tanggapan yang cukup di M Nawawi Banten, ulama prolifik abad ke-20 M, jugamenaruh perhatian luar biasa terhadap teks al-แธคikam. UlamaIndonesia yang diakui intelektualitasnya di kalangan ilmuan diTimur Tengah ini juga memberikan anotasi terhadap teks al-แธคikam dengan judul Miแนฃbaแธฅu al-แบ’ulam alฤ Nahji al-Atammifฤซ Tabwฤซbi al-แธคikam. Pada kolofon kitab ini, Syekh Nawawimencantumkan rampung penulisan pada pertengahan JumadilAwwal 1305 H atau 1887 M. Nawawi, 1896 120.Penerimaan masyarakat Indonesia sebenarnya sudah jauhdilakukan sejak abad ke-18 M. Hal ini ditandai dengan duasalinan teks al-แธคikam yang menggunakan bahasa dan aksaraArab. Satu salinan teks menyebut tahun penyalinan padakolofonnya, yaitu 1197 H atau 1783 M. Satu salinan lainnyatidak mencantumkan nama penyalin, tempat, dan tahunpenyalinan. Naskah ini merupakan salinan teks al-แธคikam tertuayang pernah ada di Indonesia. Kajian filologis terhadap naskahini bisa juga menjadi pintu masuk untuk menggali informasiterkait kedatangan tarekat Syadziliyah yang minoritas diIndonesia yang selama ini masih gelap di kalangan sejarawanterkait Islam di Nusantara. Bruinessen sendiri mengira-ngirabahwa tarekat Syadziliyah sudah masuk di Banten dan Cirebonberdasarkan kitab Sejarah Banten Rante-rante SBR yangmengisahkan bahwa Sunan Gunung Jati abad ke-16 M yangsecara historis mungkin memang pernah atau mungkin jugatidak berguru kepada Najmuddin al-Kubra dan kemudianselama dua puluh atau dua puluh dua tahun kepada IbnAthaillah al-Syadzili di Madinah. Bruinessen menyadaribahwa Ibn Athaillah orang terkenal di Mesir pada abad ke-13M, bukan di Madinah pada abad ke-16 M, tetapi ia berasumsibahwa tarekat Syadziliyah sudah masuk ke Banten danCirebon pada abad ke-17 M yang terbukti bahwa namanyasudah terkenal di abad itu, mungkin melalui koleksi wejangansufinya yang terkenal, al-แธคikam. Tetapi asumsi ini tidakdidukung oleh bukti tertulis apapun. Bruinessen, 2012 278-279. Dari sini dapat disimpulkan sementara bahwa awal118 124 Jumantara Vol. 9 Tahun 2018hubungan antara naskah mantra pertanian dengan naskahilmu falak/perbintangan yang digunakan untuk menghitungserta menentukan kapan dan padi jenis apa yang harusditanam, dengan cara pengolahan yang bagaimana, mantraapa yang harus dibacakan, dan kapan padi itu harusdipanen, dengan cara bagaimana padi itu dipelihara agarhasilnya memuaskan. Artikel selanjutnya ditulis oleh YudiIrawan. Ia mengungkapkan catatan-catatan sejarah dalamBabad Sepehi. Babad Sepehi berisi peristiwa di masapemerintah kolonial Inggris berkuasa di Jawa, menceritakan keterlibatan pasukan Sepoyโ€”orang Jawaatau teks-teks Jawa sering kali menuliskan kata Sepoydengan Sepehi, Sepei, Spehi, Sepahi, atau Sipahiโ€”dalampenyerbuan Keraton Yogya, 18 Juni-20 Juni 1812. OrangJawa mengenang peristiwa penyerbuan ini sebagai peristiwaโ€œGeger Sepehiโ€.Alhafiz Kurniawan membahas naskah Al ini termasuk karya tasawuf dengan tiga bagian, yaituaforisme, sejumlah surat yang berisi nasihat untuk sahabatatau muridnya, dan munajat kepada Tuhan. Fokus kajian initerbagi menjadi dua. Pertama kajian filologis yaitumenyajikan edisi teks al-แธคikam al-Aแนญฤiyyah yang telahdibersihkan dari kesalahan dan diterjemahkan sehinggakandungan dan keunikan teks salinan al-แธคikam dapatdiketahui oleh masyarakat luas. Kedua secara etnografis,yaitu pelisanan teks al-แธคikam yang digunakan sebagaipenyebaran nilai-nilai sufisme di masyarakat miskinperkotaan yang sangat kompleks, khususnya masyarakatindustri pelabuhan di Cilincing, Jakarta Utara. Tia RizkiSetiawati membahas Kisah dan Firโ€™aun dan Nabi Musapada naskah Maslaku al-Irfฤn Fฤซ Sฤซrati Sayyidinฤ MลซsฤWa Firโ€™aun yang merupakan salah satu produk PesantrenGentur, Kemudian Surya Hema Malini dan DandungAdityo Argo Prasetyo membahas adanya kesalahan-kesalahan serta kandungan isi tentang deskripsi tari KarnaTandhing dalam naskah Pratรจlan Bรชksa Wirรจng KarnaTandhing Kaliyan Janak. Setelah melalui cara kerja filologiviJumantara Vol. 9 Tahun 2018๎€ฌ๎€Š๎€†๎€๎€ƒ๎€‰๎€Ž๎€„๎€๎€…๎€ฉ๎€‘๎€ก๎€ฎ๎€„๎€‰๎€Š๎€‡๎€ฐ๎€…๎€ฑ๎€—๎€„๎€ƒ๎€„๎€…๎€๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€…๎€—๎€Š๎€†๎€…๎€๎€‚๎€Ž๎€‹๎€‚๎€‡๎€Š๎€๎€Š๎€†๎€Š๎€๎€Š๎€Ž๎€Š๎€Œ๎€๎€ƒ๎€…๎€‰๎€Ž๎€„๎€Œ๎€„๎€ƒ๎‚ค๎€…๎€—๎€„๎€…๎€ƒ๎€„๎€†๎€„๎€…๎€•๎€Š๎€ ๎€Š๎€Š๎€†๎€…๎€Š๎€ƒ๎€‘๎€„๎€…๎€Š๎€‰๎€Š๎€†๎€…๎€—๎€„๎€—๎€Š๎€›๎€Œ๎€Š๎€Ž๎€…๎€—๎€Š๎€†๎€—๎€„๎€Œ๎€Š๎€†๎€—๎€Š๎€„๎€…๎€ƒ๎€‚๎€•๎€Š๎€ˆ๎€Š๎€„๎€…๎‡๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€ด๎ƒ๎€…๎ˆ๎€”๎€๎€•๎€ƒ๎€๎€†๎€œ๎€…๎€ช๎€ต๎€ต๎€ป๎€ฐ๎€…๎€บ๎€ธ๎‰๎€˜๎€ฌ๎€‚๎€Œ๎€๎€—๎€‚๎€…๎€„๎€†๎€„๎€…๎€—๎€„๎€๎€„๎€‘๎€„๎€๎€…๎€๎€†๎€Œ๎€๎€‰๎€…๎€‡๎€‚๎€‡๎€•๎€‚๎€Ž๎€„๎€‰๎€Š๎€†๎€…๎€‰๎€๎€Ž๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€„๎€…๎€Š๎€Œ๎€Š๎€ƒ๎€…๎€‰๎€‚๎€‰๎€‚๎€‘๎€„๎€Ž๎€๎€Š๎€†๎€ก๎€‰๎€‚๎€‰๎€‚๎€‘๎€„๎€Ž๎€๎€Š๎€†๎€…๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ๎€…๎€Œ๎€‚๎€Ž๎€—๎€Š๎€๎€Š๎€Œ๎€…๎€๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€…๎€—๎€‚๎€†๎€ˆ๎€Š๎€†๎€…๎€๎€‚๎€Ž๎€Œ๎€„๎€‡๎€•๎€Š๎€†๎€ˆ๎€Š๎€†๎€…๎€Š๎€ƒ๎€๎€‚๎€‰๎€ˆ๎€Ž๎€Š๎€‡๎€Š๎€Œ๎€„๎€‰๎€Š๎€‘๎€œ๎€…๎€ƒ๎€Š๎€‘๎€Š๎€๎€…๎€ƒ๎€Š๎€Œ๎€๎€†๎€™๎€Š๎€˜๎‚ฅ๎Ž๎ฅ๎”๎Ÿ๎‘๎ฏ๎‚…๎‚ฆ๎™๎‘๎‚ข๎‘๎‚›๎ง๎‘๎‚–๎‘๎ฏ๎‚…๎‚ฆ๎™๎‘๎‚ข๎‘๎‚œ๎ป๎‚•๎‘๎‚€๎‘๎‚๎‚”๎‚ง๎”๎Ÿ๎‘๎ค๎ฃ๎ป๎‚“๎‘๎‚™๎Ž๎ฟ๎‚€๎€…๎น๎ซ๎‘๎น๎‚จ๎‘๎บ๎‚‰๎Ž๎ผ๎‚€๎€…๎บ๎ฟ๎ต๎๎๎”๎Ÿ๎‘๎’๎๎๎”๎ ๎ž๎Ž๎ฉ๎‚š๎”๎Ÿ๎‘๎จ๎‚ฉ๎Ÿ๎ต๎”๎Ÿ๎‘๎‚ข๎ก๎‘๎จ๎ฉ๎‚ฆ๎พ๎‘๎‚œ๎ป๎ซ๎‘๎ž๎Ž๎‚ช๎‚ซ๎Ÿ๎‘๎‚›๎‚“๎‘๎‚๎‚Ÿ๎‚ฌ๎Ž๎‚‚๎‘๎Ž๎‚จ๎จ๎‚จ๎Ž๎ช๎‘๎‚›๎‚“๎‘๎‚๎‚’๎ป๎‚ญ๎‚ง๎ง๎€ฅ๎€‚๎€‡๎€‚๎€†๎€Œ๎€Š๎€Ž๎€Š๎€…๎€—๎€„๎€…๎€—๎€Š๎€‘๎€Š๎€‡๎€…๎€‡๎€Š๎€†๎€๎€ƒ๎€‰๎€Ž๎€„๎€๎€…๎€Œ๎€‚๎€Ž๎€Œ๎€‚๎€Ž๎€Š๎€…๎€ƒ๎€‚๎€๎€‚๎€Ž๎€Œ๎€„๎€…๎€—๎€„๎€…๎€•๎€Š๎€š๎€Š๎€๎€…๎€„๎€†๎€„๎ž๎Ž๎ฉ๎‚š๎”๎Ÿ๎‘๎จ๎‚ฉ๎Ÿ๎ต๎”๎‘๎‚ข๎ก๎‘๎จ๎ฉ๎ช๎‘๎‚œ๎ป๎ซ๎€Ÿ๎€‚๎€‰๎€‚๎€‘๎€„๎€Ž๎€๎€Š๎€†๎€…๎€„๎€†๎€„๎€…๎€—๎€Š๎€๎€Š๎€Œ๎€…๎€—๎€„๎€‰๎€‚๎€Œ๎€Š๎€๎€๎€„๎€…๎€•๎€‚๎€Ž๎€—๎€Š๎€ƒ๎€Š๎€Ž๎€‰๎€Š๎€†๎€…๎€‰๎€Š๎€„๎€—๎€Š๎€๎€ก๎€‰๎€Š๎€„๎€—๎€Š๎€๎€ˆ๎€Ž๎€Š๎€‡๎€Š๎€Œ๎€„๎€‰๎€Š๎€‘๎€˜๎€…๎€–๎€†๎€„๎€…๎€Œ๎€‚๎€Ž๎€—๎€Š๎€๎€Š๎€Œ๎€…๎€๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€Š๎€‰๎€๎€„๎€Ž๎€…๎€ ๎€Š๎€Œ๎€Š๎€Œ๎€Š๎€†๎€…๎€ฉ๎€…๎€ป๎€ถ๎€บ๎€˜๎€…๎€Ÿ๎€‚๎€‰๎€‚๎€‘๎€„๎€Ž๎€๎€Š๎€†๎€ˆ๎€Ž๎€Š๎€‡๎€Š๎€Œ๎€„๎€‰๎€Š๎€‘๎€…๎€„๎€†๎€„๎€…๎€•๎€Š๎€†๎€™๎€Š๎€‰๎€…๎€ƒ๎€‚๎€‰๎€Š๎€‘๎€„๎€˜๎€…๎€Ÿ๎€๎€Ž๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€„๎€…๎€Š๎€Œ๎€Š๎€ƒ๎€…๎€‰๎€‚๎€‰๎€‚๎€‘๎€„๎€Ž๎€๎€Š๎€†๎€…๎€„๎€†๎€„๎€…๎€Š๎€‰๎€Š๎€†๎€—๎€„๎€Œ๎€๎€†๎€‹๎€๎€‰๎€‰๎€Š๎€†๎€…๎€‘๎€‚๎€•๎€„๎€๎€…๎€•๎€Š๎€†๎€™๎€Š๎€‰๎€…๎€‘๎€Š๎€ˆ๎€„๎€…๎€—๎€Š๎€‘๎€Š๎€‡๎€…๎€๎€‚๎€†๎€‚๎€‘๎€„๎€Œ๎€„๎€Š๎€†๎€…๎€„๎€†๎€„๎€˜Analisis Penelitian๎€’๎€‚๎€†๎€—๎€‚๎€‰๎€Š๎€Œ๎€Š๎€† ๎€… ๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ ๎€… ๎€—๎€„๎€Š๎€‡๎€•๎€„๎€‘ ๎€… ๎€๎€†๎€Œ๎€๎€‰ ๎€… ๎€‡๎€‚๎€†๎€ˆ๎€Š๎€†๎€Š๎€‘๎€„๎€ƒ๎€„๎€ƒ ๎€… ๎€๎€‚๎€‘๎€„๎€ƒ๎€Š๎€†๎€Š๎€†๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€…al-แธคikam๎€…๎€„๎€†๎€„๎€…๎€‡๎€‚๎€‡๎€„๎€†๎€‹๎€Š๎€‡๎€…๎€‡๎€‚๎€Œ๎€๎€—๎€‚๎€…๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ๎€…๎€—๎€„๎€๎€Š๎€‰๎€Š๎€„๎€…๎€๎€‘๎€‚๎€๎€…๎€•๎€„๎€—๎€Š๎€†๎€ˆ๎€ƒ๎€Œ๎€๎€—๎€„๎€…๎€๎€‚๎€Ž๎€Œ๎€๎€†๎€‹๎€๎€‰๎€Š๎€† ๎€… ๎ˆperformance studies๎‰ ๎€… ๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ ๎€… ๎€—๎€„๎€๎€‚๎€Ž๎€‰๎€‚๎€†๎€Š๎€‘๎€‰๎€Š๎€†๎€๎€‘๎€‚๎€ ๎€… ๎€”๎€„๎€ ๎€๎€Š๎€Ž๎€— ๎€… ๎€ฅ๎€ ๎€๎€‚๎€ ๎€๎€†๎€‚๎€Ž๎€œ ๎€… ๎€๎€Š๎€‰๎€Š๎€Ž ๎€… ๎€Œ๎€‚๎€Š๎€Œ๎€‚๎€Ž ๎€…๎€—๎€Š๎€† ๎€…๎€ƒ๎€‚๎€†๎€„ ๎€…๎€๎€‚๎€Ž๎€Œ๎€๎€†๎€‹๎€๎€‰๎€Š๎€†๎€˜๎€ฅ๎€Œ๎€๎€—๎€„๎€…๎€๎€‚๎€Ž๎€Œ๎€๎€†๎€‹๎€๎€‰๎€Š๎€†๎€… ๎€„๎€†๎€„๎€…๎€‡๎€‚๎€Ž๎€๎€๎€Š๎€‰๎€Š๎€†๎€…๎€ˆ๎€Š๎€•๎€๎€†๎€ˆ๎€Š๎€†๎€… ๎€•๎€‚๎€Ž๎€•๎€Š๎€ˆ๎€Š๎€„๎€…๎€—๎€„๎€ƒ๎€„๎€๎€‘๎€„๎€†๎€‡๎€๎€‘๎€Š๎€„ ๎€… ๎€—๎€Š๎€Ž๎€„ ๎€… ๎€‚๎€Œ๎€†๎€๎€ˆ๎€Ž๎€Š๎€›๎€„๎€œ ๎€… ๎€‚๎€Œ๎€†๎€๎€‡๎€๎€ƒ๎€„๎€‰๎€๎€‘๎€๎€ˆ๎€„๎€œ ๎€… ๎€—๎€Š๎€† ๎€… ๎€—๎€„๎€ƒ๎€„๎€๎€‘๎€„๎€† ๎€… ๎€‘๎€Š๎€„๎€†๎€†๎€™๎€Š๎€˜๎€ฝ๎€‘๎€‚๎€๎€…๎€‰๎€Š๎€Ž๎€‚๎€†๎€Š๎€†๎€™๎€Š๎€œ๎€…๎€Š๎€†๎€Š๎€‘๎€„๎€ƒ๎€„๎€ƒ๎€… ๎€๎€‚๎€‘๎€„๎€ƒ๎€Š๎€†๎€Š๎€†๎€…๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ ๎€…al-แธคikam๎€… ๎€„๎€†๎€„๎€… ๎€—๎€„๎€Š๎€š๎€Š๎€‘๎€„๎€—๎€‚๎€†๎€ˆ๎€Š๎€†๎€…๎€๎€•๎€ƒ๎€‚๎€Ž๎€พ๎€Š๎€ƒ๎€„๎€…๎€—๎€Š๎€†๎€…๎€๎€Š๎€Ž๎€Œ๎€„๎€ƒ๎€„๎€๎€Š๎€ƒ๎€„๎€…๎€Š๎€‰๎€Œ๎€„๎€›๎€…๎€๎€‚๎€†๎€‚๎€‘๎€„๎€Œ๎€„๎€…๎€—๎€„๎€…๎€‘๎€Š๎€๎€Š๎€†๎€ˆ๎€Š๎€†๎€˜Penelitian TerdahuluAl-แธคikam ๎€‡๎€‚๎€Ž๎€๎€๎€Š๎€‰๎€Š๎€† ๎€… ๎€ƒ๎€‚๎€•๎€๎€Š๎€ ๎€… ๎€‰๎€Š๎€Ž๎€™๎€Š ๎€… ๎€๎€Œ๎€๎€ ๎€… ๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ ๎€… ๎€Œ๎€‚๎€Ž๎€ƒ๎€‚๎€•๎€Š๎€Ž๎€๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€Œ๎€๎€‹๎€๎€๎€…๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€…๎€‰๎€๎€‘๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€„๎€…๎€’๎€‚๎€Ž๎€๎€๎€ƒ๎€Œ๎€Š๎€‰๎€Š๎€Š๎€†๎€…๎€“๎€Š๎€ƒ๎€„๎€๎€†๎€Š๎€‘๎€…๎€”๎€–๎€…๎€—๎€Š๎€†๎€…๎€ƒ๎€Š๎€Œ๎€๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€…๎€‰๎€๎€‘๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€„๎€…๎€‰๎€‚๎€‘๎€๎€Š๎€Ž๎€ˆ๎€Š๎€…๎€Ÿ๎€ญ๎€…๎€ฅ๎€๎€๎€‘๎€‚๎€๎€…๎€ณ๎€Š๎€Ž๎€Š๎€Œ๎€…๎€—๎€„๎€…๎€ฅ๎€‚๎€‡๎€Š๎€Ž๎€Š๎€†๎€ˆ๎€˜๎€…๎€๎€„๎€ˆ๎€Š๎€—๎€„๎€…๎€Š๎€†๎€Œ๎€Š๎€Ž๎€Š๎€†๎€™๎€Š๎€…๎€•๎€‚๎€Ž๎€•๎€Š๎€๎€Š๎€ƒ๎€Š๎€…๎€ฉ๎€Ž๎€Š๎€•๎€˜๎€…๎€ฑ๎€‡๎€๎€Š๎€Œ๎€…๎€‘๎€Š๎€„๎€†๎€†๎€™๎€Š๎€…๎€•๎€‚๎€Ž๎€•๎€Š๎€๎€Š๎€ƒ๎€Š๎€…๎€ฌ๎€‚๎€‘๎€Š๎€™๎€๎€ƒ๎€‚๎€๎€‚๎€Ž๎€Œ๎€„ ๎€… ๎€Š๎€‰๎€Š๎€† ๎€… ๎€—๎€„๎€‹๎€‚๎€‘๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€† ๎€… ๎€๎€Š๎€—๎€Š ๎€… ๎€ฒ๎€ฉ๎€ฒ๎€… ๎€–๎€–๎€˜๎€… ๎€ฅ๎€‚๎€‡๎€‚๎€†๎€Œ๎€Š๎€Ž๎€Š ๎€… ๎€‰๎€Š๎€Ž๎€™๎€Š ๎€… ๎€Ÿ๎€ญ๎€ฅ๎€๎€๎€‘๎€‚๎€๎€…๎€ณ๎€Š๎€Ž๎€Š๎€Œ๎€…๎€•๎€‚๎€Ž๎€•๎€Š๎€๎€Š๎€ƒ๎€Š๎€…๎€ฃ๎€Š๎€š๎€Š๎€…๎€—๎€Š๎€†๎€…๎€•๎€‚๎€Ž๎€Š๎€‰๎€ƒ๎€Š๎€Ž๎€Š๎€… ๎€๎€‚๎€ˆ๎€๎€†๎€˜๎€…๎€ฒ๎€‚๎€๎€Ž๎€‚๎€†๎€—๎€—๎€Š๎€‘๎€Š๎€‡ ๎€…Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 4Perpustakaan Nasional Republik Indonesia๎€… ๎€‡๎€‚๎€†๎€ ๎€Š๎€†๎€Œ๎€๎€‡๎€‰๎€Š๎€†๎€‰๎€Š๎€Ž๎€™๎€Š ๎€…al-แธคikam ๎€๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€†๎€๎€‡๎€๎€Ž๎€…๎€‰๎€๎€—๎€‚๎€…๎€ฉ๎€…๎€ป๎€ถ๎€บ๎€…๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ๎€…๎€•๎€‚๎€Ž๎€‹๎€๎€‡๎€‘๎€Š๎€๎€…๎…๎€บ๎€๎€Š๎€‘๎€Š๎€‡๎€Š๎€†๎€œ๎€…๎ˆ๎€ฒ๎€‚๎€๎€Ž๎€‚๎€†๎€—๎€œ๎€…๎€ช๎€ต๎€ต๎€ท๎€ฐ๎€…๎€ช๎€ป๎‰๎€…๎€—๎€Š๎€†๎€…๎€†๎€๎€‡๎€๎€Ž๎€…๎€‰๎€๎€—๎€‚๎€…๎€ฉ๎€…๎€ธ๎€ธ๎€ป๎€…๎€—๎€‚๎€†๎€ˆ๎€Š๎€†121Jumantara Vol. 9 Tahun 2018Alhafiz Kurniawanadalah sambungan dari teks sebelumnya. Karakter tulisankeduanya memiliki persamaan mutlak. Dari informasi yangdidapat dari pengamatan ini, penelitian ini akan menggabungkan dua naskah yang saling bersambung tersebut danmembandingkannya dengan naskah lain yang sejenis bahasanya. Penelitian ini akan menghasilkan satu suntingan teks danterjemahannya. Tiga koleksi Perpustakaan Nasional RI iniberbahasa dan beraksara Arab, yaitu A 180, A 402, dan A sisanya disalin dalam bahasa Melayu. Penelitian iniakan bermuara pada penyuntingan dan penerjemahan demikian, penyuntingan dan penerjemahan akandilakukan pada karya abad ke-13 M yang berisi 289 larik. Teksini terdiri atas tiga bagian. Sebanyak 256 larik berisipernyataan. Sementara 33 larik sisanya berisi yang ditempuh untuk sampai pada suntingan teks ituadalah metode kritis. Metode kritis ini dipilih dari sekianmetode kerja filologis dengan pertimbangan dari pengamatanatas tiga naskah koleksi Perpusnas menjelaskan bahwa pendekatan kritis inimemudahkan jalan bagi pembaca yang ingin mengakses tekstersebut. Pendekatan kritis memberikan tawaran-tawaran bagipembaca dalam mengatasi kesulitan-kesulitan tekstual.โ€œEdisi kritis dari suatu naskah lebih banyak membantupembaca. Pembaca dibantu mengatasi berbagaikesulitan yang bersifat tekstual atau yang berkenaandengan interpretasi dan dengan demikian terbebas darikesulitan mengerti isinya. Kritisโ€™ berarti bahwapenyunting itu mengidentifikasi sendiri bagian dalamteks yang mungkin terdapat masalah dan menawarkanjalan keluar. Di sini ada dua alternatif. Pertama, apabilapenyunting merasa bahwa ada kesalahan dalam tekstersebut, ia dapat memberikan tanda yang mengacupada aparatus kritikโ€™; di sini dia menyarankan bacaanyang lebih baik. Atau, kedua, pada tempat-tempat inipenyunting dapat memasukkan koreksi ke dalam tekstersebut dengan tanda yang jelas yang mengacu pada 125Jumantara Vol. 9 Tahun 2018naskah ini memuat peperangan antara kesatria denganraksaksa meliputi iringan tari, gerakan tari Karna Tandhing,pola lantai, dan percakapan serta diungkapkan nilai-nilaikepahlawanan dari lakon tari Karna Tandhing. Wening Pawestri dalam artikelnya yang berjudulKritik Naskah Kodikologi atas Naskah Sejarah Ragaselamengkaji komponen fisik naskah atau kodeks yang terdiridari inventarisasi naskah, deskripsi naskah, kekerabatanantarnaskah, dan penentuan naskah edisi. SelanjutnyaSyaiful Rohman membahas nasihat-nasihat atau piwulangdalam Serat Darmasaloka. Kemudian Noor Ilmi Amalia,mengungkapkan gambaran peran ibu dalam pola asuh danpendidikan anak yang terdapat dalam naskah Wawacan BinEtam. Kemudian, Tedi Permadi membandingkan tiga surattegel tanah tahun 1903, 1906 dan 1911 yang berasal daridaerah Priangan, Jawa Barat. Terakhir, Ahmad RijalNasrullah dan Ade Kosasih membahas subtansi danmetodologi filologi sebagaimana tercakup dalam keilmuanfilologi. Dalam artikel ini, beliau juga dibahas penerapanmetode dan teori filologi pada Naskah Kumpulan Mantrayang didapatkan dari penelitian lapangan di penerbitan Jumantara edisi ini bisa memberiinformasi dan manfaat kepada pembaca, khususnyainformasi yang berkaitan dengan kajian naskah mengharapkan para pembaca untuk mengirimartikel-artikel yang berisi kajian yang bersumber darinaskah kuno Nusantara. Kami menerima kritik dan saranpenyempurna demi keberlangsungan penerbitan Jumantarayang lebih baik. Selamat membaca dan terima RedaksiviiJumantara Vol. 9 Tahun 2018๎€ฌ๎€Š๎€†๎€๎€ƒ๎€‰๎€Ž๎€„๎€๎€…๎€ฉ๎€‘๎€ก๎€ฎ๎€„๎€‰๎€Š๎€‡๎€ฐ๎€…๎€ฑ๎€—๎€„๎€ƒ๎€„๎€…๎€๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€…๎€—๎€Š๎€†๎€…๎€๎€‚๎€Ž๎€‹๎€‚๎€‡๎€Š๎€๎€Š๎€†๎€Š๎€๎€Š๎€Ž๎€Š๎€Œ๎€๎€ƒ๎€…๎€‰๎€Ž๎€„๎€Œ๎€„๎€ƒ๎‚ค๎€…๎€—๎€„๎€…๎€ƒ๎€„๎€†๎€„๎€…๎€•๎€Š๎€ ๎€Š๎€Š๎€†๎€…๎€Š๎€ƒ๎€‘๎€„๎€…๎€Š๎€‰๎€Š๎€†๎€…๎€—๎€„๎€—๎€Š๎€›๎€Œ๎€Š๎€Ž๎€…๎€—๎€Š๎€†๎€—๎€„๎€Œ๎€Š๎€†๎€—๎€Š๎€„๎€…๎€ƒ๎€‚๎€•๎€Š๎€ˆ๎€Š๎€„๎€…๎‡๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€ด๎ƒ๎€…๎ˆ๎€”๎€๎€•๎€ƒ๎€๎€†๎€œ๎€…๎€ช๎€ต๎€ต๎€ป๎€ฐ๎€…๎€บ๎€ธ๎‰๎€˜๎€ฌ๎€‚๎€Œ๎€๎€—๎€‚๎€…๎€„๎€†๎€„๎€…๎€—๎€„๎€๎€„๎€‘๎€„๎€๎€…๎€๎€†๎€Œ๎€๎€‰๎€…๎€‡๎€‚๎€‡๎€•๎€‚๎€Ž๎€„๎€‰๎€Š๎€†๎€…๎€‰๎€๎€Ž๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€„๎€…๎€Š๎€Œ๎€Š๎€ƒ๎€…๎€‰๎€‚๎€‰๎€‚๎€‘๎€„๎€Ž๎€๎€Š๎€†๎€ก๎€‰๎€‚๎€‰๎€‚๎€‘๎€„๎€Ž๎€๎€Š๎€†๎€…๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ๎€…๎€Œ๎€‚๎€Ž๎€—๎€Š๎€๎€Š๎€Œ๎€…๎€๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€…๎€—๎€‚๎€†๎€ˆ๎€Š๎€†๎€…๎€๎€‚๎€Ž๎€Œ๎€„๎€‡๎€•๎€Š๎€†๎€ˆ๎€Š๎€†๎€…๎€Š๎€ƒ๎€๎€‚๎€‰๎€ˆ๎€Ž๎€Š๎€‡๎€Š๎€Œ๎€„๎€‰๎€Š๎€‘๎€œ๎€…๎€ƒ๎€Š๎€‘๎€Š๎€๎€…๎€ƒ๎€Š๎€Œ๎€๎€†๎€™๎€Š๎€˜๎‚ฅ๎Ž๎ฅ๎”๎Ÿ๎‘๎ฏ๎‚…๎‚ฆ๎™๎‘๎‚ข๎‘๎‚›๎ง๎‘๎‚–๎‘๎ฏ๎‚…๎‚ฆ๎™๎‘๎‚ข๎‘๎‚œ๎ป๎‚•๎‘๎‚€๎‘๎‚๎‚”๎‚ง๎”๎Ÿ๎‘๎ค๎ฃ๎ป๎‚“๎‘๎‚™๎Ž๎ฟ๎‚€๎€…๎น๎ซ๎‘๎น๎‚จ๎‘๎บ๎‚‰๎Ž๎ผ๎‚€๎€…๎บ๎ฟ๎ต๎๎๎”๎Ÿ๎‘๎’๎๎๎”๎ ๎ž๎Ž๎ฉ๎‚š๎”๎Ÿ๎‘๎จ๎‚ฉ๎Ÿ๎ต๎”๎Ÿ๎‘๎‚ข๎ก๎‘๎จ๎ฉ๎‚ฆ๎พ๎‘๎‚œ๎ป๎ซ๎‘๎ž๎Ž๎‚ช๎‚ซ๎Ÿ๎‘๎‚›๎‚“๎‘๎‚๎‚Ÿ๎‚ฌ๎Ž๎‚‚๎‘๎Ž๎‚จ๎จ๎‚จ๎Ž๎ช๎‘๎‚›๎‚“๎‘๎‚๎‚’๎ป๎‚ญ๎‚ง๎ง๎€ฅ๎€‚๎€‡๎€‚๎€†๎€Œ๎€Š๎€Ž๎€Š๎€…๎€—๎€„๎€…๎€—๎€Š๎€‘๎€Š๎€‡๎€…๎€‡๎€Š๎€†๎€๎€ƒ๎€‰๎€Ž๎€„๎€๎€…๎€Œ๎€‚๎€Ž๎€Œ๎€‚๎€Ž๎€Š๎€…๎€ƒ๎€‚๎€๎€‚๎€Ž๎€Œ๎€„๎€…๎€—๎€„๎€…๎€•๎€Š๎€š๎€Š๎€๎€…๎€„๎€†๎€„๎ž๎Ž๎ฉ๎‚š๎”๎Ÿ๎‘๎จ๎‚ฉ๎Ÿ๎ต๎”๎‘๎‚ข๎ก๎‘๎จ๎ฉ๎ช๎‘๎‚œ๎ป๎ซ๎€Ÿ๎€‚๎€‰๎€‚๎€‘๎€„๎€Ž๎€๎€Š๎€†๎€…๎€„๎€†๎€„๎€…๎€—๎€Š๎€๎€Š๎€Œ๎€…๎€—๎€„๎€‰๎€‚๎€Œ๎€Š๎€๎€๎€„๎€…๎€•๎€‚๎€Ž๎€—๎€Š๎€ƒ๎€Š๎€Ž๎€‰๎€Š๎€†๎€…๎€‰๎€Š๎€„๎€—๎€Š๎€๎€ก๎€‰๎€Š๎€„๎€—๎€Š๎€๎€ˆ๎€Ž๎€Š๎€‡๎€Š๎€Œ๎€„๎€‰๎€Š๎€‘๎€˜๎€…๎€–๎€†๎€„๎€…๎€Œ๎€‚๎€Ž๎€—๎€Š๎€๎€Š๎€Œ๎€…๎€๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€Š๎€‰๎€๎€„๎€Ž๎€…๎€ ๎€Š๎€Œ๎€Š๎€Œ๎€Š๎€†๎€…๎€ฉ๎€…๎€ป๎€ถ๎€บ๎€˜๎€…๎€Ÿ๎€‚๎€‰๎€‚๎€‘๎€„๎€Ž๎€๎€Š๎€†๎€ˆ๎€Ž๎€Š๎€‡๎€Š๎€Œ๎€„๎€‰๎€Š๎€‘๎€…๎€„๎€†๎€„๎€…๎€•๎€Š๎€†๎€™๎€Š๎€‰๎€…๎€ƒ๎€‚๎€‰๎€Š๎€‘๎€„๎€˜๎€…๎€Ÿ๎€๎€Ž๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€„๎€…๎€Š๎€Œ๎€Š๎€ƒ๎€…๎€‰๎€‚๎€‰๎€‚๎€‘๎€„๎€Ž๎€๎€Š๎€†๎€…๎€„๎€†๎€„๎€…๎€Š๎€‰๎€Š๎€†๎€—๎€„๎€Œ๎€๎€†๎€‹๎€๎€‰๎€‰๎€Š๎€†๎€…๎€‘๎€‚๎€•๎€„๎€๎€…๎€•๎€Š๎€†๎€™๎€Š๎€‰๎€…๎€‘๎€Š๎€ˆ๎€„๎€…๎€—๎€Š๎€‘๎€Š๎€‡๎€…๎€๎€‚๎€†๎€‚๎€‘๎€„๎€Œ๎€„๎€Š๎€†๎€…๎€„๎€†๎€„๎€˜Analisis Penelitian๎€’๎€‚๎€†๎€—๎€‚๎€‰๎€Š๎€Œ๎€Š๎€† ๎€… ๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ ๎€… ๎€—๎€„๎€Š๎€‡๎€•๎€„๎€‘ ๎€… ๎€๎€†๎€Œ๎€๎€‰ ๎€… ๎€‡๎€‚๎€†๎€ˆ๎€Š๎€†๎€Š๎€‘๎€„๎€ƒ๎€„๎€ƒ ๎€… ๎€๎€‚๎€‘๎€„๎€ƒ๎€Š๎€†๎€Š๎€†๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€…al-แธคikam๎€…๎€„๎€†๎€„๎€…๎€‡๎€‚๎€‡๎€„๎€†๎€‹๎€Š๎€‡๎€…๎€‡๎€‚๎€Œ๎€๎€—๎€‚๎€…๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ๎€…๎€—๎€„๎€๎€Š๎€‰๎€Š๎€„๎€…๎€๎€‘๎€‚๎€๎€…๎€•๎€„๎€—๎€Š๎€†๎€ˆ๎€ƒ๎€Œ๎€๎€—๎€„๎€…๎€๎€‚๎€Ž๎€Œ๎€๎€†๎€‹๎€๎€‰๎€Š๎€† ๎€… ๎ˆperformance studies๎‰ ๎€… ๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ ๎€… ๎€—๎€„๎€๎€‚๎€Ž๎€‰๎€‚๎€†๎€Š๎€‘๎€‰๎€Š๎€†๎€๎€‘๎€‚๎€ ๎€… ๎€”๎€„๎€ ๎€๎€Š๎€Ž๎€— ๎€… ๎€ฅ๎€ ๎€๎€‚๎€ ๎€๎€†๎€‚๎€Ž๎€œ ๎€… ๎€๎€Š๎€‰๎€Š๎€Ž ๎€… ๎€Œ๎€‚๎€Š๎€Œ๎€‚๎€Ž ๎€…๎€—๎€Š๎€† ๎€…๎€ƒ๎€‚๎€†๎€„ ๎€…๎€๎€‚๎€Ž๎€Œ๎€๎€†๎€‹๎€๎€‰๎€Š๎€†๎€˜๎€ฅ๎€Œ๎€๎€—๎€„๎€…๎€๎€‚๎€Ž๎€Œ๎€๎€†๎€‹๎€๎€‰๎€Š๎€†๎€… ๎€„๎€†๎€„๎€…๎€‡๎€‚๎€Ž๎€๎€๎€Š๎€‰๎€Š๎€†๎€…๎€ˆ๎€Š๎€•๎€๎€†๎€ˆ๎€Š๎€†๎€… ๎€•๎€‚๎€Ž๎€•๎€Š๎€ˆ๎€Š๎€„๎€…๎€—๎€„๎€ƒ๎€„๎€๎€‘๎€„๎€†๎€‡๎€๎€‘๎€Š๎€„ ๎€… ๎€—๎€Š๎€Ž๎€„ ๎€… ๎€‚๎€Œ๎€†๎€๎€ˆ๎€Ž๎€Š๎€›๎€„๎€œ ๎€… ๎€‚๎€Œ๎€†๎€๎€‡๎€๎€ƒ๎€„๎€‰๎€๎€‘๎€๎€ˆ๎€„๎€œ ๎€… ๎€—๎€Š๎€† ๎€… ๎€—๎€„๎€ƒ๎€„๎€๎€‘๎€„๎€† ๎€… ๎€‘๎€Š๎€„๎€†๎€†๎€™๎€Š๎€˜๎€ฝ๎€‘๎€‚๎€๎€…๎€‰๎€Š๎€Ž๎€‚๎€†๎€Š๎€†๎€™๎€Š๎€œ๎€…๎€Š๎€†๎€Š๎€‘๎€„๎€ƒ๎€„๎€ƒ๎€… ๎€๎€‚๎€‘๎€„๎€ƒ๎€Š๎€†๎€Š๎€†๎€…๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ ๎€…al-แธคikam๎€… ๎€„๎€†๎€„๎€… ๎€—๎€„๎€Š๎€š๎€Š๎€‘๎€„๎€—๎€‚๎€†๎€ˆ๎€Š๎€†๎€…๎€๎€•๎€ƒ๎€‚๎€Ž๎€พ๎€Š๎€ƒ๎€„๎€…๎€—๎€Š๎€†๎€…๎€๎€Š๎€Ž๎€Œ๎€„๎€ƒ๎€„๎€๎€Š๎€ƒ๎€„๎€…๎€Š๎€‰๎€Œ๎€„๎€›๎€…๎€๎€‚๎€†๎€‚๎€‘๎€„๎€Œ๎€„๎€…๎€—๎€„๎€…๎€‘๎€Š๎€๎€Š๎€†๎€ˆ๎€Š๎€†๎€˜Penelitian TerdahuluAl-แธคikam ๎€‡๎€‚๎€Ž๎€๎€๎€Š๎€‰๎€Š๎€† ๎€… ๎€ƒ๎€‚๎€•๎€๎€Š๎€ ๎€… ๎€‰๎€Š๎€Ž๎€™๎€Š ๎€… ๎€๎€Œ๎€๎€ ๎€… ๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ ๎€… ๎€Œ๎€‚๎€Ž๎€ƒ๎€‚๎€•๎€Š๎€Ž๎€๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€Œ๎€๎€‹๎€๎€๎€…๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€…๎€‰๎€๎€‘๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€„๎€…๎€’๎€‚๎€Ž๎€๎€๎€ƒ๎€Œ๎€Š๎€‰๎€Š๎€Š๎€†๎€…๎€“๎€Š๎€ƒ๎€„๎€๎€†๎€Š๎€‘๎€…๎€”๎€–๎€…๎€—๎€Š๎€†๎€…๎€ƒ๎€Š๎€Œ๎€๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€…๎€‰๎€๎€‘๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€„๎€…๎€‰๎€‚๎€‘๎€๎€Š๎€Ž๎€ˆ๎€Š๎€…๎€Ÿ๎€ญ๎€…๎€ฅ๎€๎€๎€‘๎€‚๎€๎€…๎€ณ๎€Š๎€Ž๎€Š๎€Œ๎€…๎€—๎€„๎€…๎€ฅ๎€‚๎€‡๎€Š๎€Ž๎€Š๎€†๎€ˆ๎€˜๎€…๎€๎€„๎€ˆ๎€Š๎€—๎€„๎€…๎€Š๎€†๎€Œ๎€Š๎€Ž๎€Š๎€†๎€™๎€Š๎€…๎€•๎€‚๎€Ž๎€•๎€Š๎€๎€Š๎€ƒ๎€Š๎€…๎€ฉ๎€Ž๎€Š๎€•๎€˜๎€…๎€ฑ๎€‡๎€๎€Š๎€Œ๎€…๎€‘๎€Š๎€„๎€†๎€†๎€™๎€Š๎€…๎€•๎€‚๎€Ž๎€•๎€Š๎€๎€Š๎€ƒ๎€Š๎€…๎€ฌ๎€‚๎€‘๎€Š๎€™๎€๎€ƒ๎€‚๎€๎€‚๎€Ž๎€Œ๎€„ ๎€… ๎€Š๎€‰๎€Š๎€† ๎€… ๎€—๎€„๎€‹๎€‚๎€‘๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€† ๎€… ๎€๎€Š๎€—๎€Š ๎€… ๎€ฒ๎€ฉ๎€ฒ๎€… ๎€–๎€–๎€˜๎€… ๎€ฅ๎€‚๎€‡๎€‚๎€†๎€Œ๎€Š๎€Ž๎€Š ๎€… ๎€‰๎€Š๎€Ž๎€™๎€Š ๎€… ๎€Ÿ๎€ญ๎€ฅ๎€๎€๎€‘๎€‚๎€๎€…๎€ณ๎€Š๎€Ž๎€Š๎€Œ๎€…๎€•๎€‚๎€Ž๎€•๎€Š๎€๎€Š๎€ƒ๎€Š๎€…๎€ฃ๎€Š๎€š๎€Š๎€…๎€—๎€Š๎€†๎€…๎€•๎€‚๎€Ž๎€Š๎€‰๎€ƒ๎€Š๎€Ž๎€Š๎€… ๎€๎€‚๎€ˆ๎€๎€†๎€˜๎€…๎€ฒ๎€‚๎€๎€Ž๎€‚๎€†๎€—๎€—๎€Š๎€‘๎€Š๎€‡ ๎€…Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 4Perpustakaan Nasional Republik Indonesia๎€… ๎€‡๎€‚๎€†๎€ ๎€Š๎€†๎€Œ๎€๎€‡๎€‰๎€Š๎€†๎€‰๎€Š๎€Ž๎€™๎€Š ๎€…al-แธคikam ๎€๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€†๎€๎€‡๎€๎€Ž๎€…๎€‰๎€๎€—๎€‚๎€…๎€ฉ๎€…๎€ป๎€ถ๎€บ๎€…๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ๎€…๎€•๎€‚๎€Ž๎€‹๎€๎€‡๎€‘๎€Š๎€๎€…๎…๎€บ๎€๎€Š๎€‘๎€Š๎€‡๎€Š๎€†๎€œ๎€…๎ˆ๎€ฒ๎€‚๎€๎€Ž๎€‚๎€†๎€—๎€œ๎€…๎€ช๎€ต๎€ต๎€ท๎€ฐ๎€…๎€ช๎€ป๎‰๎€…๎€—๎€Š๎€†๎€…๎€†๎€๎€‡๎€๎€Ž๎€…๎€‰๎€๎€—๎€‚๎€…๎€ฉ๎€…๎€ธ๎€ธ๎€ป๎€…๎€—๎€‚๎€†๎€ˆ๎€Š๎€†Jumantara Vol. 9 Tahun 2018Alhafiz Kurniawanadalah sambungan dari teks sebelumnya. Karakter tulisankeduanya memiliki persamaan mutlak. Dari informasi yangdidapat dari pengamatan ini, penelitian ini akan menggabungkan dua naskah yang saling bersambung tersebut danmembandingkannya dengan naskah lain yang sejenis bahasanya. Penelitian ini akan menghasilkan satu suntingan teks danterjemahannya. Tiga koleksi Perpustakaan Nasional RI iniberbahasa dan beraksara Arab, yaitu A 180, A 402, dan A sisanya disalin dalam bahasa Melayu. Penelitian iniakan bermuara pada penyuntingan dan penerjemahan demikian, penyuntingan dan penerjemahan akandilakukan pada karya abad ke-13 M yang berisi 289 larik. Teksini terdiri atas tiga bagian. Sebanyak 256 larik berisipernyataan. Sementara 33 larik sisanya berisi yang ditempuh untuk sampai pada suntingan teks ituadalah metode kritis. Metode kritis ini dipilih dari sekianmetode kerja filologis dengan pertimbangan dari pengamatanatas tiga naskah koleksi Perpusnas menjelaskan bahwa pendekatan kritis inimemudahkan jalan bagi pembaca yang ingin mengakses tekstersebut. Pendekatan kritis memberikan tawaran-tawaran bagipembaca dalam mengatasi kesulitan-kesulitan tekstual.โ€œEdisi kritis dari suatu naskah lebih banyak membantupembaca. Pembaca dibantu mengatasi berbagaikesulitan yang bersifat tekstual atau yang berkenaandengan interpretasi dan dengan demikian terbebas darikesulitan mengerti isinya. Kritisโ€™ berarti bahwapenyunting itu mengidentifikasi sendiri bagian dalamteks yang mungkin terdapat masalah dan menawarkanjalan keluar. Di sini ada dua alternatif. Pertama, apabilapenyunting merasa bahwa ada kesalahan dalam tekstersebut, ia dapat memberikan tanda yang mengacupada aparatus kritikโ€™; di sini dia menyarankan bacaanyang lebih baik. Atau, kedua, pada tempat-tempat inipenyunting dapat memasukkan koreksi ke dalam tekstersebut dengan tanda yang jelas yang mengacu pada120 126 Jumantara Vol. 9 Tahun 2018hubungan antara naskah mantra pertanian dengan naskahilmu falak/perbintangan yang digunakan untuk menghitungserta menentukan kapan dan padi jenis apa yang harusditanam, dengan cara pengolahan yang bagaimana, mantraapa yang harus dibacakan, dan kapan padi itu harusdipanen, dengan cara bagaimana padi itu dipelihara agarhasilnya memuaskan. Artikel selanjutnya ditulis oleh YudiIrawan. Ia mengungkapkan catatan-catatan sejarah dalamBabad Sepehi. Babad Sepehi berisi peristiwa di masapemerintah kolonial Inggris berkuasa di Jawa, menceritakan keterlibatan pasukan Sepoyโ€”orang Jawaatau teks-teks Jawa sering kali menuliskan kata Sepoydengan Sepehi, Sepei, Spehi, Sepahi, atau Sipahiโ€”dalampenyerbuan Keraton Yogya, 18 Juni-20 Juni 1812. OrangJawa mengenang peristiwa penyerbuan ini sebagai peristiwaโ€œGeger Sepehiโ€.Alhafiz Kurniawan membahas naskah Al ini termasuk karya tasawuf dengan tiga bagian, yaituaforisme, sejumlah surat yang berisi nasihat untuk sahabatatau muridnya, dan munajat kepada Tuhan. Fokus kajian initerbagi menjadi dua. Pertama kajian filologis yaitumenyajikan edisi teks al-แธคikam al-Aแนญฤiyyah yang telahdibersihkan dari kesalahan dan diterjemahkan sehinggakandungan dan keunikan teks salinan al-แธคikam dapatdiketahui oleh masyarakat luas. Kedua secara etnografis,yaitu pelisanan teks al-แธคikam yang digunakan sebagaipenyebaran nilai-nilai sufisme di masyarakat miskinperkotaan yang sangat kompleks, khususnya masyarakatindustri pelabuhan di Cilincing, Jakarta Utara. Tia RizkiSetiawati membahas Kisah dan Firโ€™aun dan Nabi Musapada naskah Maslaku al-Irfฤn Fฤซ Sฤซrati Sayyidinฤ MลซsฤWa Firโ€™aun yang merupakan salah satu produk PesantrenGentur, Kemudian Surya Hema Malini dan DandungAdityo Argo Prasetyo membahas adanya kesalahan-kesalahan serta kandungan isi tentang deskripsi tari KarnaTandhing dalam naskah Pratรจlan Bรชksa Wirรจng KarnaTandhing Kaliyan Janak. Setelah melalui cara kerja filologiviJumantara Vol. 9 Tahun 2018Manuskrip Al-แธคikam Edisi Teks dan TerjemahanEfendi. Keterangan ini diperoleh dari catatan Parmaksizogluand Uysal [ed.] 1987 III 153 Shelfmark 34 Su-Hu 285.Laman Thesaurus of Indonesian Islamic Manuscripts inimenyebutkan bahwa Amir Fatah telah melakukan penelitianfilologis atas al-แธคikam pada 1997 M. Fatah membuat edisikritis al-แธคikam berbahasa Melayu dengan landasan manuskripal-แธคikam koleksi Perpustakaan Nasional Republik ini dapat dilihat pada yang diakses padaKamis 7 Desember penelitian terhadap salinan teks manuskripal-แธคikam berbahasa dan beraksara Arab pada nomor kode A180, A 402, dan A 554 ini membuka peluang bagi penelitianfilologis yang akan dikerjakan dalam tesis Isi TeksTeks AA adalah kitab tasawuf karya Ibn Athaillah al-Sakandari yang ditulis pada abad ke-13 M. Karya ini terdiriatas tiga bagian. Bagian pertama teks ini memuat 246 lariksufisme. Bagian kedua teks ini memuat nasihat-nasihat untukpara sahabatnya. Bagian ketiga teks ini diisi dengan munajatpenulis sebanyak 33 larik. Naskah ini juga dilengkapi denganketerangan nama penulis kitab di awal dan kolofon di kitab ini disebutkan bahwa penangguhanpemberian Allah bukan berarti penolakan atas sebuah doaseseorang. Pasalnya, pemberian Allah turun kepada orang yangberdoa sesuai bentuk yang diinginkan-Nya dan waktu yangdikehendaki-Nya. seseorang tidak bisa memaksakankehendaknya karena Allah yang maha kuasa atas pemberian-Nya. larik 6.Penulis kitab ini tidak mempersoalkan keragaman ibadahyang dilakukan manusia. Pasalnya, keragaman ibadah yangditempuh oleh masing-masing orang itu didasarkan padakeragaman ilham Ilahi yang memenuhi batin mereka. Semuajenis ibadah itu hanya raga atau wujud fisik semata. Tetapi123Jumantara Vol. 9 Tahun 2018Alhafiz Kurniawanjumlah 109 halaman yang menjadi sambungan dari teks al-แธคikam pada nomor kode pertama. Behrend, 1998 17.Anotasi untuk al-แธคikam pada katalog ini juga mengalamibeberapa kekeliruan karena tidak sesuai dengan kondisi fisiknaskah di lapangan. Pada bab selanjutnya kekeliruan itu pada nomor kode A 402 ditulis pada 39 halamanyang dimulai pada halaman 23 dan berakhir pada halaman teks dengan nomor kode A 554 merupakan sambungandari teks al-แธคikam pada nomor kode A 402. Lanjutan teks al-แธคikam pada nomor kode A 554 berjumlah 8 halaman. Lanjutanini ditulis pada halaman 46 dan berakhir dengan kolofon padahalaman al-Aแนญฤiyyah koleksi Perpustakaan Nasional RIini sudah masuk dalam Laman Thesaurus of IndonesianIslamic Manuscripts yang dikelola Puslitbang Lektur danKhazanah Keagamaan, MORA Center for the Study of Islamand Society, Syarif Hidayatullah State Islamic kanal manuskrip pada laman tersebut, al-แธคikamdisebutkan sebagai karya Syekh Ahmad bin Muhammad As-Sakandari dengan julukan Abul Fadhl atau Ibnu ini menerangkan bahwa manuskrip al-แธคikam berbahasadan beraksara Arab dengan tema sufisme. Keterangan ringkasal-แธคikam ini bisa ditemukan pada nomor urut 30 pada daftarmanuskrip Islam Indonesia. Laman ini diakses padaKamis 7 Desember ini juga secara khusus memberikan catatan untukal-แธคikam. Ibnu Athailah dilahirkan di Iskandariyah, Mesir,pada 1259 M/648 H dan wafat di Mesir pada 1309 M/709 ditulis pada abad ke-13 M. Salah satu anotasi atasal-แธคikam adalah Gayฤtu al-Mawฤhibi al-Aliyyati fฤซ Syarแธฅi al-แธคikami al-Aแนญฤiyyati karya Syekh Ibnu Abbad Muhammad binAbirahim ar-Randi 1333-1390 M. Anotasi karya Syekh IbnuAbbad ini dapat ditemukan di Perpustakaan Sulaimani, AmcaZade Husein Pasha, dan koleksi Hekimbasi Musa Nazif 127Jumantara Vol. 9 Tahun 2018naskah ini memuat peperangan antara kesatria denganraksaksa meliputi iringan tari, gerakan tari Karna Tandhing,pola lantai, dan percakapan serta diungkapkan nilai-nilaikepahlawanan dari lakon tari Karna Tandhing. Wening Pawestri dalam artikelnya yang berjudulKritik Naskah Kodikologi atas Naskah Sejarah Ragaselamengkaji komponen fisik naskah atau kodeks yang terdiridari inventarisasi naskah, deskripsi naskah, kekerabatanantarnaskah, dan penentuan naskah edisi. SelanjutnyaSyaiful Rohman membahas nasihat-nasihat atau piwulangdalam Serat Darmasaloka. Kemudian Noor Ilmi Amalia,mengungkapkan gambaran peran ibu dalam pola asuh danpendidikan anak yang terdapat dalam naskah Wawacan BinEtam. Kemudian, Tedi Permadi membandingkan tiga surattegel tanah tahun 1903, 1906 dan 1911 yang berasal daridaerah Priangan, Jawa Barat. Terakhir, Ahmad RijalNasrullah dan Ade Kosasih membahas subtansi danmetodologi filologi sebagaimana tercakup dalam keilmuanfilologi. Dalam artikel ini, beliau juga dibahas penerapanmetode dan teori filologi pada Naskah Kumpulan Mantrayang didapatkan dari penelitian lapangan di penerbitan Jumantara edisi ini bisa memberiinformasi dan manfaat kepada pembaca, khususnyainformasi yang berkaitan dengan kajian naskah mengharapkan para pembaca untuk mengirimartikel-artikel yang berisi kajian yang bersumber darinaskah kuno Nusantara. Kami menerima kritik dan saranpenyempurna demi keberlangsungan penerbitan Jumantarayang lebih baik. Selamat membaca dan terima RedaksiviiJumantara Vol. 9 Tahun 2018Manuskrip Al-แธคikam Edisi Teks dan TerjemahanEfendi. Keterangan ini diperoleh dari catatan Parmaksizogluand Uysal [ed.] 1987 III 153 Shelfmark 34 Su-Hu 285.Laman Thesaurus of Indonesian Islamic Manuscripts inimenyebutkan bahwa Amir Fatah telah melakukan penelitianfilologis atas al-แธคikam pada 1997 M. Fatah membuat edisikritis al-แธคikam berbahasa Melayu dengan landasan manuskripal-แธคikam koleksi Perpustakaan Nasional Republik ini dapat dilihat pada yang diakses padaKamis 7 Desember penelitian terhadap salinan teks manuskripal-แธคikam berbahasa dan beraksara Arab pada nomor kode A180, A 402, dan A 554 ini membuka peluang bagi penelitianfilologis yang akan dikerjakan dalam tesis Isi TeksTeks AA adalah kitab tasawuf karya Ibn Athaillah al-Sakandari yang ditulis pada abad ke-13 M. Karya ini terdiriatas tiga bagian. Bagian pertama teks ini memuat 246 lariksufisme. Bagian kedua teks ini memuat nasihat-nasihat untukpara sahabatnya. Bagian ketiga teks ini diisi dengan munajatpenulis sebanyak 33 larik. Naskah ini juga dilengkapi denganketerangan nama penulis kitab di awal dan kolofon di kitab ini disebutkan bahwa penangguhanpemberian Allah bukan berarti penolakan atas sebuah doaseseorang. Pasalnya, pemberian Allah turun kepada orang yangberdoa sesuai bentuk yang diinginkan-Nya dan waktu yangdikehendaki-Nya. seseorang tidak bisa memaksakankehendaknya karena Allah yang maha kuasa atas pemberian-Nya. larik 6.Penulis kitab ini tidak mempersoalkan keragaman ibadahyang dilakukan manusia. Pasalnya, keragaman ibadah yangditempuh oleh masing-masing orang itu didasarkan padakeragaman ilham Ilahi yang memenuhi batin mereka. Semuajenis ibadah itu hanya raga atau wujud fisik semata. TetapiJumantara Vol. 9 Tahun 2018Alhafiz Kurniawanjumlah 109 halaman yang menjadi sambungan dari teks al-แธคikam pada nomor kode pertama. Behrend, 1998 17.Anotasi untuk al-แธคikam pada katalog ini juga mengalamibeberapa kekeliruan karena tidak sesuai dengan kondisi fisiknaskah di lapangan. Pada bab selanjutnya kekeliruan itu pada nomor kode A 402 ditulis pada 39 halamanyang dimulai pada halaman 23 dan berakhir pada halaman teks dengan nomor kode A 554 merupakan sambungandari teks al-แธคikam pada nomor kode A 402. Lanjutan teks al-แธคikam pada nomor kode A 554 berjumlah 8 halaman. Lanjutanini ditulis pada halaman 46 dan berakhir dengan kolofon padahalaman al-Aแนญฤiyyah koleksi Perpustakaan Nasional RIini sudah masuk dalam Laman Thesaurus of IndonesianIslamic Manuscripts yang dikelola Puslitbang Lektur danKhazanah Keagamaan, MORA Center for the Study of Islamand Society, Syarif Hidayatullah State Islamic kanal manuskrip pada laman tersebut, al-แธคikamdisebutkan sebagai karya Syekh Ahmad bin Muhammad As-Sakandari dengan julukan Abul Fadhl atau Ibnu ini menerangkan bahwa manuskrip al-แธคikam berbahasadan beraksara Arab dengan tema sufisme. Keterangan ringkasal-แธคikam ini bisa ditemukan pada nomor urut 30 pada daftarmanuskrip Islam Indonesia. Laman ini diakses padaKamis 7 Desember ini juga secara khusus memberikan catatan untukal-แธคikam. Ibnu Athailah dilahirkan di Iskandariyah, Mesir,pada 1259 M/648 H dan wafat di Mesir pada 1309 M/709 ditulis pada abad ke-13 M. Salah satu anotasi atasal-แธคikam adalah Gayฤtu al-Mawฤhibi al-Aliyyati fฤซ Syarแธฅi al-แธคikami al-Aแนญฤiyyati karya Syekh Ibnu Abbad Muhammad binAbirahim ar-Randi 1333-1390 M. Anotasi karya Syekh IbnuAbbad ini dapat ditemukan di Perpustakaan Sulaimani, AmcaZade Husein Pasha, dan koleksi Hekimbasi Musa Nazif122 128 Jumantara Vol. 9 Tahun 2018hubungan antara naskah mantra pertanian dengan naskahilmu falak/perbintangan yang digunakan untuk menghitungserta menentukan kapan dan padi jenis apa yang harusditanam, dengan cara pengolahan yang bagaimana, mantraapa yang harus dibacakan, dan kapan padi itu harusdipanen, dengan cara bagaimana padi itu dipelihara agarhasilnya memuaskan. Artikel selanjutnya ditulis oleh YudiIrawan. Ia mengungkapkan catatan-catatan sejarah dalamBabad Sepehi. Babad Sepehi berisi peristiwa di masapemerintah kolonial Inggris berkuasa di Jawa, menceritakan keterlibatan pasukan Sepoyโ€”orang Jawaatau teks-teks Jawa sering kali menuliskan kata Sepoydengan Sepehi, Sepei, Spehi, Sepahi, atau Sipahiโ€”dalampenyerbuan Keraton Yogya, 18 Juni-20 Juni 1812. OrangJawa mengenang peristiwa penyerbuan ini sebagai peristiwaโ€œGeger Sepehiโ€.Alhafiz Kurniawan membahas naskah Al ini termasuk karya tasawuf dengan tiga bagian, yaituaforisme, sejumlah surat yang berisi nasihat untuk sahabatatau muridnya, dan munajat kepada Tuhan. Fokus kajian initerbagi menjadi dua. Pertama kajian filologis yaitumenyajikan edisi teks al-แธคikam al-Aแนญฤiyyah yang telahdibersihkan dari kesalahan dan diterjemahkan sehinggakandungan dan keunikan teks salinan al-แธคikam dapatdiketahui oleh masyarakat luas. Kedua secara etnografis,yaitu pelisanan teks al-แธคikam yang digunakan sebagaipenyebaran nilai-nilai sufisme di masyarakat miskinperkotaan yang sangat kompleks, khususnya masyarakatindustri pelabuhan di Cilincing, Jakarta Utara. Tia RizkiSetiawati membahas Kisah dan Firโ€™aun dan Nabi Musapada naskah Maslaku al-Irfฤn Fฤซ Sฤซrati Sayyidinฤ MลซsฤWa Firโ€™aun yang merupakan salah satu produk PesantrenGentur, Kemudian Surya Hema Malini dan DandungAdityo Argo Prasetyo membahas adanya kesalahan-kesalahan serta kandungan isi tentang deskripsi tari KarnaTandhing dalam naskah Pratรจlan Bรชksa Wirรจng KarnaTandhing Kaliyan Janak. Setelah melalui cara kerja filologiviJumantara Vol. 9 Tahun 2018Manuskrip Al-แธคikam Edisi Teks dan Terjemahanistiqamah itu sendiri. Banyak orang mengira bahwa karamahitu bisa dianugerahkan kepada Allah bila seseorang beribadahdengan tekun. Oleh karena itu, mereka beribadah dalam rangkamengejar karamah tersebut. Padahal, sering kali Allahmemberikan karamah itu kepada mereka yang belum istiqamahdalam beribadah. larik179.Transliterasi dan Edisi TeksEdisi dan terjemahan teks AA dibuat agar varian teksdapat dibaca dan dipahami oleh khalayak pembaca aksaraIndonesia dan oleh khalayak di luar kultur pesantren. Olehkarena itu koreksi atas kekeliruan dalam teks AA sangatpenting untuk dilakukan. Koreksi dilakukan dengan caramemberikan catatan kaki sebagai penanda yang mengacu padaaparat kritik. Pada aparat kritik, catatan ditulis sebagaiinformasi tambahan bagi membuat terjemahan, penulis menggunakanmetode yang diperkenalkan oleh Rofii melalui karyanya,Dalฤซl fฤซ At-Tarjamah Bimbingan Tarjamah Arab Indonesia,Vol I dan Vol II. Penulis melakukan langkah-langkahpenerjemahan yang diawali dengan pembacaan teks Arab yangakan diterjemahkan secara baik dan secara teliti berulang-ulang. Penulis mencoba mengamati ungkapan dan susunankalimatnya untuk memahami dengan jelas kandungan mengalami kesulitan dalam menangkap keutuhangagasan dalam sebuah teks, penulis memecah teks menjadibeberapa bagian dengan tetap memerhatikan konteks masing-masing bagian teks. Dalam menerjemahkan struktur kalimat,penulis menempatkan mubtada, fail, naโ€™ibul fail, isim kana,dan isim inna pada teks Arab sebagai subjek atau pokokkalimat dalam bahasa terjemahan. Penulis juga menempatkankhabar mubtada, khabar kana, khabar inna, dan fiil dalam tesArab sebagai predikat dalam teks mengikuti varian penerjemahan kata min dalamteks Arab yang disesuaikan dengan konteksnya menurutmetode yang diperkenalkan Rofii dalam Dalฤซl fฤซ At-Tarjamah125Jumantara Vol. 9 Tahun 2018Alhafiz Kurniawanyang menjadi roh atas wujud fisik ibadah itu tidak lain adalahkeikhlasan itu sendiri. larik 9-10.Kuantitias amal ibadah tidak dihitung dari jumlah ibadahitu sendiri. Kuantitas amal ibadah dihitung dari sejauhmanaseseorang mengendalikan hati dari keinginan-keinginanduniawi. Ibadah mereka yang masih diburu oleh keinginanduniawi dinilai sedikit di sisi Allah meskipun jumlahnya secarakasatmata terbilang banyak. Sedangkan ibadah mereka yangtidak lagi menginginkan kesenangan duniawi dinilai banyakoleh Allah meskipun terlihat sedikit. larik 45.Demikian halnya dengan dosa. Menurutnya, tiada yangnamanya dosa kecil bila seseorang dihadapkan pada keadilanAllah. Tiada juga yang disebut dosa besar bila seseorangberhadapan dengan kemurahan-Nya. larik 50.Sebagian orang ditugaskan untuk gemar beribadah. Tetapisebagian lainnya dipilih oleh Allah hanya untuk mencintai-Nya. Kedua jenis orang ini mendapat bimbingan Allah sesuaidengan porsinya. larik 68.Manusia sejatinya tidak pantas untuk memohon ganjaranatas amal ibadahnya. Pilihan kesempatan untuk beribadah yangjatuh kepada mereka itu sebenarnya sudah cukup sebagaiganjaran dari Allah. Kehangatan Ilahi yang terasa oleh batinmereka itu sebenarnya sudah lebih dari cukup sebagai balasanAllah. larik 90-91.Eksistensi sebuah benda sebenarnya tidak menghalangiAllah karena sejatinya tiada apapun di samping-Nya. Yangmenutupi Allah dari pandangan seseorang adalah ilusi orangitu sendiri atas adanya sesuatu di samping-Nya. larik137.Inayat Ilahi kepada seseorang itu turun bukan lantarankeistimewaan dari orang tersebut. Inayat itu datangmenghampirinya karena semata kemurahan Allah apa artinya keistimewaan ibadah seseorangdibanding anugerah-Nya? Toh, ia juga tidak bisa beribadahtanpa bimbingan dari Allah jua. larik 169.Karamah, khariqul adat, atau kejadian luar biasa bukanprioritas utama dalam konteks kehambaan kepada kehambaan kepada Allah adalah kontinuitas atau 129Jumantara Vol. 9 Tahun 2018naskah ini memuat peperangan antara kesatria denganraksaksa meliputi iringan tari, gerakan tari Karna Tandhing,pola lantai, dan percakapan serta diungkapkan nilai-nilaikepahlawanan dari lakon tari Karna Tandhing. Wening Pawestri dalam artikelnya yang berjudulKritik Naskah Kodikologi atas Naskah Sejarah Ragaselamengkaji komponen fisik naskah atau kodeks yang terdiridari inventarisasi naskah, deskripsi naskah, kekerabatanantarnaskah, dan penentuan naskah edisi. SelanjutnyaSyaiful Rohman membahas nasihat-nasihat atau piwulangdalam Serat Darmasaloka. Kemudian Noor Ilmi Amalia,mengungkapkan gambaran peran ibu dalam pola asuh danpendidikan anak yang terdapat dalam naskah Wawacan BinEtam. Kemudian, Tedi Permadi membandingkan tiga surattegel tanah tahun 1903, 1906 dan 1911 yang berasal daridaerah Priangan, Jawa Barat. Terakhir, Ahmad RijalNasrullah dan Ade Kosasih membahas subtansi danmetodologi filologi sebagaimana tercakup dalam keilmuanfilologi. Dalam artikel ini, beliau juga dibahas penerapanmetode dan teori filologi pada Naskah Kumpulan Mantrayang didapatkan dari penelitian lapangan di penerbitan Jumantara edisi ini bisa memberiinformasi dan manfaat kepada pembaca, khususnyainformasi yang berkaitan dengan kajian naskah mengharapkan para pembaca untuk mengirimartikel-artikel yang berisi kajian yang bersumber darinaskah kuno Nusantara. Kami menerima kritik dan saranpenyempurna demi keberlangsungan penerbitan Jumantarayang lebih baik. Selamat membaca dan terima RedaksiviiJumantara Vol. 9 Tahun 2018Manuskrip Al-แธคikam Edisi Teks dan Terjemahanistiqamah itu sendiri. Banyak orang mengira bahwa karamahitu bisa dianugerahkan kepada Allah bila seseorang beribadahdengan tekun. Oleh karena itu, mereka beribadah dalam rangkamengejar karamah tersebut. Padahal, sering kali Allahmemberikan karamah itu kepada mereka yang belum istiqamahdalam beribadah. larik179.Transliterasi dan Edisi TeksEdisi dan terjemahan teks AA dibuat agar varian teksdapat dibaca dan dipahami oleh khalayak pembaca aksaraIndonesia dan oleh khalayak di luar kultur pesantren. Olehkarena itu koreksi atas kekeliruan dalam teks AA sangatpenting untuk dilakukan. Koreksi dilakukan dengan caramemberikan catatan kaki sebagai penanda yang mengacu padaaparat kritik. Pada aparat kritik, catatan ditulis sebagaiinformasi tambahan bagi membuat terjemahan, penulis menggunakanmetode yang diperkenalkan oleh Rofii melalui karyanya,Dalฤซl fฤซ At-Tarjamah Bimbingan Tarjamah Arab Indonesia,Vol I dan Vol II. Penulis melakukan langkah-langkahpenerjemahan yang diawali dengan pembacaan teks Arab yangakan diterjemahkan secara baik dan secara teliti berulang-ulang. Penulis mencoba mengamati ungkapan dan susunankalimatnya untuk memahami dengan jelas kandungan mengalami kesulitan dalam menangkap keutuhangagasan dalam sebuah teks, penulis memecah teks menjadibeberapa bagian dengan tetap memerhatikan konteks masing-masing bagian teks. Dalam menerjemahkan struktur kalimat,penulis menempatkan mubtada, fail, naโ€™ibul fail, isim kana,dan isim inna pada teks Arab sebagai subjek atau pokokkalimat dalam bahasa terjemahan. Penulis juga menempatkankhabar mubtada, khabar kana, khabar inna, dan fiil dalam tesArab sebagai predikat dalam teks mengikuti varian penerjemahan kata min dalamteks Arab yang disesuaikan dengan konteksnya menurutmetode yang diperkenalkan Rofii dalam Dalฤซl fฤซ At-TarjamahJumantara Vol. 9 Tahun 2018Alhafiz Kurniawanyang menjadi roh atas wujud fisik ibadah itu tidak lain adalahkeikhlasan itu sendiri. larik 9-10.Kuantitias amal ibadah tidak dihitung dari jumlah ibadahitu sendiri. Kuantitas amal ibadah dihitung dari sejauhmanaseseorang mengendalikan hati dari keinginan-keinginanduniawi. Ibadah mereka yang masih diburu oleh keinginanduniawi dinilai sedikit di sisi Allah meskipun jumlahnya secarakasatmata terbilang banyak. Sedangkan ibadah mereka yangtidak lagi menginginkan kesenangan duniawi dinilai banyakoleh Allah meskipun terlihat sedikit. larik 45.Demikian halnya dengan dosa. Menurutnya, tiada yangnamanya dosa kecil bila seseorang dihadapkan pada keadilanAllah. Tiada juga yang disebut dosa besar bila seseorangberhadapan dengan kemurahan-Nya. larik 50.Sebagian orang ditugaskan untuk gemar beribadah. Tetapisebagian lainnya dipilih oleh Allah hanya untuk mencintai-Nya. Kedua jenis orang ini mendapat bimbingan Allah sesuaidengan porsinya. larik 68.Manusia sejatinya tidak pantas untuk memohon ganjaranatas amal ibadahnya. Pilihan kesempatan untuk beribadah yangjatuh kepada mereka itu sebenarnya sudah cukup sebagaiganjaran dari Allah. Kehangatan Ilahi yang terasa oleh batinmereka itu sebenarnya sudah lebih dari cukup sebagai balasanAllah. larik 90-91.Eksistensi sebuah benda sebenarnya tidak menghalangiAllah karena sejatinya tiada apapun di samping-Nya. Yangmenutupi Allah dari pandangan seseorang adalah ilusi orangitu sendiri atas adanya sesuatu di samping-Nya. larik137.Inayat Ilahi kepada seseorang itu turun bukan lantarankeistimewaan dari orang tersebut. Inayat itu datangmenghampirinya karena semata kemurahan Allah apa artinya keistimewaan ibadah seseorangdibanding anugerah-Nya? Toh, ia juga tidak bisa beribadahtanpa bimbingan dari Allah jua. larik 169.Karamah, khariqul adat, atau kejadian luar biasa bukanprioritas utama dalam konteks kehambaan kepada kehambaan kepada Allah adalah kontinuitas atau124 130 Jumantara Vol. 9 Tahun 2018hubungan antara naskah mantra pertanian dengan naskahilmu falak/perbintangan yang digunakan untuk menghitungserta menentukan kapan dan padi jenis apa yang harusditanam, dengan cara pengolahan yang bagaimana, mantraapa yang harus dibacakan, dan kapan padi itu harusdipanen, dengan cara bagaimana padi itu dipelihara agarhasilnya memuaskan. Artikel selanjutnya ditulis oleh YudiIrawan. Ia mengungkapkan catatan-catatan sejarah dalamBabad Sepehi. Babad Sepehi berisi peristiwa di masapemerintah kolonial Inggris berkuasa di Jawa, menceritakan keterlibatan pasukan Sepoyโ€”orang Jawaatau teks-teks Jawa sering kali menuliskan kata Sepoydengan Sepehi, Sepei, Spehi, Sepahi, atau Sipahiโ€”dalampenyerbuan Keraton Yogya, 18 Juni-20 Juni 1812. OrangJawa mengenang peristiwa penyerbuan ini sebagai peristiwaโ€œGeger Sepehiโ€.Alhafiz Kurniawan membahas naskah Al ini termasuk karya tasawuf dengan tiga bagian, yaituaforisme, sejumlah surat yang berisi nasihat untuk sahabatatau muridnya, dan munajat kepada Tuhan. Fokus kajian initerbagi menjadi dua. Pertama kajian filologis yaitumenyajikan edisi teks al-แธคikam al-Aแนญฤiyyah yang telahdibersihkan dari kesalahan dan diterjemahkan sehinggakandungan dan keunikan teks salinan al-แธคikam dapatdiketahui oleh masyarakat luas. Kedua secara etnografis,yaitu pelisanan teks al-แธคikam yang digunakan sebagaipenyebaran nilai-nilai sufisme di masyarakat miskinperkotaan yang sangat kompleks, khususnya masyarakatindustri pelabuhan di Cilincing, Jakarta Utara. Tia RizkiSetiawati membahas Kisah dan Firโ€™aun dan Nabi Musapada naskah Maslaku al-Irfฤn Fฤซ Sฤซrati Sayyidinฤ MลซsฤWa Firโ€™aun yang merupakan salah satu produk PesantrenGentur, Kemudian Surya Hema Malini dan DandungAdityo Argo Prasetyo membahas adanya kesalahan-kesalahan serta kandungan isi tentang deskripsi tari KarnaTandhing dalam naskah Pratรจlan Bรชksa Wirรจng KarnaTandhing Kaliyan Janak. Setelah melalui cara kerja filologiviJumantara Vol. 9 Tahun 2018Manuskrip Al-แธคikam Edisi Teks dan TerjemahanPenulisan VokalVokal Bahasa Arab terdiri atas vokal tunggal monoftong dan vokal rangkap diftong.Vokal tunggal Bahasa Arab ditandai dengan harakat atau tandabunyi. Bentuk alih aksaranya adalah sebagai berikutHuruf Arab Nama Huruf LatinูŽุงูŽุงFatแธฅah AูุงูุงKasrah IูุงูุงแธŒammah UVokal rangkap Bahasa Arab ditandai dengan gabunganantara harakat a dan huruf wฤwu sukun atau huruf yฤ transliterasi putusan Menteri Agama dan menteriPendidikan dan Kebudayaan menyebut โ€œaiโ€ dan โ€œauโ€ dengangabungan dua huruf vokal sebagai alih aksara vokal rangkapdari Bahasa Arab. Penulis tidak sepenuhnya mengikutipedoman transliterasi putusan menteri tersebut. Penulis tidaksepakat karena putusan itu lebih mempertimbangkan bunyipada beberapa aspek. Sementara alih aksara di sinimempertimbangkan pengalihan sedekat mungkin denganaksara asal. Putusan itu menyamakan konsep vokal BahasaArab dan Bahasa Indonesia. Konsep vokal keduanya berbedasama sekali. Dua kategori vokal yang dibuat dua menteri itutidak konsisten. Bahasa Indonesia memang memiliki vokalrangkap. Tetapi Bahasa Arab tidak memiliki vokal yang dianggap vokal rangkap Bahasa Arab olehputusan tersebut bukan vokal rangkap yang dikenal dalamBahasa Indonesia, yaitu gabungan dua huruf vokal. Sesuatuyang dianggap vokal rangkap Bahasa Arab oleh putusantersebut adalah gabungan huruf vokal dan konsonan. Hal inidimaksudkan untuk tetap konsisten menjaga kerja alih alih aksara ini juga bertujuan agar pembaca aksara127Jumantara Vol. 9 Tahun 2018Alhafiz KurniawanBimbingan Tarjamah Arab Indonesia. Vol I. Penulismenerjemahkan kata min dengan โ€œkarenaโ€, โ€œsalah seorangโ€,โ€œsalah satuโ€, โ€œterhadapโ€, โ€œantara lainโ€, โ€œdariโ€. Rofii, [tt]105.Dalam membuat transliterasi naskah AA, penulismenggunakan prinsip alih aksara sehingga penulis sedapatmungkin menghadirkan aksara alihan baik berbentuk aksaramaupun pungtuasi. Penulis membubuhkan pungtuasi sebagaikonsekuensi pengalihan aksara Arab yang tidak terakomodasidalam aksara Latin yang dikenal dalam Bahasa menerakan prinsip-prinsip alih aksara dalam edisi teksnaskah AA pada beberapa hal berikut ini1. Teks dipisahkan antara alih aksara dan teks kiri merupakan teks alih aksara. Sisi kanan adalahterjemahan teks AA. Pemisahan dan penempatan tekssecara berdampingan dilakukan untuk memudahkanpembaca dalam melihat perbandingan Pembagian paragraf dan larik dibuat berdasarkan penandatinta warna merah pada kata pertama larik di naskah A 402dan naskah A 554; dan penanda lingkaran kecil padanaskah A Nomor di akhir kata yang tertulis dengan ukuran lebihkecil dan sedikit naik menandai aparat kritik dan informasitambahan terkait Kata berbahasa Arab dan nama sebuah karya ditulisdengan huruf miring. Nama orang ditulis dengan hurufkapital pada huruf pertama setelah partikel โ€œalโ€.5. Deklinasi pada verba fiil mฤแธฤซ dan fiil muแธฤri, bentukjamak taksฤซr, dan nomina maแนฃdar didasarkan pada KamusArab-Indonesia Al-Munawwir karya Ahmad Warson Al-Munawwir dan Kamus Kontemporer Arab-Indonesia karyaAtabik Ali dan Ahmad Zuhdi Arab-Latin yang digunakan untuk teks AAini mengikuti pedoman alih aksara putusan Menteri Agamadan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik IndonesiaNomor 158 Tahun 1987 dan Nomor 0543 b/u/1987. 131Jumantara Vol. 9 Tahun 2018naskah ini memuat peperangan antara kesatria denganraksaksa meliputi iringan tari, gerakan tari Karna Tandhing,pola lantai, dan percakapan serta diungkapkan nilai-nilaikepahlawanan dari lakon tari Karna Tandhing. Wening Pawestri dalam artikelnya yang berjudulKritik Naskah Kodikologi atas Naskah Sejarah Ragaselamengkaji komponen fisik naskah atau kodeks yang terdiridari inventarisasi naskah, deskripsi naskah, kekerabatanantarnaskah, dan penentuan naskah edisi. SelanjutnyaSyaiful Rohman membahas nasihat-nasihat atau piwulangdalam Serat Darmasaloka. Kemudian Noor Ilmi Amalia,mengungkapkan gambaran peran ibu dalam pola asuh danpendidikan anak yang terdapat dalam naskah Wawacan BinEtam. Kemudian, Tedi Permadi membandingkan tiga surattegel tanah tahun 1903, 1906 dan 1911 yang berasal daridaerah Priangan, Jawa Barat. Terakhir, Ahmad RijalNasrullah dan Ade Kosasih membahas subtansi danmetodologi filologi sebagaimana tercakup dalam keilmuanfilologi. Dalam artikel ini, beliau juga dibahas penerapanmetode dan teori filologi pada Naskah Kumpulan Mantrayang didapatkan dari penelitian lapangan di penerbitan Jumantara edisi ini bisa memberiinformasi dan manfaat kepada pembaca, khususnyainformasi yang berkaitan dengan kajian naskah mengharapkan para pembaca untuk mengirimartikel-artikel yang berisi kajian yang bersumber darinaskah kuno Nusantara. Kami menerima kritik dan saranpenyempurna demi keberlangsungan penerbitan Jumantarayang lebih baik. Selamat membaca dan terima RedaksiviiJumantara Vol. 9 Tahun 2018Manuskrip Al-แธคikam Edisi Teks dan TerjemahanPenulisan VokalVokal Bahasa Arab terdiri atas vokal tunggal monoftong dan vokal rangkap diftong.Vokal tunggal Bahasa Arab ditandai dengan harakat atau tandabunyi. Bentuk alih aksaranya adalah sebagai berikutHuruf Arab Nama Huruf LatinูŽุงูŽุงFatแธฅah AูุงูุงKasrah IูุงูุงแธŒammah UVokal rangkap Bahasa Arab ditandai dengan gabunganantara harakat a dan huruf wฤwu sukun atau huruf yฤ transliterasi putusan Menteri Agama dan menteriPendidikan dan Kebudayaan menyebut โ€œaiโ€ dan โ€œauโ€ dengangabungan dua huruf vokal sebagai alih aksara vokal rangkapdari Bahasa Arab. Penulis tidak sepenuhnya mengikutipedoman transliterasi putusan menteri tersebut. Penulis tidaksepakat karena putusan itu lebih mempertimbangkan bunyipada beberapa aspek. Sementara alih aksara di sinimempertimbangkan pengalihan sedekat mungkin denganaksara asal. Putusan itu menyamakan konsep vokal BahasaArab dan Bahasa Indonesia. Konsep vokal keduanya berbedasama sekali. Dua kategori vokal yang dibuat dua menteri itutidak konsisten. Bahasa Indonesia memang memiliki vokalrangkap. Tetapi Bahasa Arab tidak memiliki vokal yang dianggap vokal rangkap Bahasa Arab olehputusan tersebut bukan vokal rangkap yang dikenal dalamBahasa Indonesia, yaitu gabungan dua huruf vokal. Sesuatuyang dianggap vokal rangkap Bahasa Arab oleh putusantersebut adalah gabungan huruf vokal dan konsonan. Hal inidimaksudkan untuk tetap konsisten menjaga kerja alih alih aksara ini juga bertujuan agar pembaca aksaraJumantara Vol. 9 Tahun 2018Alhafiz KurniawanBimbingan Tarjamah Arab Indonesia. Vol I. Penulismenerjemahkan kata min dengan โ€œkarenaโ€, โ€œsalah seorangโ€,โ€œsalah satuโ€, โ€œterhadapโ€, โ€œantara lainโ€, โ€œdariโ€. Rofii, [tt]105.Dalam membuat transliterasi naskah AA, penulismenggunakan prinsip alih aksara sehingga penulis sedapatmungkin menghadirkan aksara alihan baik berbentuk aksaramaupun pungtuasi. Penulis membubuhkan pungtuasi sebagaikonsekuensi pengalihan aksara Arab yang tidak terakomodasidalam aksara Latin yang dikenal dalam Bahasa menerakan prinsip-prinsip alih aksara dalam edisi teksnaskah AA pada beberapa hal berikut ini1. Teks dipisahkan antara alih aksara dan teks kiri merupakan teks alih aksara. Sisi kanan adalahterjemahan teks AA. Pemisahan dan penempatan tekssecara berdampingan dilakukan untuk memudahkanpembaca dalam melihat perbandingan Pembagian paragraf dan larik dibuat berdasarkan penandatinta warna merah pada kata pertama larik di naskah A 402dan naskah A 554; dan penanda lingkaran kecil padanaskah A Nomor di akhir kata yang tertulis dengan ukuran lebihkecil dan sedikit naik menandai aparat kritik dan informasitambahan terkait Kata berbahasa Arab dan nama sebuah karya ditulisdengan huruf miring. Nama orang ditulis dengan hurufkapital pada huruf pertama setelah partikel โ€œalโ€.5. Deklinasi pada verba fiil mฤแธฤซ dan fiil muแธฤri, bentukjamak taksฤซr, dan nomina maแนฃdar didasarkan pada KamusArab-Indonesia Al-Munawwir karya Ahmad Warson Al-Munawwir dan Kamus Kontemporer Arab-Indonesia karyaAtabik Ali dan Ahmad Zuhdi Arab-Latin yang digunakan untuk teks AAini mengikuti pedoman alih aksara putusan Menteri Agamadan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik IndonesiaNomor 158 Tahun 1987 dan Nomor 0543 b/u/ 132 Jumantara Vol. 9 Tahun 2018hubungan antara naskah mantra pertanian dengan naskahilmu falak/perbintangan yang digunakan untuk menghitungserta menentukan kapan dan padi jenis apa yang harusditanam, dengan cara pengolahan yang bagaimana, mantraapa yang harus dibacakan, dan kapan padi itu harusdipanen, dengan cara bagaimana padi itu dipelihara agarhasilnya memuaskan. Artikel selanjutnya ditulis oleh YudiIrawan. Ia mengungkapkan catatan-catatan sejarah dalamBabad Sepehi. Babad Sepehi berisi peristiwa di masapemerintah kolonial Inggris berkuasa di Jawa, menceritakan keterlibatan pasukan Sepoyโ€”orang Jawaatau teks-teks Jawa sering kali menuliskan kata Sepoydengan Sepehi, Sepei, Spehi, Sepahi, atau Sipahiโ€”dalampenyerbuan Keraton Yogya, 18 Juni-20 Juni 1812. OrangJawa mengenang peristiwa penyerbuan ini sebagai peristiwaโ€œGeger Sepehiโ€.Alhafiz Kurniawan membahas naskah Al ini termasuk karya tasawuf dengan tiga bagian, yaituaforisme, sejumlah surat yang berisi nasihat untuk sahabatatau muridnya, dan munajat kepada Tuhan. Fokus kajian initerbagi menjadi dua. Pertama kajian filologis yaitumenyajikan edisi teks al-แธคikam al-Aแนญฤiyyah yang telahdibersihkan dari kesalahan dan diterjemahkan sehinggakandungan dan keunikan teks salinan al-แธคikam dapatdiketahui oleh masyarakat luas. Kedua secara etnografis,yaitu pelisanan teks al-แธคikam yang digunakan sebagaipenyebaran nilai-nilai sufisme di masyarakat miskinperkotaan yang sangat kompleks, khususnya masyarakatindustri pelabuhan di Cilincing, Jakarta Utara. Tia RizkiSetiawati membahas Kisah dan Firโ€™aun dan Nabi Musapada naskah Maslaku al-Irfฤn Fฤซ Sฤซrati Sayyidinฤ MลซsฤWa Firโ€™aun yang merupakan salah satu produk PesantrenGentur, Kemudian Surya Hema Malini dan DandungAdityo Argo Prasetyo membahas adanya kesalahan-kesalahan serta kandungan isi tentang deskripsi tari KarnaTandhing dalam naskah Pratรจlan Bรชksa Wirรจng KarnaTandhing Kaliyan Janak. Setelah melalui cara kerja filologiviJumantara Vol. 9 Tahun 2018Manuskrip Al-แธคikam Edisi Teks dan TerjemahanSedangkan naskah lainnya yang berbahasa melayu sudahditeliti secara filologis oleh Amir Fatah pada 1997 berisi kajian tasawuf yang lebih berorientasi padaetika di hadapan Tuhan. AA banyak memberikan cara pandangyang nyentrik atau tidak lazim dalam memandang suatuperistiwa yang wujudnya beragama. Ketidaklaziman itudidasarkan pada pijakan yang tetap, yaitu kehadiran dankeridhaan Tuhan di alam nyata. AA kerap memperingatkankepentingan-kepentingan manusia di balik praktik-praktikperibadatan yang sakral. AA juga mengidentifikasiketidaktulusan manusia di balik praktik ibadah yang lazimnyadianggap suci dan tidak perlu banyak memberikan cara pandang baru bagi seseorangdalam memandang semua bentuk ibadah. AA tidakmemandang secara fanatik bentuk-bentuk perilaku memandang aneka perilaku manusia karena perbedaanilham Ilahi yang masuk ke masing-masing orang. AA padanaskah A 554 yang diteliti dalam tulisan ini menyertakankolofon yang memuat informasi penting terkait tahun ini menjadi bukti tertulis yang tertua terkait masuktarekat cukup diminati. Teks ini digunakan oleh seorangpemimpin komunitas sufisme di Cilincing, Jakarta Utara,untuk mengikat komunitasnya. Teks ini dilisankan setiapmalam oleh pemimpin komunitas dengan tujuan agar nilai-nilai sufisme dalam AA dapat dihayati secara menyimpulkan bahwa aktivitas pelisanan di hadapankhalayak memberikan tenaga pada teks AA dibandingkandibaca sunyi sendiri. Aktivitas pelisanan juga merupakanbentuk pembukaan akses terhadap teks AA yang berbahasa danberaksara Arab. Dengan pelisanan, khalayak di Cilincing yangberbasis masyarakat industri dapat mengakses nilai-nilaisufisme yang terkandung dalam AA. Pelisanan teks AAdengan intensitas yang tinggi dapat menginternalisasi nilai-nilai sufisme bagi AA jumlahnya cukup banyak. AA dicetak olehbanyak penerbit dengan berbagai macam naskah. Meskipun129Jumantara Vol. 9 Tahun 2018๎€ฉ๎€‘๎€๎€Š๎€›๎€„๎€ฆ๎€…๎€Ÿ๎€๎€Ž๎€†๎€„๎€Š๎€š๎€Š๎€†๎€ผ๎€Š๎€Œ๎€„๎€† ๎€… ๎€Œ๎€„๎€—๎€Š๎€‰ ๎€… ๎€‰๎€‚๎€๎€„๎€‘๎€Š๎€†๎€ˆ๎€Š๎€† ๎€… ๎€‹๎€‚๎€‹๎€Š๎€‰ ๎€… ๎€•๎€„๎€‘๎€Š ๎€… ๎€„๎€†๎€ˆ๎€„๎€† ๎€… ๎€‡๎€‚๎€Ž๎€‚๎€‰๎€๎€†๎€ƒ๎€Œ๎€Ž๎€๎€‰๎€ƒ๎€„๎€†๎€™๎€Š๎€—๎€Š๎€‘๎€Š๎€‡๎€…๎€ฒ๎€Š๎€๎€Š๎€ƒ๎€Š๎€…๎€ฉ๎€Ž๎€Š๎€•๎€˜๎€…๎€ค๎€๎€Š๎€™๎€Š๎€…๎€Ž๎€‚๎€‰๎€๎€†๎€ƒ๎€Œ๎€Ž๎€๎€‰๎€ƒ๎€„๎€…๎€—๎€Š๎€Ž๎€„๎€…๎€Š๎€‰๎€ƒ๎€Š๎€Ž๎€Š๎€…๎€ผ๎€Š๎€Œ๎€„๎€†๎€…๎€‰๎€‚๎€Š๎€‰๎€ƒ๎€Š๎€Ž๎€Š๎€…๎€ฉ๎€Ž๎€Š๎€•๎€…๎€Š๎€‰๎€Š๎€†๎€…๎€‡๎€‚๎€†๎€ˆ๎€Š๎€‘๎€Š๎€‡๎€„๎€…๎€‰๎€‚๎€ˆ๎€Š๎€ˆ๎€Š๎€‘๎€Š๎€†๎€…๎€•๎€„๎€‘๎€Š๎€…๎€Š๎€‘๎€„๎€๎€…๎€Š๎€‰๎€ƒ๎€Š๎€Ž๎€Š๎€…๎€ผ๎€Š๎€Œ๎€„๎€†๎€ƒ๎€‚๎€•๎€‚๎€‘๎€๎€‡๎€†๎€™๎€Š ๎€… ๎€‡๎€‚๎€†๎€ˆ๎€„๎€‰๎€๎€Œ๎€„ ๎€… ๎€๎€‚๎€—๎€๎€‡๎€Š๎€† ๎€… ๎€๎€๎€Œ๎€๎€ƒ๎€Š๎€† ๎€… ๎€‡๎€‚๎€†๎€Œ๎€‚๎€Ž๎€„ ๎€… ๎€Œ๎€‚๎€Ž๎€ƒ๎€‚๎€•๎€๎€Œ๎€˜๎€ฝ๎€‘๎€‚๎€๎€…๎€‰๎€Š๎€Ž๎€‚๎€†๎€Š๎€…๎€„๎€Œ๎€๎€œ๎€…๎€๎€‚๎€†๎€๎€‘๎€„๎€ƒ๎€…๎€‡๎€‚๎€‡๎€•๎€๎€Š๎€Œ๎€…๎€Œ๎€Ž๎€Š๎€†๎€ƒ๎€‘๎€„๎€Œ๎€‚๎€Ž๎€Š๎€ƒ๎€„๎€…๎๎€พ๎€๎€‰๎€Š๎€‘๎€…๎€Ž๎€Š๎€†๎€ˆ๎€‰๎€Š๎€๎ƒ๎€„๎€Œ๎€๎€…๎€ƒ๎€‚๎€•๎€Š๎€ˆ๎€Š๎€„๎€…๎€•๎€‚๎€Ž๎€„๎€‰๎€๎€Œ๎€ฐ๎€ญ๎€๎€Ž๎€๎€›๎€…๎€ฉ๎€Ž๎€Š๎€• ๎€“๎€Š๎€‡๎€Š ๎€ญ๎€๎€Ž๎€๎€›๎€ผ๎€Š๎€Œ๎€„๎€†๎‚บ๎น๎‚ถ๎‚ป ๎€ž๎€Š๎€Œ๎‚๎€Š๎€๎€…๎€—๎€Š๎€†๎€…yฤ Ay๎‚บ๎ต๎‚ถ๎‚ป ๎€ž๎€Š๎€Œ๎‚๎€Š๎€๎€…๎€—๎€Š๎€†๎€…yฤ Aw๎€ข๎€๎€†๎€Œ๎€๎€๎€ฐ๎€ฐ๎๎‚บ๎ต๎‚ธ๎ฎ๎‚บ๎ต๎‚ถ๎ง๎€…mawjลซd๎ค๎‚‘๎ง๎‘๎๎ต๎ฎ๎ต๎‚’๎๎‘๎‚Ž๎ฃ๎”๎‘๎Ž๎‚’๎๎‘๎ค๎ฅ๎‚“๎‘๎’๎‚Ÿ๎‚ผ๎‚ฉ๎‘๎š๎›๎‘๎ค๎‚‰๎Ž๎ฒ๎‚Ÿ๎‚•๎‘๎‚‹๎ฏ๎ฉ๎ฟ๎‘๎๎ต๎ฎ๎‚€๎‘๎‚ƒ๎ป๎‚“๎‘๎’๎”๎จ๎™๎‘๎Ž๎‚’๎งMin mฤ yadulluka alฤ wujลซd qahrihฤซ subแธฅฤnahลซ anแธฅajabaka anhu bi mฤ laysa bi mawjลซd maahลซ. ๎ˆ๎€‘๎€Š๎€Ž๎€„๎€‰๎€…๎€ช๎€ธ๎‰๎€˜๎‚›๎‚บ๎ฃ๎‚ถ๎‚“๎€ฐ๎€…๎‡ayn๎‚‹๎๎ต๎ฎ๎ต๎”๎‘๎’๎ง๎จ๎‚“๎‘๎‚๎จ๎ฉ๎‚ฆ๎™๎‘๎‚๎ฏ๎ฃ๎‚ง๎‚Ÿ๎”๎Ÿ๎‘๎‚›๎ฃ๎‚“๎‘๎‚€Wa aynu al-baแนฃฤซrati yusyhiduka adamaka li wujลซdihฤซ.๎ˆ๎€‘๎€Š๎€Ž๎€„๎€‰๎€…๎€ซ๎€ธ๎‰๎€˜Hasil Penelitian๎€๎€‚๎€‰๎€ƒ ๎€…al-แธคikam al-Aแนญฤiyyah๎€… ๎ˆ๎€ฉ๎€ฉ๎‰ ๎€… ๎€Š๎€—๎€Š๎€‘๎€Š๎€ ๎€… ๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€ ๎€… ๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ๎€•๎€‚๎€Ž๎€„๎€ƒ๎€„๎€…๎€†๎€„๎€‘๎€Š๎€„๎€ก๎€†๎€„๎€‘๎€Š๎€„๎€…๎€ƒ๎€๎€›๎€„๎€ƒ๎€‡๎€‚๎€…๎€๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€Š๎€•๎€Š๎€—๎€…๎€‰๎€‚๎€ก๎€ช๎€ซ๎€…๎€ฌ๎€˜๎€…๎€Ÿ๎€Š๎€Ž๎€™๎€Š๎€…๎€„๎€†๎€„๎€…๎€—๎€„๎€Œ๎€๎€‘๎€„๎€ƒ๎€๎€‘๎€‚๎€ ๎€… ๎€ƒ๎€‚๎€๎€Ž๎€Š๎€†๎€ˆ ๎€… ๎€๎€‘๎€Š๎€‡๎€Š ๎€… ๎€ฌ๎€‚๎€ƒ๎€„๎€Ž๎€œ ๎€… ๎€–๎€•๎€† ๎€… ๎€ฉ๎€Œ๎€๎€Š๎€„๎€‘๎€‘๎€Š๎€๎€˜ ๎€… ๎€ฉ๎€ฉ ๎€… ๎€‡๎€‚๎€Ž๎€๎€๎€Š๎€‰๎€Š๎€†๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€…๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ ๎€…๎€ ๎€๎€‰๎€๎€๎€…๎€Œ๎€‚๎€Ž๎€‰๎€‚๎€†๎€Š๎€‘๎€…๎€—๎€Š๎€†๎€…๎€—๎€„๎€‡๎€„๎€†๎€Š๎€Œ๎€„๎€…๎€—๎€„๎€…๎€—๎€๎€†๎€„๎€Š๎€˜๎€…๎€ฉ๎€ฉ๎€…๎€‹๎€๎€ˆ๎€Š๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€…๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ๎€…๎€—๎€„๎€‡๎€„๎€†๎€Š๎€Œ๎€„๎€…๎€—๎€„๎€…๎€–๎€†๎€—๎€๎€†๎€‚๎€ƒ๎€„๎€Š๎€˜๎€…๎€ฅ๎€‚๎€‹๎€Š๎€‰๎€…๎€Š๎€•๎€Š๎€—๎€…๎€‰๎€‚๎€ก๎€ช๎€ท๎€…๎€ฌ๎€œ๎€…๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€…๎€„๎€†๎€„๎€‡๎€๎€‘๎€Š๎€„๎€…๎€—๎€„๎€Š๎€‰๎€ƒ๎€‚๎€ƒ๎€…๎€๎€‘๎€‚๎€๎€…๎€‡๎€Š๎€ƒ๎€™๎€Š๎€Ž๎€Š๎€‰๎€Š๎€Œ๎€…๎€–๎€†๎€—๎€๎€†๎€‚๎€ƒ๎€„๎€Š๎€˜๎€…๎€ญ๎€Š๎€‘๎€…๎€„๎€†๎€„๎€…๎€Œ๎€‚๎€Ž๎€•๎€๎€‰๎€Œ๎€„๎€…๎€—๎€Š๎€Ž๎€„๎€ƒ๎€Š๎€‘๎€„๎€†๎€Š๎€†๎€œ๎€…๎€Š๎€†๎€๎€Œ๎€Š๎€ƒ๎€„๎€œ๎€…๎€Œ๎€‚๎€Ž๎€‹๎€‚๎€‡๎€Š๎€๎€Š๎€†๎€œ๎€…๎€ƒ๎€Š๎€—๎€๎€Ž๎€Š๎€†๎€œ๎€…๎€—๎€Š๎€†๎€…๎€๎€‚๎€‘๎€„๎€ƒ๎€Š๎€†๎€Š๎€†๎€…๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€…๎€ฉ๎€ฉ๎€˜๎€…๎€ฑ๎€—๎€„๎€ƒ๎€„ ๎€… ๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ ๎€… ๎€ฉ๎€ฉ ๎€… ๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ ๎€… ๎€—๎€„๎€ˆ๎€๎€†๎€Š๎€‰๎€Š๎€† ๎€… ๎€—๎€Š๎€‘๎€Š๎€‡ ๎€… ๎€๎€‚๎€†๎€™๎€Š๎€‘๎€„๎€†๎€Š๎€† ๎€… ๎€„๎€†๎€„๎€Š๎€—๎€Š๎€‘๎€Š๎€ ๎€… ๎€“๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€ ๎€… ๎€ฒ ๎€… ๎ˆ๎€ฉ ๎€… ๎€ป๎€ถ๎€บ๎‰ ๎€… ๎€—๎€Š๎€† ๎€… ๎€“๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€ ๎€… ๎€ข ๎€… ๎ˆ๎€ฉ ๎€… ๎€ธ๎€ธ๎€ป๎‰ ๎€… ๎€—๎€‚๎€†๎€ˆ๎€Š๎€†๎€“๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€…๎€ฉ๎€…๎ˆ๎€ฉ๎€… ๎€ช๎€ท๎€ถ๎‰๎€…๎€ƒ๎€‚๎€•๎€Š๎€ˆ๎€Š๎€„๎€…๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€…๎€๎€‚๎€†๎€—๎€๎€‰๎€๎€†๎€ˆ๎€…๎€‰๎€Š๎€Ž๎€‚๎€†๎€Š๎€… ๎€ƒ๎€‚๎€‡๎€๎€Š๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€ ๎€… ๎€„๎€†๎€„ ๎€… ๎€•๎€‚๎€‘๎€๎€‡ ๎€… ๎€๎€‚๎€Ž๎€†๎€Š๎€ ๎€…๎€—๎€„๎€Œ๎€‚๎€‘๎€„๎€Œ๎€„๎€˜ ๎€… ๎€ฌ๎€‚๎€ƒ๎€‰๎€„๎€๎€๎€† ๎€… ๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ ๎€… ๎€ฉ๎€ฉ ๎€… ๎€ƒ๎€๎€—๎€Š๎€๎€—๎€„๎€ ๎€‚๎€Œ๎€Š๎€‰๎€…๎€—๎€Š๎€†๎€…๎€•๎€‚๎€Ž๎€‚๎€—๎€Š๎€Ž๎€…๎€•๎€‚๎€Ž๎€—๎€Š๎€ƒ๎€Š๎€Ž๎€‰๎€Š๎€†๎€…๎€ƒ๎€Š๎€‘๎€„๎€†๎€Š๎€†๎€…๎€—๎€„๎€…๎€๎€„๎€‡๎€๎€Ž๎€…๎€๎€‚๎€†๎€ˆ๎€Š๎€๎€œ๎€…๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€ฉ๎€ฉ ๎€… ๎€ƒ๎€Š๎€‘๎€„๎€†๎€Š๎€† ๎€… ๎€—๎€„ ๎€… ๎€–๎€†๎€—๎€๎€†๎€‚๎€ƒ๎€„๎€Š ๎€… ๎€‹๎€๎€ˆ๎€Š ๎€… ๎€‘๎€Š๎€™๎€Š๎€‰ ๎€… ๎€๎€†๎€Œ๎€๎€‰ ๎€… ๎€—๎€„๎€Œ๎€‚๎€‘๎€„๎€Œ๎€„ ๎€… ๎€‰๎€Š๎€Ž๎€‚๎€†๎€Š๎€•๎€Š๎€†๎€™๎€Š๎€‰ ๎€… ๎€‡๎€‚๎€†๎€ˆ๎€Š๎€†๎€—๎€๎€†๎€ˆ ๎€… ๎€‰๎€๎€†๎€„๎€‰๎€Š๎€† ๎€… ๎€—๎€Š๎€† ๎€…๎€พ๎€Š๎€Ž๎€„๎€Š๎€† ๎€…๎€‰๎€Š๎€Œ๎€Š ๎€… ๎€—๎€„๎€… ๎€—๎€Š๎€‘๎€Š๎€‡๎€†๎€™๎€Š๎€˜ 133Jumantara Vol. 9 Tahun 2018naskah ini memuat peperangan antara kesatria denganraksaksa meliputi iringan tari, gerakan tari Karna Tandhing,pola lantai, dan percakapan serta diungkapkan nilai-nilaikepahlawanan dari lakon tari Karna Tandhing. Wening Pawestri dalam artikelnya yang berjudulKritik Naskah Kodikologi atas Naskah Sejarah Ragaselamengkaji komponen fisik naskah atau kodeks yang terdiridari inventarisasi naskah, deskripsi naskah, kekerabatanantarnaskah, dan penentuan naskah edisi. SelanjutnyaSyaiful Rohman membahas nasihat-nasihat atau piwulangdalam Serat Darmasaloka. Kemudian Noor Ilmi Amalia,mengungkapkan gambaran peran ibu dalam pola asuh danpendidikan anak yang terdapat dalam naskah Wawacan BinEtam. Kemudian, Tedi Permadi membandingkan tiga surattegel tanah tahun 1903, 1906 dan 1911 yang berasal daridaerah Priangan, Jawa Barat. Terakhir, Ahmad RijalNasrullah dan Ade Kosasih membahas subtansi danmetodologi filologi sebagaimana tercakup dalam keilmuanfilologi. Dalam artikel ini, beliau juga dibahas penerapanmetode dan teori filologi pada Naskah Kumpulan Mantrayang didapatkan dari penelitian lapangan di penerbitan Jumantara edisi ini bisa memberiinformasi dan manfaat kepada pembaca, khususnyainformasi yang berkaitan dengan kajian naskah mengharapkan para pembaca untuk mengirimartikel-artikel yang berisi kajian yang bersumber darinaskah kuno Nusantara. Kami menerima kritik dan saranpenyempurna demi keberlangsungan penerbitan Jumantarayang lebih baik. Selamat membaca dan terima RedaksiviiJumantara Vol. 9 Tahun 2018Manuskrip Al-แธคikam Edisi Teks dan TerjemahanSedangkan naskah lainnya yang berbahasa melayu sudahditeliti secara filologis oleh Amir Fatah pada 1997 berisi kajian tasawuf yang lebih berorientasi padaetika di hadapan Tuhan. AA banyak memberikan cara pandangyang nyentrik atau tidak lazim dalam memandang suatuperistiwa yang wujudnya beragama. Ketidaklaziman itudidasarkan pada pijakan yang tetap, yaitu kehadiran dankeridhaan Tuhan di alam nyata. AA kerap memperingatkankepentingan-kepentingan manusia di balik praktik-praktikperibadatan yang sakral. AA juga mengidentifikasiketidaktulusan manusia di balik praktik ibadah yang lazimnyadianggap suci dan tidak perlu banyak memberikan cara pandang baru bagi seseorangdalam memandang semua bentuk ibadah. AA tidakmemandang secara fanatik bentuk-bentuk perilaku memandang aneka perilaku manusia karena perbedaanilham Ilahi yang masuk ke masing-masing orang. AA padanaskah A 554 yang diteliti dalam tulisan ini menyertakankolofon yang memuat informasi penting terkait tahun ini menjadi bukti tertulis yang tertua terkait masuktarekat cukup diminati. Teks ini digunakan oleh seorangpemimpin komunitas sufisme di Cilincing, Jakarta Utara,untuk mengikat komunitasnya. Teks ini dilisankan setiapmalam oleh pemimpin komunitas dengan tujuan agar nilai-nilai sufisme dalam AA dapat dihayati secara menyimpulkan bahwa aktivitas pelisanan di hadapankhalayak memberikan tenaga pada teks AA dibandingkandibaca sunyi sendiri. Aktivitas pelisanan juga merupakanbentuk pembukaan akses terhadap teks AA yang berbahasa danberaksara Arab. Dengan pelisanan, khalayak di Cilincing yangberbasis masyarakat industri dapat mengakses nilai-nilaisufisme yang terkandung dalam AA. Pelisanan teks AAdengan intensitas yang tinggi dapat menginternalisasi nilai-nilai sufisme bagi AA jumlahnya cukup banyak. AA dicetak olehbanyak penerbit dengan berbagai macam naskah. MeskipunJumantara Vol. 9 Tahun 2018๎€ฉ๎€‘๎€๎€Š๎€›๎€„๎€ฆ๎€…๎€Ÿ๎€๎€Ž๎€†๎€„๎€Š๎€š๎€Š๎€†๎€ผ๎€Š๎€Œ๎€„๎€† ๎€… ๎€Œ๎€„๎€—๎€Š๎€‰ ๎€… ๎€‰๎€‚๎€๎€„๎€‘๎€Š๎€†๎€ˆ๎€Š๎€† ๎€… ๎€‹๎€‚๎€‹๎€Š๎€‰ ๎€… ๎€•๎€„๎€‘๎€Š ๎€… ๎€„๎€†๎€ˆ๎€„๎€† ๎€… ๎€‡๎€‚๎€Ž๎€‚๎€‰๎€๎€†๎€ƒ๎€Œ๎€Ž๎€๎€‰๎€ƒ๎€„๎€†๎€™๎€Š๎€—๎€Š๎€‘๎€Š๎€‡๎€…๎€ฒ๎€Š๎€๎€Š๎€ƒ๎€Š๎€…๎€ฉ๎€Ž๎€Š๎€•๎€˜๎€…๎€ค๎€๎€Š๎€™๎€Š๎€…๎€Ž๎€‚๎€‰๎€๎€†๎€ƒ๎€Œ๎€Ž๎€๎€‰๎€ƒ๎€„๎€…๎€—๎€Š๎€Ž๎€„๎€…๎€Š๎€‰๎€ƒ๎€Š๎€Ž๎€Š๎€…๎€ผ๎€Š๎€Œ๎€„๎€†๎€…๎€‰๎€‚๎€Š๎€‰๎€ƒ๎€Š๎€Ž๎€Š๎€…๎€ฉ๎€Ž๎€Š๎€•๎€…๎€Š๎€‰๎€Š๎€†๎€…๎€‡๎€‚๎€†๎€ˆ๎€Š๎€‘๎€Š๎€‡๎€„๎€…๎€‰๎€‚๎€ˆ๎€Š๎€ˆ๎€Š๎€‘๎€Š๎€†๎€…๎€•๎€„๎€‘๎€Š๎€…๎€Š๎€‘๎€„๎€๎€…๎€Š๎€‰๎€ƒ๎€Š๎€Ž๎€Š๎€…๎€ผ๎€Š๎€Œ๎€„๎€†๎€ƒ๎€‚๎€•๎€‚๎€‘๎€๎€‡๎€†๎€™๎€Š ๎€… ๎€‡๎€‚๎€†๎€ˆ๎€„๎€‰๎€๎€Œ๎€„ ๎€… ๎€๎€‚๎€—๎€๎€‡๎€Š๎€† ๎€… ๎€๎€๎€Œ๎€๎€ƒ๎€Š๎€† ๎€… ๎€‡๎€‚๎€†๎€Œ๎€‚๎€Ž๎€„ ๎€… ๎€Œ๎€‚๎€Ž๎€ƒ๎€‚๎€•๎€๎€Œ๎€˜๎€ฝ๎€‘๎€‚๎€๎€…๎€‰๎€Š๎€Ž๎€‚๎€†๎€Š๎€…๎€„๎€Œ๎€๎€œ๎€…๎€๎€‚๎€†๎€๎€‘๎€„๎€ƒ๎€…๎€‡๎€‚๎€‡๎€•๎€๎€Š๎€Œ๎€…๎€Œ๎€Ž๎€Š๎€†๎€ƒ๎€‘๎€„๎€Œ๎€‚๎€Ž๎€Š๎€ƒ๎€„๎€…๎๎€พ๎€๎€‰๎€Š๎€‘๎€…๎€Ž๎€Š๎€†๎€ˆ๎€‰๎€Š๎€๎ƒ๎€„๎€Œ๎€๎€…๎€ƒ๎€‚๎€•๎€Š๎€ˆ๎€Š๎€„๎€…๎€•๎€‚๎€Ž๎€„๎€‰๎€๎€Œ๎€ฐ๎€ญ๎€๎€Ž๎€๎€›๎€…๎€ฉ๎€Ž๎€Š๎€• ๎€“๎€Š๎€‡๎€Š ๎€ญ๎€๎€Ž๎€๎€›๎€ผ๎€Š๎€Œ๎€„๎€†๎‚บ๎น๎‚ถ๎‚ป ๎€ž๎€Š๎€Œ๎‚๎€Š๎€๎€…๎€—๎€Š๎€†๎€…yฤ Ay๎‚บ๎ต๎‚ถ๎‚ป ๎€ž๎€Š๎€Œ๎‚๎€Š๎€๎€…๎€—๎€Š๎€†๎€…yฤ Aw๎€ข๎€๎€†๎€Œ๎€๎€๎€ฐ๎€ฐ๎๎‚บ๎ต๎‚ธ๎ฎ๎‚บ๎ต๎‚ถ๎ง๎€…mawjลซd๎ค๎‚‘๎ง๎‘๎๎ต๎ฎ๎ต๎‚’๎๎‘๎‚Ž๎ฃ๎”๎‘๎Ž๎‚’๎๎‘๎ค๎ฅ๎‚“๎‘๎’๎‚Ÿ๎‚ผ๎‚ฉ๎‘๎š๎›๎‘๎ค๎‚‰๎Ž๎ฒ๎‚Ÿ๎‚•๎‘๎‚‹๎ฏ๎ฉ๎ฟ๎‘๎๎ต๎ฎ๎‚€๎‘๎‚ƒ๎ป๎‚“๎‘๎’๎”๎จ๎™๎‘๎Ž๎‚’๎งMin mฤ yadulluka alฤ wujลซd qahrihฤซ subแธฅฤnahลซ anแธฅajabaka anhu bi mฤ laysa bi mawjลซd maahลซ. ๎ˆ๎€‘๎€Š๎€Ž๎€„๎€‰๎€…๎€ช๎€ธ๎‰๎€˜๎‚›๎‚บ๎ฃ๎‚ถ๎‚“๎€ฐ๎€…๎‡ayn๎‚‹๎๎ต๎ฎ๎ต๎”๎‘๎’๎ง๎จ๎‚“๎‘๎‚๎จ๎ฉ๎‚ฆ๎™๎‘๎‚๎ฏ๎ฃ๎‚ง๎‚Ÿ๎”๎Ÿ๎‘๎‚›๎ฃ๎‚“๎‘๎‚€Wa aynu al-baแนฃฤซrati yusyhiduka adamaka li wujลซdihฤซ.๎ˆ๎€‘๎€Š๎€Ž๎€„๎€‰๎€…๎€ซ๎€ธ๎‰๎€˜Hasil Penelitian๎€๎€‚๎€‰๎€ƒ ๎€…al-แธคikam al-Aแนญฤiyyah๎€… ๎ˆ๎€ฉ๎€ฉ๎‰ ๎€… ๎€Š๎€—๎€Š๎€‘๎€Š๎€ ๎€… ๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€ ๎€… ๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ๎€•๎€‚๎€Ž๎€„๎€ƒ๎€„๎€…๎€†๎€„๎€‘๎€Š๎€„๎€ก๎€†๎€„๎€‘๎€Š๎€„๎€…๎€ƒ๎€๎€›๎€„๎€ƒ๎€‡๎€‚๎€…๎€๎€Š๎€—๎€Š๎€…๎€Š๎€•๎€Š๎€—๎€…๎€‰๎€‚๎€ก๎€ช๎€ซ๎€…๎€ฌ๎€˜๎€…๎€Ÿ๎€Š๎€Ž๎€™๎€Š๎€…๎€„๎€†๎€„๎€…๎€—๎€„๎€Œ๎€๎€‘๎€„๎€ƒ๎€๎€‘๎€‚๎€ ๎€… ๎€ƒ๎€‚๎€๎€Ž๎€Š๎€†๎€ˆ ๎€… ๎€๎€‘๎€Š๎€‡๎€Š ๎€… ๎€ฌ๎€‚๎€ƒ๎€„๎€Ž๎€œ ๎€… ๎€–๎€•๎€† ๎€… ๎€ฉ๎€Œ๎€๎€Š๎€„๎€‘๎€‘๎€Š๎€๎€˜ ๎€… ๎€ฉ๎€ฉ ๎€… ๎€‡๎€‚๎€Ž๎€๎€๎€Š๎€‰๎€Š๎€†๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€…๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ ๎€…๎€ ๎€๎€‰๎€๎€๎€…๎€Œ๎€‚๎€Ž๎€‰๎€‚๎€†๎€Š๎€‘๎€…๎€—๎€Š๎€†๎€…๎€—๎€„๎€‡๎€„๎€†๎€Š๎€Œ๎€„๎€…๎€—๎€„๎€…๎€—๎€๎€†๎€„๎€Š๎€˜๎€…๎€ฉ๎€ฉ๎€…๎€‹๎€๎€ˆ๎€Š๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€…๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ๎€…๎€—๎€„๎€‡๎€„๎€†๎€Š๎€Œ๎€„๎€…๎€—๎€„๎€…๎€–๎€†๎€—๎€๎€†๎€‚๎€ƒ๎€„๎€Š๎€˜๎€…๎€ฅ๎€‚๎€‹๎€Š๎€‰๎€…๎€Š๎€•๎€Š๎€—๎€…๎€‰๎€‚๎€ก๎€ช๎€ท๎€…๎€ฌ๎€œ๎€…๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€…๎€„๎€†๎€„๎€‡๎€๎€‘๎€Š๎€„๎€…๎€—๎€„๎€Š๎€‰๎€ƒ๎€‚๎€ƒ๎€…๎€๎€‘๎€‚๎€๎€…๎€‡๎€Š๎€ƒ๎€™๎€Š๎€Ž๎€Š๎€‰๎€Š๎€Œ๎€…๎€–๎€†๎€—๎€๎€†๎€‚๎€ƒ๎€„๎€Š๎€˜๎€…๎€ญ๎€Š๎€‘๎€…๎€„๎€†๎€„๎€…๎€Œ๎€‚๎€Ž๎€•๎€๎€‰๎€Œ๎€„๎€…๎€—๎€Š๎€Ž๎€„๎€ƒ๎€Š๎€‘๎€„๎€†๎€Š๎€†๎€œ๎€…๎€Š๎€†๎€๎€Œ๎€Š๎€ƒ๎€„๎€œ๎€…๎€Œ๎€‚๎€Ž๎€‹๎€‚๎€‡๎€Š๎€๎€Š๎€†๎€œ๎€…๎€ƒ๎€Š๎€—๎€๎€Ž๎€Š๎€†๎€œ๎€…๎€—๎€Š๎€†๎€…๎€๎€‚๎€‘๎€„๎€ƒ๎€Š๎€†๎€Š๎€†๎€…๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€…๎€ฉ๎€ฉ๎€˜๎€…๎€ฑ๎€—๎€„๎€ƒ๎€„ ๎€… ๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ ๎€… ๎€ฉ๎€ฉ ๎€… ๎€™๎€Š๎€†๎€ˆ ๎€… ๎€—๎€„๎€ˆ๎€๎€†๎€Š๎€‰๎€Š๎€† ๎€… ๎€—๎€Š๎€‘๎€Š๎€‡ ๎€… ๎€๎€‚๎€†๎€™๎€Š๎€‘๎€„๎€†๎€Š๎€† ๎€… ๎€„๎€†๎€„๎€Š๎€—๎€Š๎€‘๎€Š๎€ ๎€… ๎€“๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€ ๎€… ๎€ฒ ๎€… ๎ˆ๎€ฉ ๎€… ๎€ป๎€ถ๎€บ๎‰ ๎€… ๎€—๎€Š๎€† ๎€… ๎€“๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€ ๎€… ๎€ข ๎€… ๎ˆ๎€ฉ ๎€… ๎€ธ๎€ธ๎€ป๎‰ ๎€… ๎€—๎€‚๎€†๎€ˆ๎€Š๎€†๎€“๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€…๎€ฉ๎€…๎ˆ๎€ฉ๎€… ๎€ช๎€ท๎€ถ๎‰๎€…๎€ƒ๎€‚๎€•๎€Š๎€ˆ๎€Š๎€„๎€…๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€๎€…๎€๎€‚๎€†๎€—๎€๎€‰๎€๎€†๎€ˆ๎€…๎€‰๎€Š๎€Ž๎€‚๎€†๎€Š๎€… ๎€ƒ๎€‚๎€‡๎€๎€Š๎€†๎€Š๎€ƒ๎€‰๎€Š๎€ ๎€… ๎€„๎€†๎€„ ๎€… ๎€•๎€‚๎€‘๎€๎€‡ ๎€… ๎€๎€‚๎€Ž๎€†๎€Š๎€ ๎€…๎€—๎€„๎€Œ๎€‚๎€‘๎€„๎€Œ๎€„๎€˜ ๎€… ๎€ฌ๎€‚๎€ƒ๎€‰๎€„๎€๎€๎€† ๎€… ๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ ๎€… ๎€ฉ๎€ฉ ๎€… ๎€ƒ๎€๎€—๎€Š๎€๎€—๎€„๎€ ๎€‚๎€Œ๎€Š๎€‰๎€…๎€—๎€Š๎€†๎€…๎€•๎€‚๎€Ž๎€‚๎€—๎€Š๎€Ž๎€…๎€•๎€‚๎€Ž๎€—๎€Š๎€ƒ๎€Š๎€Ž๎€‰๎€Š๎€†๎€…๎€ƒ๎€Š๎€‘๎€„๎€†๎€Š๎€†๎€…๎€—๎€„๎€…๎€๎€„๎€‡๎€๎€Ž๎€…๎€๎€‚๎€†๎€ˆ๎€Š๎€๎€œ๎€…๎€Œ๎€‚๎€‰๎€ƒ๎€ฉ๎€ฉ ๎€… ๎€ƒ๎€Š๎€‘๎€„๎€†๎€Š๎€† ๎€… ๎€—๎€„ ๎€… ๎€–๎€†๎€—๎€๎€†๎€‚๎€ƒ๎€„๎€Š ๎€… ๎€‹๎€๎€ˆ๎€Š ๎€… ๎€‘๎€Š๎€™๎€Š๎€‰ ๎€… ๎€๎€†๎€Œ๎€๎€‰ ๎€… ๎€—๎€„๎€Œ๎€‚๎€‘๎€„๎€Œ๎€„ ๎€… ๎€‰๎€Š๎€Ž๎€‚๎€†๎€Š๎€•๎€Š๎€†๎€™๎€Š๎€‰ ๎€… ๎€‡๎€‚๎€†๎€ˆ๎€Š๎€†๎€—๎€๎€†๎€ˆ ๎€… ๎€‰๎€๎€†๎€„๎€‰๎€Š๎€† ๎€… ๎€—๎€Š๎€† ๎€…๎€พ๎€Š๎€Ž๎€„๎€Š๎€† ๎€…๎€‰๎€Š๎€Œ๎€Š ๎€… ๎€—๎€„๎€… ๎€—๎€Š๎€‘๎€Š๎€‡๎€†๎€™๎€Š๎€˜128 134 Jumantara Vol. 9 Tahun 2018hubungan antara naskah mantra pertanian dengan naskahilmu falak/perbintangan yang digunakan untuk menghitungserta menentukan kapan dan padi jenis apa yang harusditanam, dengan cara pengolahan yang bagaimana, mantraapa yang harus dibacakan, dan kapan padi itu harusdipanen, dengan cara bagaimana padi itu dipelihara agarhasilnya memuaskan. Artikel selanjutnya ditulis oleh YudiIrawan. Ia mengungkapkan catatan-catatan sejarah dalamBabad Sepehi. Babad Sepehi berisi peristiwa di masapemerintah kolonial Inggris berkuasa di Jawa, menceritakan keterlibatan pasukan Sepoyโ€”orang Jawaatau teks-teks Jawa sering kali menuliskan kata Sepoydengan Sepehi, Sepei, Spehi, Sepahi, atau Sipahiโ€”dalampenyerbuan Keraton Yogya, 18 Juni-20 Juni 1812. OrangJawa mengenang peristiwa penyerbuan ini sebagai peristiwaโ€œGeger Sepehiโ€.Alhafiz Kurniawan membahas naskah Al ini termasuk karya tasawuf dengan tiga bagian, yaituaforisme, sejumlah surat yang berisi nasihat untuk sahabatatau muridnya, dan munajat kepada Tuhan. Fokus kajian initerbagi menjadi dua. Pertama kajian filologis yaitumenyajikan edisi teks al-แธคikam al-Aแนญฤiyyah yang telahdibersihkan dari kesalahan dan diterjemahkan sehinggakandungan dan keunikan teks salinan al-แธคikam dapatdiketahui oleh masyarakat luas. Kedua secara etnografis,yaitu pelisanan teks al-แธคikam yang digunakan sebagaipenyebaran nilai-nilai sufisme di masyarakat miskinperkotaan yang sangat kompleks, khususnya masyarakatindustri pelabuhan di Cilincing, Jakarta Utara. Tia RizkiSetiawati membahas Kisah dan Firโ€™aun dan Nabi Musapada naskah Maslaku al-Irfฤn Fฤซ Sฤซrati Sayyidinฤ MลซsฤWa Firโ€™aun yang merupakan salah satu produk PesantrenGentur, Kemudian Surya Hema Malini dan DandungAdityo Argo Prasetyo membahas adanya kesalahan-kesalahan serta kandungan isi tentang deskripsi tari KarnaTandhing dalam naskah Pratรจlan Bรชksa Wirรจng KarnaTandhing Kaliyan Janak. Setelah melalui cara kerja filologiviJumantara Vol. 9 Tahun 2018Manuskrip Al-แธคikam Edisi Teks dan TerjemahanDaftar ReferensiNaskahAthaillah, Ibnu. tt. Al-แธคikam Al-Aแนญฤiyyah dengan nomorpanggil A 180. Jakarta Perpustakaan NasionalRepublik Ibnu. tt. Al-แธคikam Al-Aแนญฤiyyah dengan nomorpanggil A 402. Jakarta Perpustakaan NasionalRepublik Ibnu. 1783. Al-แธคikam Al-Aแนญฤiyyah wa Gairuhฤdengan nomor panggil A 554. Jakarta PerpustakaanNasional Republik Sapardi Joko. 2016. Alih Wahana. Ciputat Pamusuk. 1991. Catatan Kecil dari Editor dalam AkuIni Binatang Jalang karya Chairil Anwar. JakartaGramedia Pustaka Benny. 2006. Penerjemahan dan Pustaka Julia Day. 2001. Sufism and the Indonesian IslamicRevival dalam The Journal of Asian Studies 60, no Association for Asian Julia Day. 2012. Modernitas dan Spiritulitas Islamdalam Jaringan Sufi Baru di Indonesia dalamTashwirul Afkar, Jurnal Refleksi PemikiranKeagamaan dan Kebudayaan Edisi 32. Jakarta PPLakpesdam Ashim Ibrahim. 2008. Tahqiq Ihkam al-Hikam fiSyarh al-Hikam. Beirut Darul Kutub Nabilah. 2011. Sejarah Pembuatan Manuskrip Arabdan Kendala Yang Muncul dalam Teks, Naskah, danKelisanan Nusantara. Depok Yayasan Abdul Halim dan Mahmud bin Syarif. 2010.Tahqiq Hikam Ibn Athaillah. Mesir Al-Syirkah Vol. 9 Tahun 2018Alhafiz Kurniawantampaknya tidak ada perbedaan, teks cetak AA itu memilikibanyak varian baik dari segi kata maupun struktur banyak varian tersebut, teks cetak AA ini masihterbuka ruang untuk diteliti secara filologis. Penelitian filologisyang mengungkap varian-varian ini akan memperkaya danmenambah khazanah sufisme itu sendiri. 135Jumantara Vol. 9 Tahun 2018naskah ini memuat peperangan antara kesatria denganraksaksa meliputi iringan tari, gerakan tari Karna Tandhing,pola lantai, dan percakapan serta diungkapkan nilai-nilaikepahlawanan dari lakon tari Karna Tandhing. Wening Pawestri dalam artikelnya yang berjudulKritik Naskah Kodikologi atas Naskah Sejarah Ragaselamengkaji komponen fisik naskah atau kodeks yang terdiridari inventarisasi naskah, deskripsi naskah, kekerabatanantarnaskah, dan penentuan naskah edisi. SelanjutnyaSyaiful Rohman membahas nasihat-nasihat atau piwulangdalam Serat Darmasaloka. Kemudian Noor Ilmi Amalia,mengungkapkan gambaran peran ibu dalam pola asuh danpendidikan anak yang terdapat dalam naskah Wawacan BinEtam. Kemudian, Tedi Permadi membandingkan tiga surattegel tanah tahun 1903, 1906 dan 1911 yang berasal daridaerah Priangan, Jawa Barat. Terakhir, Ahmad RijalNasrullah dan Ade Kosasih membahas subtansi danmetodologi filologi sebagaimana tercakup dalam keilmuanfilologi. Dalam artikel ini, beliau juga dibahas penerapanmetode dan teori filologi pada Naskah Kumpulan Mantrayang didapatkan dari penelitian lapangan di penerbitan Jumantara edisi ini bisa memberiinformasi dan manfaat kepada pembaca, khususnyainformasi yang berkaitan dengan kajian naskah mengharapkan para pembaca untuk mengirimartikel-artikel yang berisi kajian yang bersumber darinaskah kuno Nusantara. Kami menerima kritik dan saranpenyempurna demi keberlangsungan penerbitan Jumantarayang lebih baik. Selamat membaca dan terima RedaksiviiJumantara Vol. 9 Tahun 2018Manuskrip Al-แธคikam Edisi Teks dan TerjemahanDaftar ReferensiNaskahAthaillah, Ibnu. tt. Al-แธคikam Al-Aแนญฤiyyah dengan nomorpanggil A 180. Jakarta Perpustakaan NasionalRepublik Ibnu. tt. Al-แธคikam Al-Aแนญฤiyyah dengan nomorpanggil A 402. Jakarta Perpustakaan NasionalRepublik Ibnu. 1783. Al-แธคikam Al-Aแนญฤiyyah wa Gairuhฤdengan nomor panggil A 554. Jakarta PerpustakaanNasional Republik Sapardi Joko. 2016. Alih Wahana. Ciputat Pamusuk. 1991. Catatan Kecil dari Editor dalam AkuIni Binatang Jalang karya Chairil Anwar. JakartaGramedia Pustaka Benny. 2006. Penerjemahan dan Pustaka Julia Day. 2001. Sufism and the Indonesian IslamicRevival dalam The Journal of Asian Studies 60, no Association for Asian Julia Day. 2012. Modernitas dan Spiritulitas Islamdalam Jaringan Sufi Baru di Indonesia dalamTashwirul Afkar, Jurnal Refleksi PemikiranKeagamaan dan Kebudayaan Edisi 32. Jakarta PPLakpesdam Ashim Ibrahim. 2008. Tahqiq Ihkam al-Hikam fiSyarh al-Hikam. Beirut Darul Kutub Nabilah. 2011. Sejarah Pembuatan Manuskrip Arabdan Kendala Yang Muncul dalam Teks, Naskah, danKelisanan Nusantara. Depok Yayasan Abdul Halim dan Mahmud bin Syarif. 2010.Tahqiq Hikam Ibn Athaillah. Mesir Al-Syirkah Vol. 9 Tahun 2018Alhafiz Kurniawantampaknya tidak ada perbedaan, teks cetak AA itu memilikibanyak varian baik dari segi kata maupun struktur banyak varian tersebut, teks cetak AA ini masihterbuka ruang untuk diteliti secara filologis. Penelitian filologisyang mengungkap varian-varian ini akan memperkaya danmenambah khazanah sufisme itu 136 Jumantara Vol. 9 Tahun 2018hubungan antara naskah mantra pertanian dengan naskahilmu falak/perbintangan yang digunakan untuk menghitungserta menentukan kapan dan padi jenis apa yang harusditanam, dengan cara pengolahan yang bagaimana, mantraapa yang harus dibacakan, dan kapan padi itu harusdipanen, dengan cara bagaimana padi itu dipelihara agarhasilnya memuaskan. Artikel selanjutnya ditulis oleh YudiIrawan. Ia mengungkapkan catatan-catatan sejarah dalamBabad Sepehi. Babad Sepehi berisi peristiwa di masapemerintah kolonial Inggris berkuasa di Jawa, menceritakan keterlibatan pasukan Sepoyโ€”orang Jawaatau teks-teks Jawa sering kali menuliskan kata Sepoydengan Sepehi, Sepei, Spehi, Sepahi, atau Sipahiโ€”dalampenyerbuan Keraton Yogya, 18 Juni-20 Juni 1812. OrangJawa mengenang peristiwa penyerbuan ini sebagai peristiwaโ€œGeger Sepehiโ€.Alhafiz Kurniawan membahas naskah Al ini termasuk karya tasawuf dengan tiga bagian, yaituaforisme, sejumlah surat yang berisi nasihat untuk sahabatatau muridnya, dan munajat kepada Tuhan. Fokus kajian initerbagi menjadi dua. Pertama kajian filologis yaitumenyajikan edisi teks al-แธคikam al-Aแนญฤiyyah yang telahdibersihkan dari kesalahan dan diterjemahkan sehinggakandungan dan keunikan teks salinan al-แธคikam dapatdiketahui oleh masyarakat luas. Kedua secara etnografis,yaitu pelisanan teks al-แธคikam yang digunakan sebagaipenyebaran nilai-nilai sufisme di masyarakat miskinperkotaan yang sangat kompleks, khususnya masyarakatindustri pelabuhan di Cilincing, Jakarta Utara. Tia RizkiSetiawati membahas Kisah dan Firโ€™aun dan Nabi Musapada naskah Maslaku al-Irfฤn Fฤซ Sฤซrati Sayyidinฤ MลซsฤWa Firโ€™aun yang merupakan salah satu produk PesantrenGentur, Kemudian Surya Hema Malini dan DandungAdityo Argo Prasetyo membahas adanya kesalahan-kesalahan serta kandungan isi tentang deskripsi tari KarnaTandhing dalam naskah Pratรจlan Bรชksa Wirรจng KarnaTandhing Kaliyan Janak. Setelah melalui cara kerja filologiviJumantara Vol. 9 Tahun 2018Manuskrip Al-แธคikam Edisi Teks dan TerjemahanKamusAli, Atabik dan Ahmad Zuhdi Muhdlor. 1998. KamusKontemporer Arab-Indonesia. cetakan keempat.Yogyakarta Multi Karya Ahmad Warson. 2002 Kamus Al-MunawwirArab-Indonesia Terlengkap. edisi kedua, cetakankedua puluh lima. Yogyakarta Pustaka T. E. 1998. Katalog Induk Naskah-naskahNusantara Jilid 4 Perpustakaan Nasional RepublikIndonesia. Jakarta Yayasan Obor Indonesia-EcoleFrancaise Dโ€™Extreme Vol. 9 Tahun 2018Alhafiz KurniawanMurgiyanto, Sal. 1998. Mengenai Kajian Pertunjukan dalamMetodologi Kajian Tradisi Lisan. Jakarta YayasanObor Indonesia dan Yayasan Asosiasi Tradisi Lisan. Nawawi, Muhammad. 1896. Mishbah al-Zhulam ala Nahjal-Atamm fi Tabwib al-Hikam. Mekkah Maktabah 1935. Sambungan Zaman dalam PolemikKebudayaan. Jakarta Pustaka 1994. Prinsip-prinsip Filologi Indonesiaterjemahan oleh Kentjanawati Gunawan. Jakarta tt. Dalil fi At-Tarjamah Bimbingan Tarjamah Arab-Indonesia. Vol I. Tangsel Persada 2002. Dalil fi At-Tarjamah Bimbingan TarjamahArab-Indonesia. Vol II. Tangsel Persada Richard. 2013. Performance Studies AnIntroduction. Third Edition. New York Panuti. 1995. Filologi Melayu. Jakarta Hasan Samahi. 1997. Pengantar Edisi Teks pada al-Hikam al-Athaiyyah. Damaskus al-Mathbaah al-Fayhaโ€™.Teeuw, A. 1982. Khazanah Sastra Indonesia BeberapaMasalah Penelitian dan Penyebarluasannya. JakartaBalai A. 1983. Tergantung Pada Kata Sepuluh SajakIndonesia. Jakarta Pustaka A. 1994. Indonesia Antara Kelisanan danKeberaksaraan. Jakarta Pustaka tanpa catatan tahun Katalog Lokal Melayu. JakartaPerpustakaan Nasional Republik Spencer. 1971. The Sufi Orders in Oxford University Dzulkifli Iip. 2003. Tradisi Ngalogat di PesantrenSunda, Penemuan dan Peneguhan Identitas dalamPolitik dan Poskolonialitas di Indonesia. YogyakartaKanisius. 137Jumantara Vol. 9 Tahun 2018naskah ini memuat peperangan antara kesatria denganraksaksa meliputi iringan tari, gerakan tari Karna Tandhing,pola lantai, dan percakapan serta diungkapkan nilai-nilaikepahlawanan dari lakon tari Karna Tandhing. Wening Pawestri dalam artikelnya yang berjudulKritik Naskah Kodikologi atas Naskah Sejarah Ragaselamengkaji komponen fisik naskah atau kodeks yang terdiridari inventarisasi naskah, deskripsi naskah, kekerabatanantarnaskah, dan penentuan naskah edisi. SelanjutnyaSyaiful Rohman membahas nasihat-nasihat atau piwulangdalam Serat Darmasaloka. Kemudian Noor Ilmi Amalia,mengungkapkan gambaran peran ibu dalam pola asuh danpendidikan anak yang terdapat dalam naskah Wawacan BinEtam. Kemudian, Tedi Permadi membandingkan tiga surattegel tanah tahun 1903, 1906 dan 1911 yang berasal daridaerah Priangan, Jawa Barat. Terakhir, Ahmad RijalNasrullah dan Ade Kosasih membahas subtansi danmetodologi filologi sebagaimana tercakup dalam keilmuanfilologi. Dalam artikel ini, beliau juga dibahas penerapanmetode dan teori filologi pada Naskah Kumpulan Mantrayang didapatkan dari penelitian lapangan di penerbitan Jumantara edisi ini bisa memberiinformasi dan manfaat kepada pembaca, khususnyainformasi yang berkaitan dengan kajian naskah mengharapkan para pembaca untuk mengirimartikel-artikel yang berisi kajian yang bersumber darinaskah kuno Nusantara. Kami menerima kritik dan saranpenyempurna demi keberlangsungan penerbitan Jumantarayang lebih baik. Selamat membaca dan terima RedaksiviiJumantara Vol. 9 Tahun 2018Manuskrip Al-แธคikam Edisi Teks dan TerjemahanKamusAli, Atabik dan Ahmad Zuhdi Muhdlor. 1998. KamusKontemporer Arab-Indonesia. cetakan keempat.Yogyakarta Multi Karya Ahmad Warson. 2002 Kamus Al-MunawwirArab-Indonesia Terlengkap. edisi kedua, cetakankedua puluh lima. Yogyakarta Pustaka T. E. 1998. Katalog Induk Naskah-naskahNusantara Jilid 4 Perpustakaan Nasional RepublikIndonesia. Jakarta Yayasan Obor Indonesia-EcoleFrancaise Dโ€™Extreme Vol. 9 Tahun 2018Alhafiz KurniawanMurgiyanto, Sal. 1998. Mengenai Kajian Pertunjukan dalamMetodologi Kajian Tradisi Lisan. Jakarta YayasanObor Indonesia dan Yayasan Asosiasi Tradisi Lisan. Nawawi, Muhammad. 1896. Mishbah al-Zhulam ala Nahjal-Atamm fi Tabwib al-Hikam. Mekkah Maktabah 1935. Sambungan Zaman dalam PolemikKebudayaan. Jakarta Pustaka 1994. Prinsip-prinsip Filologi Indonesiaterjemahan oleh Kentjanawati Gunawan. Jakarta tt. Dalil fi At-Tarjamah Bimbingan Tarjamah Arab-Indonesia. Vol I. Tangsel Persada 2002. Dalil fi At-Tarjamah Bimbingan TarjamahArab-Indonesia. Vol II. Tangsel Persada Richard. 2013. Performance Studies AnIntroduction. Third Edition. New York Panuti. 1995. Filologi Melayu. Jakarta Hasan Samahi. 1997. Pengantar Edisi Teks pada al-Hikam al-Athaiyyah. Damaskus al-Mathbaah al-Fayhaโ€™.Teeuw, A. 1982. Khazanah Sastra Indonesia BeberapaMasalah Penelitian dan Penyebarluasannya. JakartaBalai A. 1983. Tergantung Pada Kata Sepuluh SajakIndonesia. Jakarta Pustaka A. 1994. Indonesia Antara Kelisanan danKeberaksaraan. Jakarta Pustaka tanpa catatan tahun Katalog Lokal Melayu. JakartaPerpustakaan Nasional Republik Spencer. 1971. The Sufi Orders in Oxford University Dzulkifli Iip. 2003. Tradisi Ngalogat di PesantrenSunda, Penemuan dan Peneguhan Identitas dalamPolitik dan Poskolonialitas di Indonesia. Yogyakarta 138 Jumantara Vol. 9 Tahun 2018hubungan antara naskah mantra pertanian dengan naskahilmu falak/perbintangan yang digunakan untuk menghitungserta menentukan kapan dan padi jenis apa yang harusditanam, dengan cara pengolahan yang bagaimana, mantraapa yang harus dibacakan, dan kapan padi itu harusdipanen, dengan cara bagaimana padi itu dipelihara agarhasilnya memuaskan. Artikel selanjutnya ditulis oleh YudiIrawan. Ia mengungkapkan catatan-catatan sejarah dalamBabad Sepehi. Babad Sepehi berisi peristiwa di masapemerintah kolonial Inggris berkuasa di Jawa, menceritakan keterlibatan pasukan Sepoyโ€”orang Jawaatau teks-teks Jawa sering kali menuliskan kata Sepoydengan Sepehi, Sepei, Spehi, Sepahi, atau Sipahiโ€”dalampenyerbuan Keraton Yogya, 18 Juni-20 Juni 1812. OrangJawa mengenang peristiwa penyerbuan ini sebagai peristiwaโ€œGeger Sepehiโ€.Alhafiz Kurniawan membahas naskah Al ini termasuk karya tasawuf dengan tiga bagian, yaituaforisme, sejumlah surat yang berisi nasihat untuk sahabatatau muridnya, dan munajat kepada Tuhan. Fokus kajian initerbagi menjadi dua. Pertama kajian filologis yaitumenyajikan edisi teks al-แธคikam al-Aแนญฤiyyah yang telahdibersihkan dari kesalahan dan diterjemahkan sehinggakandungan dan keunikan teks salinan al-แธคikam dapatdiketahui oleh masyarakat luas. Kedua secara etnografis,yaitu pelisanan teks al-แธคikam yang digunakan sebagaipenyebaran nilai-nilai sufisme di masyarakat miskinperkotaan yang sangat kompleks, khususnya masyarakatindustri pelabuhan di Cilincing, Jakarta Utara. Tia RizkiSetiawati membahas Kisah dan Firโ€™aun dan Nabi Musapada naskah Maslaku al-Irfฤn Fฤซ Sฤซrati Sayyidinฤ MลซsฤWa Firโ€™aun yang merupakan salah satu produk PesantrenGentur, Kemudian Surya Hema Malini dan DandungAdityo Argo Prasetyo membahas adanya kesalahan-kesalahan serta kandungan isi tentang deskripsi tari KarnaTandhing dalam naskah Pratรจlan Bรชksa Wirรจng KarnaTandhing Kaliyan Janak. Setelah melalui cara kerja filologiviTia R izki Setiaw ati, D r. Titin N u rh ayati M aโ€™m un , M S , D r . H a z b i n iKisah Firโ€™aun d an N abi M usa pad a N askahM aslaku Al-Irfฤn Fฤซ Sฤซrati Sayyid in ฤ M ลซ sฤ W afirโ€™aw n E d isi T e k s dan K ajian R esepsiAbstrakPesantren sebagai lembaga pendidikan formal telahbanyak mewarnai bentuk-bentuk tradisi yang bersendikankeislaman di Tatar Sunda sejak sekitar abad ke tujuh belasdan delapan belas Masehi Darsa, 201571. Salah satuproduk dari pesantren adalah naskah-naskah keislamanyang ditulis dengan aksara Pegon. Salah satu pesantren diTatar Sunda yang terkenal dengan karya-karyanya, yakniPesantren Gentur, Desa Jambudipa, KecamatanWarungkondang, Cianjur. Naskah Maslaku al-Irfฤn FฤซSฤซrati Sayyidinฤ Mลซsฤ Wa Firโ€™aun merupakan salah satuproduk pesantren tersebut yang hendak penulis jadikansebagai objek penelitian. Adanya perbedaan isi antara kisahyang terdapat pada naskah MI dengan Al-Qurโ€™an, salahsatunya yakni seperti yang kita ketahui pada Al-Qurโ€™ankisah Nabi Musa dengan Firโ€™aun tidak diceritakan dariawal, seperti asal-usul Firโ€™aun, sedangkan pada naskah MIawal mula kisahan menceritakan asal-usul Firโ€™aun, yakniterlahir dari pasangan suami istri yang tidak mensyukuri apayang telah Allah beri, mereka iri terhadap pada Al-Qurโ€™an pun dijelaskan bahwa Firโ€™aun itubukan hanya satu orang melainkan sebuah gelar raja,sedangkan pada naskah MI Firโ€™aun hanya satu orang danmerupakan sebuah nama bukan gelar. Perbedaan tersebutmenunjukan persepsi si penulis atau penyalin naskah MIyang bersuku Sunda terhadap isi dari Al-Qurโ€™an. Penulis ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication. Julia HowellLike other parts of the muslim world, Indonesia has experienced an Islamic revival since the 1970s cf. Hefner 1997; Jones 1980; Liddle 1996, 622โ€“25; Muzaffar 1986; Schwarz 1994, 173โ€“76; Tessler and Jesse 1996. To date, representations of Indonesia's Islamic revival have featured forms of religious practice and political activity concerned with what in the Sufi tradition is called the โ€œouterโ€ lahir expression of Islam support for and observance of religious law I. syariah , A. syari'at , including the practice of obligatory rituals. Thus commonly mentioned as evidence of a revival in Indonesia are such things as the growing numbers of mosques and prayer houses, the increasing popularity of head coverings kerudung, jilbab among Muslim women and school girls, the increasing usage of Islamic greetings, the more common sight of Muslims excusing themselves for daily prayers and attending services at their workplaces, the appearance of new forms of Islamic student activity on university campuses, strong popular agitation against government actions seen as prejudicial to the Muslim community, and the establishment in 1991 of an Islamic Al-Aแนญฤiyyah dengan nomor panggil A 402Ibnu AthaillahAthaillah, Ibnu. tt. Al-แธคikam Al-Aแนญฤiyyah dengan nomor panggil A 402. Jakarta Perpustakaan Nasional Republik Al-Aแนญฤiyyah wa Gairuhฤ dengan nomor panggil A 554Ibnu AthaillahAthaillah, Ibnu. 1783. Al-แธคikam Al-Aแนญฤiyyah wa Gairuhฤ dengan nomor panggil A 554. Jakarta Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Buku Damono, Sapardi Joko. 2016. Alih Wahana. Ciputat dan KebudayaanBenny HoedHoed, Benny. 2006. Penerjemahan dan Kebudayaan. Jakarta Pustaka dan Spiritulitas Islam dalamJulia HowellDayHowell, Julia Day. 2012. Modernitas dan Spiritulitas Islam dalam Jaringan Sufi Baru di Indonesia dalam Tashwirul Afkar, Jurnal Refleksi Pemikiran Keagamaan dan Kebudayaan Edisi 32. Jakarta PP Lakpesdam Pembuatan Manuskrip Arab dan Kendala Yang Muncul dalam TeksNabilah LubisLubis, Nabilah. 2011. Sejarah Pembuatan Manuskrip Arab dan Kendala Yang Muncul dalam Teks, Naskah, dan Kelisanan Nusantara. Depok Yayasan Pernaskahan Kajian Pertunjukan dalam Metodologi Kajian Tradisi LisanSal MurgiyantoMurgiyanto, Sal. 1998. Mengenai Kajian Pertunjukan dalam Metodologi Kajian Tradisi Lisan. Jakarta Yayasan Obor Indonesia dan Yayasan Asosiasi Tradisi Zaman dalam Polemik KebudayaanPurbacarakaPurbacaraka. 1935. Sambungan Zaman dalam Polemik Kebudayaan. Jakarta Pustaka Jaya.

YangGila Dalam Keterpikatannya Seorang sufi bisa mengalami kegilaan spiritual yang menyebabkan mereka tidak bisa menerima rangsangan di sekeliling dirinya secara normal. Itulah yang disebut jadzab. Menurut Syekh Abdullah al-Yafi'i, hal ini terjadi karena keterpanaan terhadap fenomena alam Malakut, sehingga membuat nalar pikirannya menjadi kacau balau. Dalam kerangka perjalanan suluk para
Jadhb berarti daya tarik. Si majdhoub ialah penjelmaan daya tarik Ilahiah. Istilah ini umum dipakai di tariqat Darqawi dan seringkali digunakan dengan terlalu mudah. Si faqir harus takut kepada kekuatan Allah dan daya tarik-Nya. Seseorang itu tertarik kepadanya, namun dicegah karena khawatirnya Rasulullah atas kesintingan. Padahal sebenarnya akal-lah sarana yang diperlukan untuk makrifat. Oleh karena itu, Wali dari Bahlil mengingatkan bahwa adab kepada si majdhoub sampaikan, โ€œAs-salamualaikum โ€“ lalu tinggalkan dia!โ€ Seseorang yang berkumpul dengan si majdhoub akan menjadi majdhoub atau pelayan si majdhoub, karena begitu besarnya kekuatan mereka. Adapun akal mereka tidak berada pada tempatnya, karena tentunya ada di mana-mana. Namun, pertemuan singkat dengan para majdhoub besar sangat bermanfaat dan akan mendorong si pencari menuju tujuannya. Ada majdhoub yang salik/majdhoub, menaati syariโ€™at dan memelihara batas-batas sambil menyelam ke kedalaman lautan Ilahi, tetapi mereka ini sangat jarang. Berhati-hatilah terhadap cerita-cerita tentang majdhoub, seraya tidak berkeinginan kepada jadhb dengan ilmu. Jalan Junaydi kita adalah sadar lahiriah dan mabuk batiniah. Shaykh al-Fayturi berkata kepada kami, โ€œAdakah jadhb yang lebih besar daripada pergi melintasi dunia untuk berkhalwa di bawahku. Karena jadhb-mu membawamu kepada makrifat, penyaksian dan wilayat. Itulah jadhb yang harus dimiliki. Gairah berkobar kepada si penuang anggur.โ€ Shaykh Ibn al-Habib berkata, โ€œBanyak yang disebut-sebut sebagai majdhoub, namun majdhoub yang asli ialah dia yang shalat dzuhur di Masjid Agung di Meknes, shalat ashar di Makkah depan Kaโ€™bah, dan kembali berada di Meknes untuk shalat maghrib!โ€ Sumber 100 Langkah
Syarah Kata uzlah dalam Al-Hikam Pasal 12 ini bukanlah mengasingkan diri dari hiruk-pikuk urusan dunia atau menghindar dari persoalan keseharian, namun merenung dan berfikir mengenai apapun persoalan yang sedang Allah hadirkan, dengan ikhlas dan tidak mengeluh. Ini inti uzlah sebagai ยซmidana fikrahยป (medan tafakkur).. Inti dari uzlah adalah untuk memasuki medan berpikir (medan tafakkur).
Jarzab Name MeaningHistorically, surnames evolved as a way to sort people into groups - by occupation, place of origin, clan affiliation, patronage, parentage, adoption, and even physical characteristics like red hair. Many of the modern surnames in the dictionary can be traced back to Britain and Ireland. Similar surnames Marzan, Jara, Jerzak, Jarka, Garza, Jarman, Jakab, Lazar, Jacob, Bara
Kondisijadzab menyebabkan seorang sufi terlepas dari akalnya, menurut Syekh Ismail Haqqi, ada tiga tingkat: Pertama, pengalaman metafisisnya bersama Allah jauh lebih tinggi daripada kekuatan yang ada dalam dirinya. Pengalaman itu menguasai dirinya secara penuh, sehingga dia tidak bisa mengendalikan diri sendiri. Akalnya hilang sama sekali.
Jadzab, di dalam istilah tasawuf adalah suatu maqam atau keadaan di luar kesadaran seseorang, atau bahkan, sudah tidak tertaklif secara syariat? asal-usul lafadz JADZAB adalah โ€“ Jadzaba-Yajdzibu-Jadzban โ€“ yang berarti mempunyai makna โ€menarikโ€, sementara obyek atau mafโ€™ulnya adalah majdzub yang berarti mengandung makna tertarik, di dalam istilah sufi, biasanya jadzab di gunakan terhadap situasi bagi seseorang yang sedang mengalami khoriqul adat atau jenis yang lain, seperti nyleneh, keluar dari adat kebiasaan umum, atau mungkin bisa di kategorikan orang gila yang berkeramat, di katakan gila sebab munculnya pemahaman bahwa jadzab adalah hilangnya keumuman secara manusia, tentu beda dengan arti dari gila sendiri, sebab gila di dalam bahasa Arabnya adalah Junna- Junuunan โ€“ gila- atau, Janna-Yajunnu-Jannan โ€“ yang artinya etimologis, jadzdzaab adalah bentuk mubalaghah dari kata jadzaba, yang artinya โ€œmenarikโ€, dan dalam format mubalaghah superlatif dapat artikan โ€œsangat menarikโ€;. Dalam terminologi pesantren, ia sering digunakan dalam konteks pengalaman batin dan pemahaman seseorang yang dimanifestasikan dalam perbuatan dan kata yang kurang dapat dipahami oleh yaitu perjalanan usaha memperoleh dapat dekat kepada ALLAH mencapai ma'rifatullah, dengan cara meningkatkan dan mengembangkan iman dengan menghilangkan akhlaq tercela menggantinya dengan akhlak mahmudah, seperti halnya akhlak imaniyah ataupun yaitu orang yang ditarik kehadirat ALLAH; dengan kehendak ALLAH, tanpa melewati urutan suluk dalam salik dapat menguasai akal sedang majdzub tidak bisa menguasai akal sebab tertutup oleh Nur ilahiyyah, maka terkadang majdzub sering meninggalkan kewajiban agama, dan menurut syarโ€™i tidak berdosa sebab seperti orang gila. Sedang majnun hilang akal / gila sebab tertutup oleh Nur syarโ€™i orang Jadzab dan Majnun mungkin memiliki persamaan yaitu hilang akal dan dikatakan sebagai orang gila, dihukumi sama dalam arti tidak berkewajiban menjalankan syariat sebagaimana mestinya sebab hilang akalnya Udzur.APAKAH ORANG JADZAB DIWAJIBKAN SHOLAT?Orang gila hilang tidak wajib sholat dan tidak wajib mengqodho'nya dengan syarat gilanya tersebut bukan sebab meminum barang haram/obat-obatanูˆุฃู…ุง ู…ูŽู†ู’ ุฒูŽุงู„ูŽ ุนูŽู‚ู’ู„ูู‡ู ุจูุฌูู†ููˆู†ู ุฃูŽูˆู’ ุฅุบู’ู…ูŽุงุกู ุฃูŽูˆู’ ู…ุฑุถ ูู„ุง ูŠุฌุจ ุนู„ูŠู‡ ู„ู‚ูˆู„ู‡ ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ " ุฑูููุนูŽ ุงู„ู’ู‚ูŽู„ูŽู…ู ุนูŽู†ู’ ุซู„ุงุซุฉ " ูู†ุต ุนู„ู‰ ุงู„ู…ุฌู†ูˆู† ูˆู‚ุณู†ุง ุนู„ูŠู‡ ูƒู„ ู…ู† ุฒุงู„ ุนู‚ู„ู‡ ุจุณุจุจ ู…ุจุงุญ ูˆุงู† ุฒุงู„ ุนู‚ู„ู‡ ุจู…ุญุฑู… ูƒู…ู† ุดุฑุจ ุงู„ู…ุณูƒุฑ ุฃูˆ ุชู†ุงูˆู„ ุฏูˆุงุก ู…ู† ุบูŠุฑ ุญุงุฌุฉ ูุฒุงู„ ุนู‚ู„ู‡ ูˆุฌุจ ุนู„ูŠู‡ ุงู„ู‚ุถุงุก ุฅุฐุง ุฃูุงู‚ ู„ุงู†ู‡ ุฒุงู„ ุนู‚ู„ู‡ ุจู…ุญุฑู… ูู„ู… ูŠุณู‚ุท ุนู†ู‡ ุงู„ุบุฑุถAl-Majmu' Juz 2 halaman 6Orang yang hilang akal karena gila atau epilepsi atau sakit maka tidak ada kewajiban ibadah dan tidak ada kewajiban mengqodlo'. Itu dikarenakan hal-hal di atas termasuk sebab-sebab mubah dalam hal menghilangkan akal. Berbeda dengan sebab-sebab haram, mabuk misalnya, maka kewajiban tidak hilang kepadanya begitupun kewajiban ุงู„ู’ู…ูŽุฌู’ู†ููˆู†ู ุฅูุฐูŽุง ุฃูŽููŽุงู‚ูŽุŒ ูˆูŽุงู„ู’ูƒูŽุงููุฑู ุฅูุฐูŽุง ุฃูŽุณู’ู„ูŽู…ูŽุŒ ููŽุงู„ู’ู…ูŽุฐู’ู‡ูŽุจู ุฃูŽู†ูŽู‘ู‡ูู…ูŽุง ูƒูŽุงู„ุตูŽู‘ุจููŠูู‘ ุงู„ู’ู…ููู’ุทูุฑูุŒ ููŽู„ูŽุง ู‚ูŽุถูŽุงุกูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุฃูŽุตูŽุญูู‘.Roudlotu ath-Tholibin Juz 2 halaman 373Orang gila setelah sadar gila bukan sebab meminum perkara haram atau meminum obat, kafir setelah masuk Islam, menurut qoul al-ashoh tidak ada qodlo ุงู„ุดูŠุฎ ู…ุญู…ุฏ ุงู„ู†ุจู‡ุงู† " ุงู„ู…ุฌุฐูˆุจ ู„ู‡ ุตูุงุช ุซู„ุงุซ ุนู‚ู„ู‡ ุตุบูŠุฑ ุŒ ู†ูุณู‡ ูƒุจูŠุฑุฉ ุŒ ู‚ู„ุจู‡ ุทุงู‡ุฑ ุŒ ูˆู‡ูˆ ุบูŠุฑ ู…ูƒู„ู .Majdzub memiliki 3 sifat Akalnya kecil bahkan hilang, Nafsunya besar, Hatinya bersih ,dan dia tidak terkena beban syar'i mukallaf, karena terbilang "hilangnya akal" Jadzab menurut ulama tasawufูŠู‚ูˆู„ ุงู„ุบูˆุซ ุงู„ุฃุนุธู… ุนุจุฏ ุงู„ู‚ุงุฏุฑ ุงู„ุฌูŠู„ุงู†ูŠ " ุฌุฐุจุฉ ู…ู† ุฌุฐุจุงุช ุงู„ุญู‚ ุฎูŠุฑ ู…ู† ุนู…ู„ ุงู„ุซู‚ู„ูŠู† ".ุงู„ุดูŠุฎ ุฃุจูˆ ุงู„ุญุณู† ุงู„ุดุงุฐู„ูŠูŠู‚ูˆู„ " ุงู„ู…ุฌุฐูˆุจ ู‡ูˆ ู…ู† ุฌุฐุจู‡ ุงู„ู„ู‡ ุฅู„ูŠู‡ ุŒ ูˆู„ุฐู„ูƒ ูƒุงู† ุณูŠุฑู‡ ู…ู† ุฃูˆู„ ุฎุทูˆุฉ ููŠ ุงู„ุทุฑูŠู‚ ุจุงู„ู„ู‡ ู„ุง ุจู†ูุณู‡ ุŒ ูˆู‡ุฐุง ุฌุงุก ู…ู† ุจุงุจ ุงู„ู‚ุฏุฑุฉ ูƒู† ููŠูƒูˆู† ".ูŠู‚ูˆู„ ุงู„ุดูŠุฎ ุงุจู† ุนุทุงุก ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุณูƒู†ุฏุฑูŠ " ูุฃุฑุจุงุจ ุงู„ุฌุฐุจ ูŠูƒุดู ู„ู‡ู… ุนู† ูƒู…ุงู„ ุฐุงุชู‡ ุŒ ุซู… ูŠุฑุฏู‡ู… ุฅู„ู‰ ุดู‡ูˆุฏ ุตูุงุชู‡ ุŒ ุซู… ูŠุฑุฌุนู‡ู… ุฅู„ู‰ ุงู„ุชุนู„ู‚ ุจุฃุณู…ุงุฆู‡ ุŒ ุซู… ูŠุฑุฏู‡ู… ุฅู„ู‰ ุดู‡ูˆุฏ ุขุซุงุฑู‡ . ูˆุงู„ุณุงู„ูƒูˆู† ุนู„ู‰ ุนูƒุณ ู‡ุฐุง . ูู†ู‡ุงูŠุฉ ุงู„ุณุงู„ูƒูŠู† ุจุฏุงูŠุฉ ุงู„ู…ุฌุฐูˆุจูŠู† . ูˆุจุฏุงูŠุฉ ุงู„ุณุงู„ูƒูŠู† ู†ู‡ุงูŠุฉ ุงู„ู…ุฌุฐูˆุจูŠู† ุŒ ู„ูƒู† ู„ุง ุจู…ุนู†ู‰ ูˆุงุญุฏ ุŒ ูุฑุจู…ุง ุงู„ุชู‚ูŠุง ููŠ ุงู„ุทุฑูŠู‚ ุŒ ู‡ุฐุง ููŠ ุชุฑู‚ูŠู‡ ูˆู‡ุฐุง ููŠ ุชุฏู„ูŠู‡ ".Imam Ahmad bin Muhammad bin Abdul Karim bin Athoillah Assakandari 658 H/1259 M โ€“709 H/1309 M dalam kitab Al-HikamArtinya โ€œTerbukti adanya makhluk, atas adanya nama-nama ALLAH dan dengan nama-nama itu atas adanya sifat, dan denganya adanya sifat-sifat itu adanya Dzat ALLAH, sebab mukhal tidak masuk akal adanya sifat yang berdiri sendiri tanpa adanya Dzat, maka orang-orang yang Majdzub pertama terbuka terlihat oleh mereka kesempurnaan Dzat ALLAH, kemudian menurun melihat sifat-sifat ALLAH, dan menurun pula melihat bersandar kepada nama-nama ALLAH, sehingga menurun melihat makhluq buatan ALLAH, sebaliknya orang Salik dari bawah naik ke atas, maka puncak orang salik sampai ke permulaan orang majdzub, dan permulaan salik adalah penghabisan orang majdzub, tetapi tidak berarti sama dalam segala hal, hanya ada kalanya bertemu dijalanan yang satu ketika sedang mendaki dan yang lain sedang menurunโ€œุงู„ุดูŠุฎ ู…ุญู…ุฏ ู…ุฑุงุฏ ุงู„ู†ู‚ุดุจู†ุฏูŠูŠู‚ูˆู„ " ุงู„ุฌุฐุจุฉ ู‡ูŠ ุงู„ู…ูŠู„ ูˆุงู„ู…ุญุจุฉ ุฅู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ูŠู‚ูˆู„ ุงู„ุดูŠุฎ ุงู„ุญูƒูŠู… ุงู„ุชุฑู…ุฐูŠ " ูŠุญุชุงุฌ ุงู„ูˆู„ูŠ ุฅู„ู‰ ู…ุฏุฉ ููŠ ุฌุฐุจู‡ ุŒ ูƒู…ุง ูŠุญุชุงุฌ ุงู„ู…ุฌุชู‡ุฏ ุฅู„ู‰ ุงู„ู…ุฏุฉ ููŠ ุตุฏู‚ู‡ . ุฅู„ุง ุฃู† ู‡ุฐู‡ ุชุตููŠุชู‡ ู„ู†ูุณู‡ ุจุฌู‡ุฏู‡ ุŒ ูˆุชุตููŠุฉ ุงู„ู…ุฌุฐูˆุจ ูŠุชูˆู„ุงู‡ ุงู„ู„ู‡ ุจุฃู†ูˆุงุฑู‡ ูุงู†ุธุฑ ูƒูŠู ุตู†ุน ุงู„ู„ู‡ ุจุนุจุฏู‡ ุŒ ูˆุตู†ุน ุงู„ุนุจุฏ ุจู†ูุณู‡ ุŸ ุฃู…ุง ุชุฑู‰ ุขุฏู… {ุนู„ูŠู‡ ุงู„ุณู„ุงู…} ูƒูŠู ูุงุช ุงู„ุฎู„ู‚ ูˆุจุฑุฒ ุนู„ูŠู‡ู… ุจู…ุง ุชูˆู„ุงู‡ ุงู„ู„ู‡ ู…ู† ูุทุฑุชู‡ ูˆู‚ุงู„ ู„ุณุงุฆุฑ ุงู„ุฎู„ู‚ ูƒู† ููƒุงู† . ูุงู„ู…ุฌุฐูˆุจ ูŠูุฌุฐุจ ููŠ ูƒู„ ู…ูˆุทู† ููŠ ุทุฑูŠู‚ู‡ ุฅู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุŒ ูˆูŠุฎุจุฑ ูˆูŠุนุฑู ุงู„ู…ูˆุงุทู† ".ุงู„ุดูŠุฎ ุฃุญู…ุฏ ุจู† ุนุฌูŠุจุฉุงู„ุฌุฐุจ ู‡ูˆ ุบูŠุงุจ ุงู„ุญุณ ุจุงู„ูƒู„ูŠุฉ ู„ุชุฑุงุฏู ุฃู†ูˆุงุฑ ุงู„ู…ุญุจุฉ ูˆุงู„ุนุดู‚ .ุงู„ุดูŠุฎ ุฃุจูˆ ุณุนูŠุฏ ุงู„ู…ุฌุฏุฏูŠูŠู‚ูˆู„ " ุงู„ุฌุฐุจุงุช ุนุจุงุฑุฉ ุนู† ุงู†ุฌุฐุงุจ ุงู„ู„ุทุงุฆู ุฅู„ู‰ ุฌู‡ุฉ ุงู„ููˆู‚ ".ูŠู‚ูˆู„ ุงู„ุดูŠุฎ ู…ุญู…ุฏ ู…ุฑุงุฏ ุงู„ู†ู‚ุดุจู†ุฏูŠ " ุงู„ุฌุฐุจุฉ ู†ูˆุนุงู† ูˆู‡ูŠ ุฃู…ุง ุฃู† ุชูƒูˆู† ู…ู† ุทุฑู ุงู„ุญู‚ ุณุจุญุงู†ู‡ ูˆุชุนุงู„ู‰ ูˆู‡ูŠ ุงู„ุฌุฐุจุฉ ุงู„ุฌู„ูŠุฉ . ูˆูŠู‚ุงู„ ู„ู‡ุง ุงู„ุชูˆููŠู‚ ุŒ ูˆู„ุง ูŠู…ูƒู† ุงู„ูˆุตูˆู„ ุฅู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุฅู„ุง ุจู‡ุง .ูˆุฃู…ุง ุฃู† ุชูƒูˆู† ู…ู† ุทุฑู ุงู„ุนุจุฏ ูˆู‡ูŠ ุงู„ุฌุฐุจุฉ ุงู„ุฎููŠุฉ ุŒ ูˆูŠู‚ุงู„ ู„ู‡ุง ุงู„ู…ูŠู„ ุŒ ูˆุงู„ู…ุญุจุฉ ุŒ ูˆุงู„ุนุดู‚ ุŒ ูˆุบูŠุฑ ุฐู„ูƒ ".ูŠู‚ูˆู„ ุงู„ุดูŠุฎ ุฃุญู…ุฏ ุงู„ู†ู‚ุดุจู†ุฏูŠ " ุงุนู„ู… ุฃู† ุงู„ุฌุฐุจ ูˆุญุฏู‡ ู…ู† ุบูŠุฑ ุงู„ุณู„ูˆูƒ ููŠ ุงู„ุทุฑูŠู‚ ุงู„ู…ุณุชู‚ูŠู… ุจุงู…ุชุซุงู„ ุฃูˆุงู…ุฑ ุงู„ุญู‚ ูˆุงู„ุงุฌุชู†ุงุจ ุนู† ู†ูˆุงู‡ูŠู‡ ู„ุง ู†ุชูŠุฌุฉ ู„ู‡ ุฃุตู„ุงู‹ ุบูŠุฑ ุงู„ุฏุฎูˆู„ ููŠ ุญูŠุฒ ุงู„ุจู„ู‡ ูˆุงู„ู…ุฌุงู†ูŠู† .Perbedaan jadzab dengan majnunุงู„ูุฑู‚ ุจูŠู† ุงู„ุฌุฐุจ ูˆุงู„ุฌู†ูˆู†ูŠู‚ูˆู„ ุงู„ุจุงุญุซ ุณุนูŠุฏ ุญูˆู‰ " ุงู„ุฌู†ูˆู† ุญุงู„ุฉ ู…ุฑุชุจุทุฉ ุจุงู„ุฏู…ุงุบ ุฃุญูŠุงู†ุงู‹ ุŒ ุจูŠู†ู…ุง ุงู„ุฌุฐุจ ุญุงู„ุฉ ู…ุฑุชุจุทุฉ ุจุงู„ู‚ู„ุจ "Sumber

InilahBiografi Penulis Kitab Al Hikam. Nama lengkapnya adalah Syaikh Ahmad ibn Muhammad ibn 'Atha'illah as-Sakandari. Ia lahir di Iskandariah (Mesir) pada 648 H/1250 M, dan meninggal di Kairo pada 709 H/1309 M. julukan al-Iskandari atau as-Sakandari dari merujuk kota kelahirannya. Keluarga Ibnu Atha' adalah keluarga yang terdidik dalam

Meyakini adanya manusia pilihan yang menjadi kekasih Allah adalah salah satu ajaran dalam agama Islam. Kekasih Allah atau yang biasa dikenal dengan waliyullah adalah orang-orang terpilih yang memiliki kedekatan secara khusus dengan Allah subhanahu wataโ€™ala. Mengenai waliyullah ini, Al-Qurโ€™an menjelaskan ุฃูŽู„ูŽุงู“ ุฅูู†ู‘ูŽ ุฃูŽูˆู’ู„ููŠูŽุงู“ุกูŽ ูฑู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู„ูŽุง ุฎูŽูˆู’ููŒ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ู’ ูˆูŽู„ูŽุง ู‡ูู…ู’ ูŠูŽุญู’ุฒูŽู†ููˆู†ูŽ โ€œIngatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hatiโ€ QS. Yunus 62. Waliyullah secara umum terdiri dari berbagai macam kategori. Mulai dari wali abdal, wali autad, wali nuqabaโ€™, wali nujabaโ€™, sampai wali qutb al-aqthab. Para waliyullah ini mengemban berbagai macam tugas masing-masing serta diberi keistimewaan oleh Allah dengan memiliki karamah yang berbeda-beda Syekh Dliyaโ€™uddin Ahmad bin Mushthafa, Jamiโ€™ al-Ushul fi al-Auliya, hal. 168. Jalan yang ditempuh mereka tak lain adalah menggapai marifatullah. Dalam ilmu tasawwuf, terdapat dua jalan untuk menggapai makrifat ini. Pertama, suluk. Jalan ini adalah pilihan jalan yang ditempuh secara normal. Seseorang yang mengamalkan laku tasawuf secara tidak langsung juga disebut sebagai salik. Kedua, jadzab. Jalan ini adalah jalan khusus yang tidak sembarang orang bisa mengamalkan, hanya orang-orang khusus yang memang terpilih yang dapat menempuh jalan ini. Dua jalan menuju marifatullah di atas, secara sederhana diilustrasikan dalam kitab Nasihah al-Murid fi Thariq ahli as-Suluk wa at-Tajrid berikut ุงุนู„ู… ุฃู† ุงู„ุฌุฐุจ ูˆุงู„ุณู„ูˆูƒ ู…ุซู„ู‡ู…ุง ูƒุงู„ุฃุดุฌุงุฑุŒ ุดุฌุฑุฉ ุงู„ุฌุฐุจ ู„ู‡ุง ุนุฑูˆู‚ ูˆูุฑูˆุนุŒ ูˆูƒุฐู„ูƒ ุดุฌุฑุฉ ุงู„ุณู„ูˆูƒ ู„ู‡ุง ุนุฑูˆู‚ ูˆูุฑูˆุน ูˆูƒู„ู‘ ุนุฑู‚ ูˆูุฑุน ู…ู†ู‡ู…ุง ู„ู‡ ุฃุซู…ุงุฑ. ุนุฑูˆู‚ ุงู„ุฌุฐุจ ู‡ูŠ ุงู„ุนู„ูˆู… ุงู„ู„ุฏู†ูŠุฉ ุงู„ุบูŠุจูŠุฉุŒ ูˆุฃุซู…ุงุฑ ูุฑูˆุน ุงู„ุฌุฐุจ ู‡ูŠ ุฃู† ูŠูƒูˆู† ุตุงุญุจู‡ุง ุจุฃู…ุฑ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูŠู‚ูˆู„ ู„ู„ุดูŠุก ูƒู† ููŠูƒูˆู† ูˆุงู„ูƒู„ู‘ ู…ูˆุงู‡ุจ ูˆูƒุฐู„ูƒ ุนุฑูˆู‚ ุดุฌุฑ ุงู„ุณู„ูˆูƒ ุชุซู…ุฑ ุจุงู„ุนู„ู… ุงู„ุธุงู‡ุฑุŒ ูˆูุฑูˆุนู‡ ุชุซู…ุฑ ุจุงู„ุนู…ู„ ุงู„ุธุงู‡ุฑูŠุŒ ูˆุฅู† ุชูุงูˆุช ุฃู‡ู„ ุงู„ุณู„ูˆูƒ ู…ุน ุฃู‡ู„ ุงู„ุฌุฐุจ ุฅู„ู‘ุง ุฃู†ู‘ูŽ ุฃู‡ู„ ุงู„ุณู„ูˆูƒ ุนุจุงุฏุชู‡ู… ู…ู† ูˆุฑุงุก ุญุฌุงุจุŒ ูˆุฃู‡ู„ ุงู„ุฌุฐุจ ู…ุง ุจูŠู†ู‡ู… ูˆุจูŠู† ุงู„ู„ู‡ ุญุฌุงุจ ู…ู†ู‡ ุฅู„ูŠู‡ู…ุŒ ูˆู…ู†ู‡ู… ุฅู„ูŠู‡ โ€œKetahuilah bahwa jadzab dan suluk itu seperti pepohonan. Pohon jadzab memiliki akar dan tangkai, begitu pula pohon suluk juga memiliki akar dan tangkai. Setiap akar dan tangkai dari kedua pohon tersebut memiliki buah. Akar dari pohon jadzab adalah ilmu laduni yang bersifat ghaib, dan buah dari tangkai pohon jadzab adalah saat orang yang jadzab mendapat perintah Allah agar mengatakan pada sesuatu kun fa yakun, segalanya murni pemberian dari Allah. Sedangkan akar dari pohon suluk dapat membuat pohon berbuah dengan Ilmu yang dzahir tampak dan tangkainya berbuah dengan amal yang bersifat dzahir, meski orang yang mengamalkan laku suluk dan orang jadzab berbeda, orang yang mengamalkan laku suluk beribadah di belakang tirai penghalang dari Allah, sedangkan orang jadzab tidak ada di antara mereka dan Allah penghalang apa pun. Pesan dari Allah langsung pada mereka, dan ibadah dari mereka langsung tertuju pada Allahโ€ Syekh Ali bin Abdurrahman bin Muhammad al-Imrani, Nasihah al-Murid fi Thariq ahli as-Suluk wa at-Tajrid, Hal. 17 Berdasarkan referensi di atas, orang yang mengamalkan laku suluk masih berada di bawah orang yang sudah sampai pada fase jadzab. Jadzab sendiri oleh para ulama didefinisikan dengan pengertian berikut ุงู„ุฌุฐุจุฉ ู‡ูŠ ุงู„ุชุฌู„ูŠ ุงู„ุฅู„ู‡ูŠุŒ ูˆููŠู‡ุง ูŠุญุตู„ ุงู„ุชุญู‚ูŠู‚ ุจุงู„ุฃุณู…ุงุก ุงู„ุฅู„ู‡ูŠุฉุŒ ูˆุงู„ุงุณุชุดุนุงุฑ ุจุงู„ุงุณู… ุงู„ุตู…ุฏ โ€œJadzab adalah tampaknya sifat-sifat ilahi. Ketika dalam kondisi jadzab, akan betul-betul tampak secara nyata sifat-sifat Allah dan seseorang mampu merasakannyaโ€ Syekh Mahmud Abdur Rauf al-Qasim, al-Kasyf an Haqiqah as-Shufiyyah, juz 1, hal. 244 Orang yang dalam kondisi jadzab seringkali melakukan perbuatan di luar nalar manusia biasa. Sebab apa yang dilakukan oleh mereka dalam keadaan jadzab sudah di luar kapasitasnya sebagai manusia. Meski demikian, patut dibedakan antara orang yang melakukan hal-hal aneh khรขriq al-รขdah karena memang betul-betul jadzab dengan orang yang hanya pura-pura jadzab. Untuk menandai perbedaan dua orang ini cukup sederhana, yakni dengan cara melihat tingkah laku orang tersebut setelah kondisi terjaga. Jika saat kondisi normal, ia senantiasa berdzikir dan beribadah serta menjauhi hal-hal duniawi yang bersifat profan, maka bisa dipastikan keanehan yang ia lakukan adalah berangkat dari maqam jadzab. Sebaliknya, jika seseorang setelah dalam kondisi normal justru lebih mendekatkan diri pada hal-hal yang bersifat duniawi dan senang mendekat dengan orang-orang yang memiliki ambisi duniawi, maka bisa dipastikan keanehan yang ia lakukan bukanlah bermula dari keadaan jadzab, tapi hanya sebatas tipu daya yang dilakukannya untuk menarik perhatian orang lain. Perbedaan dua karakteristik ini seperti yang digambarkan dalam pembahasan menari saat berdzikir yang dijelaskan dalam kitab Zad al-Muslim fi ma Ittafaqa alaihi al-Bukhari wa Muslim ูˆุงุนู„ู… ุฃู† ุงู„ุฑู‚ุต ูู‰ ุญุงู„ ุงู„ุฐูƒุฑ ู„ูŠุณ ู…ู† ุงู„ุดุฑุน ูˆู„ุง ู…ู† ุงู„ู…ุฑูˆุกุฉ ูˆู„ู… ูŠุนุฐุฑ ููŠู‡ ุงู„ู‘ุง ุงู„ูุฑุฏ ุงู„ู†ุงุฏุฑ ู…ู† ุฃู‡ู„ ุงู„ุฃุญูˆุงู„ ูˆุงู„ุฌุฐุจ ูˆู„ู‡ ุนู†ุฏ ุงู„ู‚ูˆู… ุนู„ุงู…ุฉ ูŠู…ูŠุฒูˆู† ุจู‡ุง ุจูŠู† ู…ุง ูƒุงู† ู…ู†ู‡ ุนู† ุฌุฐุจ ุญู‚ูŠู‚ูŠ ูˆุจูŠู† ู…ุง ูƒุงู† ุนู† ุชู„ุงุนุจ ูˆุชู„ุจูŠุณ ุนู„ู‰ ุงู„ู†ุงุณ ูู‚ุฏ ู‚ุงู„ูˆุง ุฅู†ู‘ ุงู„ู…ุฌุฐูˆุจ ุฅุฐุง ูƒุงู† ุจุนุฏ ุงู„ุตุญูˆ ูŠูˆุฌุฏ ู…ุนุฑุถุง ุนู† ุงู„ุฏู†ูŠุง ูˆุฃู‡ู„ู‡ุง ู…ู‚ุจู„ุง ุนู„ู‰ ุฐูƒุฑ ุงู„ู„ู‡ ูˆุนุจุงุฏุชู‡ ูู‡ุฐุง ุฌุฐุจู‡ ุญู‚ูŠู‚ูŠ ูˆูŠุนุฐุฑ ูู‰ ุฑู‚ุตู‡ ูˆุฅุฐุง ูƒุงู† ุจุนุฏ ุงู„ุตุญูˆ ู…ู† ุชุฌุงุฐุจู‡ ูˆุฑู‚ุตู‡ ูŠูˆุฌุฏ ู…ู‚ุจู„ุง ุนู„ู‰ ุงู„ุฏู†ูŠุง ู…ุชุฃู†ุณุง ุจุฃู‡ู„ู‡ุง ู„ุง ูุฑู‚ ุจูŠู†ู‡ ูˆุจูŠู†ู‡ู… ูู‰ ุงู„ุฃุญูˆุงู„ ูˆุงู„ู„ู‡ูˆ ูู‡ูˆ ู…ุชู„ุงุนุจ ูƒุงุฐุจ ูู‰ ุฏุนูˆู‰ ุฌุฐุจู‡ ุตุงุญุจ ุฑู‚ุต ูˆู„ุนุจ ูู‡ูˆ ู…ู…ู† ุงุชู‘ุฎุฐ ุฏูŠู†ู‡ ู‡ุฒูˆุง ูˆู„ุนุจุง โ€œKetahuilah bahwa menari pada saat berdzikir bukan bagian dari ajaran syariat dan bukan bagian dari budi pekerti yang baik. Tindakan tersebut tidak dapat dijadikan alasan untuk dibenarkan oleh siapa pun kecuali bagi orang khusus dari kalangan orang jadzab. Menurut sebagian kalangan ulama sufi jadzab memiliki tanda-tanda tertentu yang membedakan antara tindakan jadzab yang hakiki dan tindakan yang berangkat dari main-main dan tipu daya di hadapan manusia. Mereka berkata bahwa orang yang jadzab ketika setelah sadar ia berpaling dari dunia dan menghadap untuk berdzikir pada Allah dan beribadah kepada-Nya, maka sikap jadzabnya adalah sikap jadzab yang sungguhan, tindakannya menari saat berdzikir dianggap udzur. Sedangkan ketika setelah sadar dari jadzab dan selesai menari saat dzikir, seseorang lantas menghadap pada dunia dan merasa senang berjumpa dengan orang yang tergiur dengan dunia, hingga tidak ada perbedaan antara dirinya dan orang yang tergiur dengan dunia dalam perbuatan dan sikap main-mainnya, maka ia adalah orang yang main-main dan bohong atas klaim kejadzabannya saat menari dan bersenda gurau, ia adalah bagian dari orang yang menjadikan agamanya sebagai permainan dan senda gurauโ€ Syekh Muhammad Habibullah bin Abdullah as-Syinqithi, Zad al-Muslim fi ma Ittafaqa alaihi al-Bukhari wa Muslim, juz 3, hal. 155 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jadzab adalah sebuah keadaan saat seseorang sudah lepas dalam kapasitasnya sebagai manusia karena tampak secara jelas padanya sifat-sifat Allah tajalli, segala keanehan perbuatan yang dilakukan dalam kondisi jadzab bermula dari petunjuk Allah. Orang yang sudah sampai pada maqam jadzab ini biasa dikenal dengan sebutan majdzub. Sedangkan masyarakat mengenal orang yang sudah sampai pada maqam ini dengan sebutan wali jadzab atau wali majdzub. Wallahu aโ€™lam. Ustadz M. Ali Zainal Abidin, pengajar di Pondok Pesantren Annuriyyah, Kaliwining, Rambipuji, Jember
Setiapyang memabukkan itu haram dalam berbagai macamnya. Referensi: Jaami' Al-'Ulum wa Al-Hikam. Cetakan kesepuluh, Tahun 1432 H. Penerbit Muassasah Ar-Risalah. Fath Al-Qawi Al-Matin fii Syarh Al-Arba'in wa Tatimmah Al-Khamsiin li An-Nawawi wa Ibnu Rajab rahimahumallah. Cetakan kedua, Tahun 1436 H. Syaikh 'Abdul Muhsin bin Muhammad Al
Jadzab dalam kamus bahasa Arab Jadzaba-Yajdzibu-Jadzban yang berarti menarik, sedang obyek atau Mafโ€™ul Majdzub orang gila yang dengan orang gila yang dalam kamus bahasa Arab Janna-Yajunnu-Jannan artinya menutup, sedang Junna- Junuunan artinya gila, hilang akal, dan obyek atau mafโ€™ul Majnuun artinya orang Jadzab ditulis oleh Imam Ahmad bin Muhammad bin Abdul Karim bin Athoillah Assakandari 658 H/1259 M โ€“709 H/1309 M dalam kitab Al-Hikam 5 Dalam terjemah Al Hikam juga menyebutkan bahwa orang yang dapat diberi kedekatan kepada ALLAH itu ada dua macamSalik dan Majdzub. Salik yaitu perjalanan usaha memperoleh dapat dekat kepada ALLAH mencapai maโ€™rifatullah, dengan cara meningkatkan dan mengembangkan iman dengan menghilangkan akhlaq tercela menggantinya dengan akhlak yang terpuji, seperti halnya akhlak imaniyah ataupun ijtimaiyyah kemasyarakatan.Majdzub yaitu orang yang ditarik ke hadirat ALLAH; dengan kehendak ALLAH, tanpa melewati urutan suluk dalam thariqat. Jika salik dapat menguasai akal sedang majdzub tidak bisa menguasai akal sebab tertutup oleh Nur Ilahiyyah, maka terkadang majdzub sering meninggalkan kewajiban agama, dan menurut syarโ€™i tidak berdosa sebab seperti orang gila. Sedang majnun hilang akal / gila sebab tertutup oleh Nur Syayatiin. Secara syarโ€™i orang Jadzab dan Majnun mungkin memiliki persamaan yaitu hilang akal dan dikatakan sebagai orang gila, dihukumi sama dalam arti tidak berkewajiban menjalankan syariat sebagaimana mestinya sebab hilang akalnya Udzur.Jika ALLAH menghendaki untuk menyempurnakan majdzub maka akan diberi kesadaran akal. Jika salik berawal memahami Afโ€™al ALLAH-Asma-asma ALLAH-Sifat-sifat ALLAH Hayat, Ilmu, Irodat, Qudrat, Samaโ€™, Basor, dan Kalam- kemudian mengerti Dzat ALLAH, jadi salik naik secara langsung menyaksikan kesempuraan Dzat ALLAH menuju Sifat-sifat ALLAH-menuju kejadian makhluk dengan asma-asma ALLAH, menuju perubahan semua makhluk. Contoh Tokoh Tasawuf Falsafi Yang mengalami Jadzab / ekstaseAbu Yazid Thaifur bin Isa Al-Bustami lahir 188 H Abul Mughits Al-Husain bin Mansur Al-Hallaj lahir di Baiha Persia, Abu Bakar Muhammad Muhyidin bin Arabi Hatimi Al-Thai, lahir di Mursieh, Spanyol bagian selatan 570 H /1165 M, Dan masih banyak lagi tokoh-tokoh sufi yang pernah mengalami JADZAB. Gus Dur dan Gus Miek termasuk diantaranya yang pernah mengalami JADZAB. Semua ajaran baik yang bersifat dhohir ataupun batin tidak akan memberi kemanfaatan jika tidak ditujukan untuk mengharap kedekatan kepada ALLAH, dan semua usaha akan sia-sia jika tidak diiringi dengan kebersihan jiwa, dengan kebersihan jiwa manusia dapat bersatu dengan Tuhan-Nya tempat kembali karena kita berasal dari โ€“ NYA dan akan kembali kepadaNYA. Penghulu para sufi Syaikh Muhyidin Abu Muhammad Shultonil Auliya Sayyidi Syaikh Abdul Qadir Al-Jaelani bin Abi Sholih Musa Janka Dausat, lahir 471 H / 1077 M wafat 561 H / 1166 M 11, mengatakan โ€œTidak akan diperkenankan duduk berdampingan dengan disisi ALLAH Taโ€™ala kecuali orang yang sudah membersihkan diri dari berbagai macam kotoran Suci Jiwanyaโ€. Semoga kita semua dikehendaki oleh ALLAH menjadi orang yang dekat, bahkan lebih dekat dari kita sendiri, dan dituntun oleh Qudrat dan Irodat ALLAH dengan Ilmu-NYA menuju Maโ€™rifat Uluhiyyah, hingga tersinari oleh cahaya Rabbaniyyah, dan melebur dalam Sifat Hayat-NYA. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada manusia sempurna kekasih ALLAH, NABI MUHAMMAD SAW bin Abdullah bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qushay bin KILAB bin Murroh bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nudlor bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin ilyas bin Mudlor bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan bin Add bin Humaisi bin Salaman bin Aws bin Buz bin Qamwal bin Obai bin Awwam bin Nashid bin Haza bin Bildas bin Yadlaf bin Tabikh bin Jahim bin Nahish bin Makhi bin Ayd bin Abqar bin Ubayd bin Ad-Daa bin Hamdan bin Sanbir bin Yathrabi bin Yahzin bin Yalhan bin Arami bin Ayd bin Deshan bin Aisar bin Afnad bin Aiham bin Muksar bin Nahith bin Zarih bin Sami bin Wazzi bin Awda bin Aram bin Qaidar bin Nabi ISMAIL AS bin Nabi IBRAHIM AS, beserta keluarga dan sahabatnya, yang menarik kita dibawah benderanya. Dia menyendiri dengan Dzat yang maha sepiDia menyatu dengan dzat yang maha satuDia menyendiri dengan dzat yang maha sendiriDia menepi dengan dzat yang maha sunyiDia merindukan sang cintaDemikianlah...Ku lihat dia bertapa atas duniaDunia pun muak melihatnyaMaka, dia meninggalkan dirinya sendiriDari orang-orang menyendiri Sesekali dia terbang meninggi menyendiriDan menanggung segala resiko seorang diriDia pun mengepakkan sayapnya untuk berpasrah diriTerpisah dari nafsu dan perasaan hatiHingga dia mentalak dirinya sendiriKarena dia bukanlah muhrim bagi duniaHingga dia pun haram untuk menyentuhnyaBaginya... semua yang tersaji di duniaHanyalah bangkai-bangkai yang terserak di comberan Yang lain menganggapnya telah kufurSebenarnya dia tenggelam dalam syukurYang lain menduga tersungkurSebenarnya dia terapung di laut tafakkurYang lain mengira kafirSebenarnya dia larut dalam sunyatnya dzikirYang lain menduga murtadSebenarnya dia mencuat dalam hakekatYang lain mengira bejatSebenarnya ia sedang munajatYang lain mengira tersesatSebenarnya dia khalwatYang lain mengira hatinya goyahSebenarnya dia sedang uzlahYang lain menduga zinaSebenarnya dia fanaYang lain mengira gilaSebenarnya dia berenang dalam laut khouf rojaYang lain berprasangka hatinya redup tertutup kabutHakekatnya dia qutubDia khumul yang mengalami hulul sehingga menjadi wusulMereka semua mengatakan dia terhijabPadahal dia sedang tengelam dalam jadzabDia pun berbisik; aku tak peduli... Sang wali tak akan pernah siuman sampai Isrofil berteriakOrang yang sholih dekat kepada Allah ada 2 macamOrang yang ditugaskan untuk khidmah kepada Allah agama Allah bukan untuk Allah sendiri. Oleh karena itu orang ini harus tahu perintah-perintah dan larangan-larangan lalu menjelaskannya kepada masyarakat. amar ma'ruf nahi munkar Orang yang dikhususkan oleh Allah untuk mahabbah kepada-Nya. Dia tidak ingat apa-apa kecuali Allah ู…ุฌู†ูˆู† ููŠ ุงู„ู„ู‡. Dia tidak tahu apa itu baik dan jelek jadi dia tidak bisa amar ma'ruf nahi munkar. Orang yang seperti ini terkadang masih mengikuti syari'at tapi tidak bisa mengurusi syari'at tersebut dan juga terkadang ada yang jadzab baik penuh maupun sebagian. Terkadang dia jadzab dan terkadang ingat. Ini semua karena ada tajalli dari Allah Allah tampak pada diri mereka. "Ada orang-orang yang Allah jadikan berkhidmat kepada-Nya dan ada orang-orang yang Allah pilih untuk mencintai-Nya. Kepada masing-masing golongan itu, kami berikan bantuan dari kemurahan Tuhanmu. Dan kemurahan Tuhanmu tidaklah terbatas" Surat Al-Isra' 20 Semua orang yang beriman pasti memiliki mahabbah. Baik sedikit maupun banyak mereka pasti memiliki mahabbah. Dalam Al-Qur'an telah disebutkan ูˆูŽู…ูู†ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ู…ูŽู†ู’ ูŠูŽุชู‘ูŽุฎูุฐู ู…ูู†ู’ ุฏููˆู†ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุฃูŽู†ู’ุฏูŽุงุฏู‹ุง ูŠูุญูุจู‘ููˆู†ูŽู‡ูู…ู’ ูƒูŽุญูุจู‘ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุขูŽู…ูŽู†ููˆุง ุฃูŽุดูŽุฏู‘ู ุญูุจู‘ู‹ุง ู„ูู„ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽู„ูŽูˆู’ ูŠูŽุฑูŽู‰ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุธูŽู„ูŽู…ููˆุง ุฅูุฐู’ ูŠูŽุฑูŽูˆู’ู†ูŽ ุงู„ู’ุนูŽุฐูŽุงุจูŽ ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู’ู‚ููˆู‘ูŽุฉูŽ ู„ูู„ู‘ูŽู‡ู ุฌูŽู…ููŠุนู‹ุง ูˆูŽุฃูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ุดูŽุฏููŠุฏู ุงู„ู’ุนูŽุฐูŽุงุจู QS. Al Baqarah 165 "Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu*[1] mengetahui ketika mereka melihat siksa pada hari kiamat, bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya niscaya mereka menyesal. QS. Al-Baqarah 165*[1] yang dimaksud dengan orang yang zalim di sini ialah orang-orang yang menyembah selain Allah. Akan tetapi yang paling banyak, mahabbah mereka wujud untuk khidmah kepada agama Allah berdakwah, mengajar, dll. Ini juga tak lain karena adanya tajalli dari Allah. Oleh karena itu mahabbah ini tidak akan tertuju kepada selain Allah. Tajalli di sini adalah sebagaimana dalam Al-Qur'an ูˆูŽู„ูŽู…ู‘ูŽุง ุฌูŽุงุกูŽ ู…ููˆุณูŽู‰ ู„ูู…ููŠู‚ูŽุงุชูู†ูŽุง ูˆูŽูƒูŽู„ู‘ูŽู…ูŽู‡ู ุฑูŽุจู‘ูู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุจู‘ู ุฃูŽุฑูู†ููŠ ุฃูŽู†ู’ุธูุฑู’ ุฅูู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ูŽู†ู’ ุชูŽุฑูŽุงู†ููŠ ูˆูŽู„ูŽูƒูู†ู ุงู†ู’ุธูุฑู’ ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุฌูŽุจูŽู„ู ููŽุฅูู†ู ุงุณู’ุชูŽู‚ูŽุฑู‘ูŽ ู…ูŽูƒูŽุงู†ูŽู‡ู ููŽุณูŽูˆู’ููŽ ุชูŽุฑูŽุงู†ููŠ ููŽู„ูŽู…ู‘ูŽุง ุชูŽุฌูŽู„ู‘ูŽู‰ ุฑูŽุจู‘ูู‡ู ู„ูู„ู’ุฌูŽุจูŽู„ู ุฌูŽุนูŽู„ูŽู‡ู ุฏูŽูƒู‘ู‹ุง ูˆูŽุฎูŽุฑู‘ูŽ ู…ููˆุณูŽู‰ ุตูŽุนูู‚ู‹ุง ููŽู„ูŽู…ู‘ูŽุง ุฃูŽููŽุงู‚ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุณูุจู’ุญูŽุงู†ูŽูƒูŽ ุชูุจู’ุชู ุฅูู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ูˆูŽุฃูŽู†ูŽุง ุฃูŽูˆู‘ูŽู„ู ุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ููŠู†ูŽ QS. Al Aโ€™raf 143 "Dan tatkala Musa datang untuk munajat dengan kami pada waktu yang Telah kami tentukan dan Tuhan Telah berfirman langsung kepadanya, berkatalah Musa "Ya Tuhanku, nampakkanlah diri Engkau kepadaku agar Aku dapat melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi Lihatlah ke bukit itu, Maka jika ia tetap di tempatnya sebagai sediakala niscaya kamu dapat melihat-Ku". Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu*[2], dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata "Maha Suci Engkau, Aku bertaubat kepada Engkau dan Aku orang yang pertama-tama beriman". QS. Al-A'raf 143*[2] para Mufassirin ada yang mengartikan yang nampak oleh gunung itu ialah kebesaran dan kekuasaan Allah, dan ada pula yang menafsirkan bahwa yang nampak itu hanyalah cahaya Allah. Bagaimanapun juga nampaknya Tuhan itu bukanlah nampak makhluk, hanyalah nampak yang sesuai sifat-sifat Tuhan yang tidak dapat diukur dengan ukuran manusia. Jadi hati yang lemah seperti ini kalau ada tajalli maka akan jatuh pingsan. Kita memiliki dan diberi mahabbah sangat sedikit tapi kalau sudah sampai pada derajat wahdatis Syuhud maka semua akan dilupakan sehingga terkadang dia melupakan syari'at. Dia akan seperti orang yang gila bahkan memang benar-benar gila sehingga dia tidak kewajiban shalat dan ibadah lain. Dia tidak sadar dengan apa yang dilakukan. Lalu apa tugas mereka sebagai wali Allah swt dan apa faedahnya? Memang mereka tidak ditugaskan untuk amar ma'ruf oleh Allah tapi mereka memiliki tugas yang tidak bisa dilihat mata namun atsarnya akan kelihatan. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุฃูŽุจููˆ ุงู„ู’ู…ูุบููŠุฑูŽุฉู ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุตูŽูู’ูˆูŽุงู†ู ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ููŠ ุดูุฑูŽูŠู’ุญูŒ ูŠูŽุนู’ู†ููŠ ุงุจู’ู†ูŽ ุนูุจูŽูŠู’ุฏู ู‚ูŽุงู„ูŽุฐููƒูุฑูŽ ุฃูŽู‡ู’ู„ู ุงู„ุดู‘ูŽุงู…ู ุนูู†ู’ุฏูŽ ุนูŽู„ููŠู‘ู ุจู’ู†ู ุฃูŽุจููŠ ุทูŽุงู„ูุจู ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ูˆูŽู‡ููˆูŽ ุจูุงู„ู’ุนูุฑูŽุงู‚ู ููŽู‚ูŽุงู„ููˆุง ุงู„ู’ุนูŽู†ู’ู‡ูู…ู’ ูŠูŽุง ุฃูŽู…ููŠุฑูŽ ุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ููŠู†ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ูŽุง ุฅูู†ู‘ููŠ ุณูŽู…ูุนู’ุชู ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูŠูŽู‚ููˆู„ู ุงู„ู’ุฃูŽุจู’ุฏูŽุงู„ู ูŠูŽูƒููˆู†ููˆู†ูŽ ุจูุงู„ุดู‘ูŽุงู…ู ูˆูŽู‡ูู…ู’ ุฃูŽุฑู’ุจูŽุนููˆู†ูŽ ุฑูŽุฌูู„ู‹ุง ูƒูู„ู‘ูŽู…ูŽุง ู…ูŽุงุชูŽ ุฑูŽุฌูู„ูŒ ุฃูŽุจู’ุฏูŽู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู…ูŽูƒูŽุงู†ูŽู‡ู ุฑูŽุฌูู„ู‹ุง ูŠูุณู’ู‚ูŽู‰ ุจูู‡ูู…ู’ ุงู„ู’ุบูŽูŠู’ุซู ูˆูŽูŠูู†ู’ุชูŽุตูŽุฑู ุจูู‡ูู…ู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุฃูŽุนู’ุฏูŽุงุกู ูˆูŽูŠูุตู’ุฑูŽูู ุนูŽู†ู’ ุฃูŽู‡ู’ู„ู ุงู„ุดู‘ูŽุงู…ู ุจูู‡ูู…ู’ ุงู„ู’ุนูŽุฐูŽุงุจูArtinya "Suatu ketika Ahli syam disebut-disebut di hadapan Sayyidina Ali ketika beliau di Irak lalu penduduk Irak berkata laknatlah mereka wahai amirul mukminin. Sayyidina Ali menjawab tidak, saya pernah mendengar Rasulullah saw bersabda wali abdal itu berada di syam, mereka ada 40 orang, ketika satu orang meninggal maka Allah mengganti tempatnya dengan orang lain. Karena merekalah penduduk syam diberi hujan, karena mereka penduduk syam ditolong dari musuh dan karena mereka penduduk syam dihindarkan dari siksa" ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุฃูŽุจููˆ ุฒูุฑู’ุนูŽุฉูŽ ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ุฑู‘ูŽุญู’ู…ูŽู†ู ุจู† ุนูŽู…ู’ุฑููˆ ุงู„ุฏู‘ูู…ูŽุดู’ู‚ููŠู‘ูุŒ ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ุจู† ุงู„ู’ู…ูุจูŽุงุฑูŽูƒู ุงู„ุตู‘ููˆุฑููŠู‘ูุŒ ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุนูŽู…ู’ุฑููˆ ุจู† ูˆูŽุงู‚ูุฏูุŒ ุนูŽู†ู’ ูŠูŽุฒููŠุฏูŽ ุจู† ุฃูŽุจููŠ ู…ูŽุงู„ููƒูุŒ ุนูŽู†ู’ ุดูŽู‡ู’ุฑู ุจู† ุญูŽูˆู’ุดูŽุจูุŒ ู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ูŽู…ู‘ูŽุง ููุชูุญูŽุชู’ ู…ูุตู’ุฑูุŒ ุณูŽุจู‘ููˆุง ุฃูŽู‡ู’ู„ูŽ ุงู„ุดู‘ูŽุงู…ูุŒ ููŽุฃูŽุฎู’ุฑูŽุฌูŽ ุนูŽูˆู’ูู ุจู† ู…ูŽุงู„ููƒู ุฑูŽุฃู’ุณูŽู‡ู ู…ูู†ู’ ุชูุฑู’ุณูุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ูŠูŽุง ุฃูŽู‡ู’ู„ูŽ ู…ูุตู’ุฑูŽ , ุฃูŽู†ูŽุง ุนูŽูˆู’ูู ุจู† ู…ูŽุงู„ููƒูุŒ ู„ุง ุชูŽุณูุจู‘ููˆุง ุฃูŽู‡ู’ู„ูŽ ุงู„ุดู‘ูŽุงู…ู ููŽุฅูู†ู‘ููŠ ุณูŽู…ูุนู’ุชู ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽุŒ ูŠูŽู‚ููˆู„ู"ูููŠู‡ูู…ู ุงู„ุฃูŽุจู’ุฏูŽุงู„ูุŒ ูˆูŽุจูู‡ูู…ู’ ุชูู†ู’ุตูŽุฑููˆู†ูŽุŒ ูˆูŽุจูู‡ูู…ู’ ุชูุฑู’ุฒูŽู‚ููˆู†ูŽ".Artinya "Ketika negara Mesir dikuasai Islam, penduduknya mencaci maki ahli syam, lalu Auf bin Malik mengeluarkan kepalanya dari perisainya dan berkata wahai penduduk Mesir saya adalah Auf bin Malik, janganlah kalian mencaci maki ahli syam karena saya pernah mendengar Rasulullah saw bersabda dalam ahli syam ada wali abdal. Karena merekalah ahli syam ditolong dan karena merekalah ahli syam diberi rizki" Dalam Hadits lainArtinya "Nabi Muhammad saw pernah bersabda banyak orang yang amburadul rambutnya, berdebu, dan hanya memiliki dua pakaian yang rusak, namun jika mereka bersumpah dengan nama Allah maka Allah pasti akan meluluskan sumpah tersebut" Jadi tugas mereka tidak kelihatan tapi berkahnya sangat besar bagi manusia. Lalu kenapa Allah menjadikan dua hamba yang berbeda? memang sunatullah dalam menciptakan sesuatu ada yang bervariasi sehingga tidak monoton. Kalau diciptakan seperti kelompok yang pertama maka semua akan amar maโ€™ruf tapi tidak ada yang bisa menjadikan bumi tenang dan kalau hanya yang seperti kelompok kedua maka tidak akan ada amar maโ€™ruf. Ada orang ziarah pada Syekh Ramdhan. Orang ini seperti orang yang gila namun dia dimuliakan oleh Syekh Ramdhan. Ketika ingin pulang Syekh Ramdhan meminta doa agar Allah memuliakannya sebagaimana orang tersebut. Lalu orang tersebut berkata "Kalau kamu seperti saya nanti siapa yang mengurusi masyarakat". Lalu dengan cerita ini apakah bisa menunjukan bahwa kelompok yang kedua lebih mulia dari pada kelompok yang pertama. Tidak, karena ini semua hanyalah ciptaan dan sunnah Allah. Pada zaman nabi beliau pernah berpesan pada sahabat Umar agar beliau minta doa pada Uwais Al-Qarany. Lalu bagaimana sikap kita menghadapi dua hamba tersebut?. Hikmah Allah memang sangat besar. Seandainya Allah memperlihatkan walinya maka semua yang tidak menjadi wali pasti akan terlihat jelek, oleh karena itu Allah menutupinya. Dari sini kita harus selalu berkhusnudzon, jangan-jangan orang yang kelihatan jelek adalah wali Allah sehingga kita harus memuliakannya. Lebih baik kita tunduk kepada orang walaupun sebenarnya dia tidak mulia daripada kita sombong pada orang yang benar-benar mulia. Semua hamba tersebut baik kelompok pertama maupun kedua dibantu oleh Allah swt sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an ูƒูู„ู‘ู‹ุง ู†ูู…ูุฏู‘ู ู‡ูŽุคูู„ูŽุงุกู ูˆูŽู‡ูŽุคูู„ูŽุงุกู ู…ูู†ู’ ุนูŽุทูŽุงุกู ุฑูŽุจู‘ููƒูŽ ูˆูŽู…ูŽุง ูƒูŽุงู†ูŽ ุนูŽุทูŽุงุกู ุฑูŽุจู‘ููƒูŽ ู…ูŽุญู’ุธููˆุฑู‹ุง QS. Al Israโ€™ 20Artinya Kepada masing-masing golongan baik golongan ini maupun golongan itu kami berikan bantuan dari kemurahan Tuhanmu. Dan kemurahan Tuhanmu tidak dapat dihalangi. QS. Al-Isra' 20
tuqj9.
  • vipkmmk2ar.pages.dev/118
  • vipkmmk2ar.pages.dev/99
  • vipkmmk2ar.pages.dev/45
  • vipkmmk2ar.pages.dev/240
  • vipkmmk2ar.pages.dev/15
  • vipkmmk2ar.pages.dev/41
  • vipkmmk2ar.pages.dev/46
  • vipkmmk2ar.pages.dev/136
  • jadzab menurut al hikam