ABSTRAK Arsitektur tradisional nusantara telah memanfaatkan bambu sebagai material konstruksi, salah satunya adalah sebagai penutup atap. Walaupun pemanfaatan bambu ini sangat berlawanan dengan prinsip-prinsip mengoptimalkan durabilitas bambu, seperti menghindari bambu dari sinar matahari langsung dan air, tapi atap bambu masih diaplikasikan pada arsitektur kontemporer. Penelitian ini akan mengkaji pemanfaatan bambu sebagai material atap ditinjau dari 2 aspek, yaitu 1 bentuk bangunan dan atap 2 bentuk dan konstruksi material bambu. Penelitian ini merupakan penelitian literatur dengan metode deskriptif, komparatif dan korelatif dengan analisis kualitatif. Studi kasus arsitektur tradisional adalah rumah adat Cikondang, Bali, Toraja, dan Kampung Bena. Sedangkan studi kasus arsitektur bambu kontemporer adalah Pasar Jumoyo, Pearl Beach Lounge, Candidasa Bamboo Wedding Chapel, Bali Eco Village dan Gereja Bambu. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa pemanfaatan sirap bambu masih digunakan pada arsitektur bambu kontemporer, sedangkan pemanfaatan atap kalaka satu lapis maupun multi lapis sudah tidak lagi digunakan. Atap pelupuh bambu banyak digunakan pada arsitektur bambu kontemporer namun tidak memiliki preseden pada arsitektur tradisional nusantara. Faktor yang berpengaruh dalam aplikasi penutup atap bambu adalah jumlah material yang digunakan, kemudahan konstruksi dan juga kemampuan beradaptasi dengan bentuk-bentuk arsitektur bambu kontemporer yang cenderung mengambil bentuk organik. Kata Kunci penutup atap bambu, sirap, bilah, pelupuh, tradisional, kontemporer. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free SEMINAR NASIONAL JELAJAH ARSITEKTUR TRADISIONAL 2015 DENPASAR, 20-22 NOVEMBER 2015 320 PEMANFAATAN BAMBU SEBAGAI MATERIAL PENUTUP ATAP PADA ARSITEKTUR TRADISIONAL DAN KONTEMPORER DI INDONESIA Anastasia Maurina1, dan Santoso Sukangto Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Parahyangan 1Surel ABSTRAK Arsitektur tradisional nusantara telah memanfaatkan bambu sebagai material konstruksi, salah satunya adalah sebagai penutup atap. Walaupun pemanfaatan bambu ini sangat berlawanan dengan prinsip-prinsip mengoptimalkan durabilitas bambu, seperti menghindari bambu dari sinar matahari langsung dan air, tapi atap bambu masih diaplikasikan pada arsitektur kontemporer. Penelitian ini akan mengkaji pemanfaatan bambu sebagai material atap ditinjau dari 2 aspek, yaitu 1 bentuk bangunan dan atap 2 bentuk dan konstruksi material bambu. Penelitian ini merupakan penelitian literatur dengan metode deskriptif, komparatif dan korelatif dengan analisis kualitatif. Studi kasus arsitektur tradisional adalah rumah adat Cikondang, Bali, Toraja, dan Kampung Bena. Sedangkan studi kasus arsitektur bambu kontemporer adalah Pasar Jumoyo, Pearl Beach Lounge, Candidasa Bamboo Wedding Chapel, Bali Eco Village dan Gereja Bambu. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa pemanfaatan sirap bambu masih digunakan pada arsitektur bambu kontemporer, sedangkan pemanfaatan atap kalaka satu lapis maupun multi lapis sudah tidak lagi digunakan. Atap pelupuh bambu banyak digunakan pada arsitektur bambu kontemporer namun tidak memiliki preseden pada arsitektur tradisional nusantara. Faktor yang berpengaruh dalam aplikasi penutup atap bambu adalah jumlah material yang digunakan, kemudahan konstruksi dan juga kemampuan beradaptasi dengan bentuk-bentuk arsitektur bambu kontemporer yang cenderung mengambil bentuk organik. Kata Kunci penutup atap bambu, sirap, bilah, pelupuh, tradisional, kontemporer. PENDAHULUAN Bambu sangat melimpah dengan beragam jenisnya di seluruh Indonesia, dimana penyebaran terbanyak adalah di Pulau Jawa dimana terdapat lebih dari 5 juta rumpun, penyebaran kedua terbanyak adalah di provinsi Banten, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Timur, dimana terdapat 1 juta – 5 juta rumpun bambu. Arsitektur Tradisional Nusantara telah memanfaatkan bambu sebagai material konstruksi. Salah satu pemanfaatan bambu adalah sebagai material penutup atap. Arsitektur tradisional nusantara yang memanfaatkan bambu sebagai material penutup atap adalah rumah adat Cikondang – Jawa Barat gambar rumah adat Toraja – Sulawesi Selatan gambar rumah adat Desa Penglipuran gambar dan Desa Bayung Gede – Bali gambar serta rumah adat Kampung Bena – Flores gambar Walaupun pemanfaatan bambu ini sangat berlawanan dengan prinsip-prinsip mengoptimalkan durabilitas bambu, seperti menghindari bambu dari sinar matahari langsung dan air, tapi atap bambu masih diaplikasikan pada arsitektur kontemporer. Arsitektur bambu kontemporer di Indonesia yang memanfaatkan bambu sebagai material penutup atap adalah Musholla di Pasar Kejujuran Jumoyo – Jawa Tengah karya Eugenius Pradipto Gambar Pearl Beach Lounge – Gili Trawangan NTB karya Heinz Alberti Gambar Candidasa Wedding Chapel – Bali karya Effan Adhiwira Gambar Bali Eco Village Gambar dan Gereja Bambu di Yogyakarta karya Eugenius Pradipto Gambar SEMINAR NASIONAL JELAJAH ARSITEKTUR TRADISIONAL 2015 DENPASAR, 20-22 NOVEMBER 2015 321 Gambar 1 Studi Kasus Penelitian 1 Rumah Adat Cikondang, Jawa Barat - Sumber 2 Rumah Adat Toraja, Sulawesi Selatan - Sumber dokumentasi pribadi 3 Rumah Adat Desa Panglipuran, Bali - Sumber 4 Rumah Adat Desa Bayung Gede, Bali - Sumber 5 Rumah Adat Kampung Bena, Flores - Sumber 6 Musholla di Pasar Jumoyo, Jawa Tengah - Sumber 7 Pearl Beach Lounge, Gili Trawangan, NTB - Sumber Candidasa Wedding Chapel, Bali - Sumber eff studio 9 Bali Eco Village - Sumber 10Gereja Bambu, Yogyakarta - Sumber Penelitian ini akan mengkaji mengenai pemanfaatan bambu sebagai material atap pada arsitektur tradisional nusantara dan juga arsitektur bambu kontemporer di Indonesia. Untuk mengkaji pemanfaatan bambu sebagai material atap, pada penelitian ini akan ditinjau dari 2 aspek, yaitu 1 Bentuk arsitektural yang akan mengkaji bentuk geometri bangunan serta bentuk dan hirarki geometri atap bangunan 2 Material bambu yang akan mengkaji bentuk geometri dan konfigurasi elemen penutup atap serta konstruksinya. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian literatur dengan metodedeskriptif, komparatif dan korelatif dengan analisis kualitatif. Analisis pada penelitian ini dibagi kedalam tiga tahap, yaitu 1tahap deskripsi, pada tahap ini akan dideskripsikan 2 aspek pada setiap objek studi; 2 tahap komparasi, dimana pada tahap ini akan dibandingkan kedua aspek dalam pemanfaatan bambu dan akan disimpulkan ragam bentuk geometri dan konfigurasi elemen penutup atap serta konstruksinya dalam hubungannya dengan bentuk geometri atap bangunan; 3tahap korelatif, dimana akan dikaji pengaruh pemanfaatan bambu sebagai material penutup atap pada arsitektur tradisional terhadap pemanfaatan bambu sebagai material penutup atap pada arsitektur bambu kontemporer. RUMAH ADAT CIKONDANG, JAWA BARAT Bentuk Geometri Bangunan serta Bentuk Geometri dan Hirarki Atap Bangunan Bentuk rumah adat Cikondang memiliki bentuk rumah sunda pada umumnya, yaitu rumah panggung yang memiliki bentuk atap suhunan jolopong suhunan lurus, gambar dimana bentuk atapnya terdiri dari dua bidang atap yang dipisahkan oleh bubungan suhunan di bagian tengah bangunan. Namun, pada rumah adat Cikondang terdapat tambahan disalah satu sisinya yang berfungsi sebagai dapur. Selain itu terdapat juga bangunan yang berfungsi sebagai kamar mandi yang letaknya terpisah dari bangunan pada bangunan utama terbagi atas 2, yaitu atap utama, berupa 2 bidang miring dan atap pada bagian adiktif, berupa atap yang cenderung datar Gambar Untuk atap bangunan kamar mandi, terdiri dari 2 bidang miring Gambar atap bambu pada rumah adat Cikondang yang membedakan dengan rumah suku sunda bambu yang disebut dengan talahab atau dikenal dengan atap kalaka, diletakan pada bagian adiktif bangunan utama yang berfungsi sebagai dapur dan juga pada bangunan kamar atap pada bangunan utama menggunakan material ijuk. SEMINAR NASIONAL JELAJAH ARSITEKTUR TRADISIONAL 2015 DENPASAR, 20-22 NOVEMBER 2015 322 Gambar 2 Rumah Adat Cikondang, Jawa Barat 1 Suhunan Jolopong - Sumber Bangunan Utama - Sumber Bangunan Kamar Mandi - Sumber Bentuk Geometri dan Konfigurasi Elemen Penutup Atap serta Konstruksinya Atap bambu yang digunakan pada rumah adat Cikondang ini adalah talahab, yang terbuat dari bambuyang dibelah dua dan kemudian disusun bertumpang tindihdengan posisi menutup tutup dan membuka tadah Gambar 3 dikenal dengan istilah single layers of bamboo shingles with roman menggunakan atap bambu talahab ini adalah memungkinkan air hujan dapat dialirkan melalui bilah bambu dengan posisi membuka serta memungkinkan sirkulasi udara melalui tipe ini memiliki berat rata-rata 9 kg/m2. Bambu yang digunakan menggunakan ukuran yang besarnya relatif sama, yaitu diameter +/- 15 sampai 20 cm. Batang bambu dibilah menjadi dua dan dibersihkan bagian ruasnya. Hal ini ditujukan untuk mempermudah pemasangan dan dapat mengalirkan air itu bilah bambu tersebut disusun berpasang-pasangan dengan posisi menutup tutup dan membuka tadah.Susunan tadah yang saling berdampingan diikat oleh pasak yang disebut dengan ini ditujukan agar posisi tidak antara tadah dan tutup tidak terdapat ikatan posisi yang saling mengunci. Gambar 3 Atap bambu talahab Sumber dan Gambar 4 Konstruksi atap bambu talahab Sumber dan SEMINAR NASIONAL JELAJAH ARSITEKTUR TRADISIONAL 2015 DENPASAR, 20-22 NOVEMBER 2015 323 RUMAH ADAT TORAJA TONGKONAN, SULAWESI SELATAN Bentuk Geometri Bangunan serta Bentuk Geometri dan Hirarki Atap Bangunan Rumah adat Toraja yang dikenal dengan Tongkonan memiliki bentuk rumah panggung berbentuk persegi panjang yang terdiri dari tiga bagian, yaitu kolong, badang dan rumah ini adalah bentuk atap yang menyerupai perahu gambar 5.Atap Tongkonan terdiri dari dua bidang miring dengan sedikit lengkung yang memiliki punggung atap berbentuk hiperbolik Gambar bagian punggung ini berbentuk bidang yang cenderung penutup atap yang digunakan adalah bambu Gambar dimana pada bangunan adat yang baru, material bambu ini digantikan oleh seng bergelombang Gambar Gambar 5 Rumah Adat Tongkonan Sumber ; Jurnal Dimesi Teknik Arsitektur Gambar 6. Atap Rumah Tongkonan 1 Bentuk Atap Rumah Tongkonan - Sumber bambu - Sumber seng - Sumber Bentuk Geometri dan Konfigurasi Elemen Penutup Atap serta Konstruksinya Atap bambu tongkonan terbuat dari bambu-bambu bilah yang disusun horisontal secara tumpuk berpasang-pasangan dari bawah sampai ke atas. Susunan ini berlapis-lapis yang berfungsi untuk mencegah masuknya air hujan serta menjaga kualitas termal pada susunannya adalah3 tiga hingga 7 tujuh lapis Gambar 7. Setelah itu disusun hingga membentuk seperti atap berlapis ini dikenal dengan multi-layer shingle sebuah bangunan berukuran 4x10 meter, dibutuhkan bambu sejumlah 1000 batang dengan ketebalan atap mencapai 1 satu meter. Dengan jumlah bambu yang dibutuhkan sangat banyak, maka tipe elemen penutup ini mahal dan sangat berat. Konstruksi bambu multi lapis ini memiliki langkah yang sama dengan konstruksi bambu satu lapis. Yang berbeda adalah cara menyusunnya. Bambu yang telah dibilahGambar disusun tumpang tindih yang dikait oleh beberapa reng bambu dan diikat oleh tali bambu atau rotan atau dengan kunci yang dimasukkan kedalam bilah bambu utuk mencegah geser dan diantara lapisan bambu diberi ijuk Gambar bambu ditaruh di atas kaso yang terdapat pada rangka atap. Susunan tampak overstek minimal 3 lapis dan maksimal 7 lapisGambar setelah itu disusun atap dengan banyak lapis yang tidak ditentukan, hanya mengikuti bentuk rangka atap sehingga membentuk seperti perahu Gambar SEMINAR NASIONAL JELAJAH ARSITEKTUR TRADISIONAL 2015 DENPASAR, 20-22 NOVEMBER 2015 324 Gambar 7 Atap bambu pada rumah Toraja Sumber proceeding Simposium Nasional RAPI IX dan Gambar 8 Konstruksi atap bambu multi lapis pada Rumah Toraja Sumber RUMAH ADAT DESA PENGLIPURAN BALI Bentuk Geometri Bangunan serta Bentuk Geometri dan Hirarki Atap Bangunan Bangunan di desa Panglipuran dibedakan atas tingkatan pawon gambar sakenem gambar angkul-angkul pintu masuk dan bale banjar gambar Bentuk bangunan secara umum adalah persegi panjang, perbedaan terlihat dari bidang dindingnya dimana bangunan umum tidak memiliki bambu pada bangunan memiliki bentuk perisai dengan kemiringan sekitar 45odan penggunaan bambu terlihat pada atap utama pertemuan bagian tengah atap ditutup dengan wuwung berbentuk segitiga. Gambar 9 Bangunan di Desa Panglipuran 1 Pawon2Sakenem3Bale Banjar - Sumber Bentuk Geometri dan Konfigurasi Elemen Penutup Atap serta Konstruksinya Penutup atap pada bangunan adalah sirap bambu atau lancetshinglesgambar 10.bambu ini dipasang berlapis hingga 4-5 lapisan. Produksi dan pemasangan tipe ini cukup memakan waktu. Sirap bambu dibentuk dari batang bambu yang dibelah 4-6 buah tergantung diameter bambu yang dipakai, dan dipotong dengan panjang 25-30 cm dan lebar 7-10 cmgambar lalu dikaitkan secara terbalik ke reng berupa bilah bambu dengan lebar 5-7 cm di bawahnyagambar pegangan, sangket dibuat pada bagian ujung atas sirap dan dicantolkan ke reng gambar pemasangannya, sirap-sirap bambu ditumpuk berjejerangambar Tiap tumpukan sirap akan menutup per bagian atap. Bagian cekung dari sirap berfungsi sebagai jalan air saat terakhir adalah melapisi sirap yang telah terpasang dengan bahan pelapis. Hal ini untuk menjaga keawetan atap dan untuk meningkatkan daya tahannya terhadap gangguan bahaya api. SEMINAR NASIONAL JELAJAH ARSITEKTUR TRADISIONAL 2015 DENPASAR, 20-22 NOVEMBER 2015 325 Gambar 10 Sirap Bambu Sumber Gambar 11 Konstruksi atap sirap bambu Sumber RUMAH ADAT DESA BAYUNG GEDE, BALI Bentuk Geometri Bangunan serta Bentuk Geometri dan Hirarki Atap Bangunan Bangunan adat di Desa Bayung Gede memiliki bentuk persegi panjang dengan bentuk atap pelana tinggi gambar 12.Bentuk atap bangunan adalah atap pelana yang terdiri dari dua bidang dengan kemiringan atap sekitar 45-50°, atap juga terlihat tinggi jika dibandingkan dengan badan bangunan. Bagian tengah atap dibatasi wuwung yang terbuat dari bahan yang sama yaitu sirap bambu. Gambar 12 Rumah Adat di Desa Bayung Gede Sumber Bentuk Geometri dan Konfigurasi Elemen Penutup Atap serta Konstruksinya Pada desa Bayung Gede, rumah adat menggunakan atap sirap bambu seperti pada rumah adat di Desa Penglipuran. Perbedaannya, pada rumah adat di Desa Bayung Gede, sirap disusun secara lurus dan tidak bertumpuk-tumpuk, kecuali pada bagian wuwung atap, sirap ditumpuk hingga 3 ini disebabkan karena kemiringan atap rumah di Desa Bayung Gede lebih besar dibandingkan dengan kemiringan atap di Desa Penglipuran. Konstruksi atap sirap bambu tidak jauh berbeda pada umumnya, sirap terbuat dari bambu yang dibelah dengan panjang 25-30 cm, dan lebar 10 cm. sirap lalu disayat sekitar 3-4 cm dari bagian atas, dengan ukuran sayatan panjang 4cm dan lebar 1 cm Gambar hasil sayatan ini berupa kait untuk memasang sirap ke reng Gambar SEMINAR NASIONAL JELAJAH ARSITEKTUR TRADISIONAL 2015 DENPASAR, 20-22 NOVEMBER 2015 326 Gambar 13 Konstruksi Sirap Sumber RUMAH ADAT KAMPUNG BENA, FLORES Bentuk Geometri Bangunan serta Bentuk Geometri dan Hirarki Atap Bangunan Bentuk bangunan ada kampong bena adalah panggung berbentuk persegi panjang, dengan pembagian bawah, tengah, dan atas dengan bentuk atap utama perisai tinggi gambar Sementara ruang-ruang di dalam rumah dibagi ke dalam 4 kelompok teda moa public, teda one semi privat, one sao privat dan area service. Atap pada rumah adat utama terbuat dari ijuk dengan bentuk perisai tajam yang memiliki kemiringan sekitar 45-50°.Sementara atap bambu digunakan pada bagian teras rumahatau teda moa, dan memiliki kemiringan yang cenderung datar gambar Gambar 14 Rumah Adat di Kampung Bena, Flores 1 Rumah Adat 2 Area Teras 3 Atap bambu - Sumber Bentuk Geometri dan Konfigurasi Elemen Penutup Atap serta Konstruksinya Penutup atap bambu yang digunakan pada bagian teras rumah, memiliki bentuk bambu belah yang disusun tumpang tindih sama seperti yang dimiliki oleh atap bambu di Kampung Cikondang Jawa Barat gambar Atap bambu ini ditopang oleh struktur atap bambu di rumah adat di Kampung Bena sama seperti konstruksi atap bambu di rumah adat Cikondang, Jawa Barat. Gambar 15 Konstruksi Atap Bambu Bilah Sumber appropiate building materials; MUSHOLLA DI PASAR JUMOYO, JAWA TENGAH Bentuk Geometri Bangunan serta Bentuk Geometri dan Hirarki Atap Bangunan Musholla di pasar jumoyo memiliki bentuk geometri bujur sangkar 9m x 9m dengan bentuk atap bertingkat-tingkat mengambil sumbu diagonalnya. Bangunan ini didesain dengan ruang terbuka gambar 16 dan bagian depan bangunan menjulang tinggi. Atap utama musholla memiliki bentuk seperti atap meja, dengan satu titik ketinggian di bagian depan bangunan. Selain atap utama, terdapat atap tambahan di bagian samping musholla. SEMINAR NASIONAL JELAJAH ARSITEKTUR TRADISIONAL 2015 DENPASAR, 20-22 NOVEMBER 2015 327 Gambar 16 Musholla di Pasar Jumoyo Sumber Gambar 17 Bentuk Atap Musholla di Pasar Jumoyo sumber www. Bentuk Geometri dan Konfigurasi Elemen Penutup Atap serta Konstruksinya Penutup atap terbuat dari sirap bambu, yang disusun berlapis-lapis secara terbalik dengan bagian dalam bambu menghadap ke atas gambar 18.Bambu dibilah sekitar 5cm dan disusun dalam posisi terbalik bagian dalam bambu di luar sehingga seperti susunan ribuan saluran air pada atap bangunan ini. Selain itu, kulit dalam bambu yang memiliki serat dan tekstur kasar memberi gaya gesek lebih besar ketimbang kulit luar bambu yang halus dan licin agar agar lebih tahan dan tidak geser. Gambar 18 Konstruksi Atap Sirap Bambu Sumber ; PEARL BEACH LOUNGE, GILI TRAWANGAN, NTB Bentuk Geometri Bangunan serta Bentuk Geometri dan Hirarki Atap Bangunan Bentuk bangunan ‘Pearl Beach Lounge’, Gili Trawangan, Lombok termasuk kedalam bentuk bangunan organic Gmbar ini mengambil inspirasi dari bentuk yang ditemukan di alam, yaitu metafora dari bentuk dasar bangunan ini merupakan bentuk asimetris yang merupakan gabungan 2 dua kurva yang tidak sama besar yang disatukan dengan sumbu linear yang berbentuk kurva yang memiliki kelengkungan ganda Gambar atapnya secara visual teridentifikasi sebagai bidang yang memiliki bentuk dasar pelana yang ditransformasi. Garis wuwung mengikuti bentuk sumbu bangunan yang membentuk kelengkungan tunggal – cembung jika dilihat secara planar dari tampak muka. Gambar Gamabr Sehingga bidang atap berupa bidang lengkung tidak beraturan. SEMINAR NASIONAL JELAJAH ARSITEKTUR TRADISIONAL 2015 DENPASAR, 20-22 NOVEMBER 2015 328 Gambar 19 Pearl Beach Lounge 1 Bentuk bangunan – Sumber 2 Denah 3 Tampak Bentuk Geometri dan Konfigurasi Elemen Penutup Atap serta Konstruksinya Atap bambu pada bangunan ini adalah pelupuh bambu, berupa lembaran-lembaran yang ditumpuk lapisan pelupuh diberi terpal atau plastik untuk menghindari bocor. Pembuatan atap pelupuh bambu ini sama dengan pembuatan pelupuh untuk lantai atau dinding atau plafond. Bambu di disayat memanjang dan dibuang sekat ruas di renggangkan dan dipukul-pukul membentuk lembaran atau dimasukan kedalam mesin crusher sebanyak 3-4 kali hingga retakan pelupuh banyak dan halus. Proses selanjutnya adalah membuang bagian dalam dagingnya karena bagian ini bagian paling lunak dan mudah terserang bubuk atau lapuk. Pemasangan pelupuh bambu disusun bersambung, dengan ujung-ujungnya tumpang tindih untuk mencegah masuknya air pelupuh ini menyerupai penyusunan atap lembaran modern pada atap pelupuh menggunakan kaso dan reng pelupuh bambu disusun menerus ke samping, dan dipakukan ke ujung tiap lembar pelupuh ditumpangkan dan dipaku bersama, sehingga kuat dan tidak pelupuh ada pada setiap batang reng, dengan jarak sekitar 30-40 cm. Gambar 19 Atap Pelupuh Sumber ilmu konstruksi bangunan bambu; CANDIDASA BAMBOO WEDDING CHAPEL, BALI Bentuk Geometri Bangunan serta Bentuk Geometri dan Hirarki Atap Bangunan Bentuk bangunan Candidasa Wedding Chapel, Bali memiliki bentuk dasar persegi panjang yang ditranformasi menjadi dasar selubungnya atap dan dinding adalah bentuk segitiga atau yang dikenal dengan bentuk pelana dimana terdapat transformasi pada punggungnya menjadi bentuk hiperbolik memuncak di satu transformasi bentuk denah dan punggung atap bangunan menghasilkan bentuk atap bangunan ini bidang hiperbolik paraboloid lengkung. Gambar 20 Candidasa Bamboo Wedding Chapel, Bali Sumber eff studio SEMINAR NASIONAL JELAJAH ARSITEKTUR TRADISIONAL 2015 DENPASAR, 20-22 NOVEMBER 2015 329 Bentuk Geometri dan Konfigurasi Elemen Penutup Atap serta Konstruksinya Atap bambu pada bangunan Wedding Chapel di Candidasa ini adalah pelupuh bambu, sama seperti yang digunakan pada atap Pearl Beach Lounge. Teknik konstruksi yang digunakan serupa dengan teknik konstruksi pada atap Pearl Beach Lounge. BALI ECO VILLAGE Bentuk Geometri Bangunan serta Bentuk Geometri dan Hirarki Atap Bangunan Bangunan lodge Bali Eco Village memiliki bentuk dasar persegi panjang. Bentuk atap merupakan transformasi bentuk atap manstard yang pada akhirnya menyerupai bentuk setengah bola terdiri dari 4 sisi bidang lengkung. Gambar 20 Bali Eco Village Sumber Bentuk Geometri dan Konfigurasi Elemen Penutup Atap serta Konstruksinya Penutup atap pelupuh bambu dan konstruksi yang digunakan serupa dengan penutup atap pelupuh pada Pearl Beach Louge dan Candidasa Wedding Chapel. GEREJA BAMBU YOGYAKARTA Bentuk Geometri Bangunan serta Bentuk Geometri dan Hirarki Atap Bangunan Bentuk bangunan gereja yang dibuatnya kemudian berupa bangunan mirip cangkang keong Gambar 21.Ujung lancipnya menghadap ke akhirnya menjadi organik dan atap terdiri dari 3 tiga bidang-bidang lurus. Gambar 21 Gereja Bambu Yogyakarta Sumber Bentuk Geometri dan Konfigurasi Elemen Penutup Atap serta Konstruksinya Penutup atap yang digunakan adalah pelupuh bambu Gambar hanya konstruksinya bambu dibuat kotak-kotak 40 cm Gambar yang kemudian diikatkan pada reng. Reng yang kemudian diikatkan pada grid rangka atap yang berbentuk diagonal Gambar Gambar 22 Atap pelupuh pada Gereja Bambu Sumber SEMINAR NASIONAL JELAJAH ARSITEKTUR TRADISIONAL 2015 DENPASAR, 20-22 NOVEMBER 2015 330 KOMPARASI PENGGUNAAN MATERIAL PENUTUP ATAP BAMBU PADA BANGUNAN TRADISIONAL DAN ARSITEKTUR BAMBU KONTEMPORER Bentuk Geometri dan Hirarki Atap Bangunan Bentuk Geometri dan Konfigurasi Elemen Penutup Atap Rumah Adat Cikondang, Jawa Barat Geometrik Persegi Panjang Bidang Lurus Cenderung Rata Hirarki Sekunder Atap kalaka satu lapis single layer bamboo shingles Rumah Adat Toraja, Sulawesi Selatan Geometrik Persegi Panjang Bidang Lengkung Miring Tajam Hirarki Utama Atap kalaka multi lapis multi layer bamboo shingles Rumah Adat Desa Panglipuran, Bali Geometrik Persegi Panjang Bidang Lurus Miring Hirarki Utama Rumah Adat Desa Bayung Gede, Bali Geometrik Persegi Panjang Bidang Lurus Miring Tajam Hirarki Utama Rumah Adat Kampung Bena, Flores Geometrik Persegi Panjang Bidang Lurus Cenderung Rata Hirarki Sekunder Atap kalaka satu lapis single layer bamboo shingles Dari hasil tinjauan komparasi penggunaan material penutup atap bambu pada bangunan tradisional di Indonesia, maka terdapat 2 tipe material penutup atap, yaitu atap kalaka satu lapis dan multi lapis dan atap sirap satu lapis dan multi lapis. Bentuk atap lengkung hanya dapat menggunakan atap kalaka – multi lapis, namun tipe atap ini adalah atap yang terberat dan termahal, karena jumlah bambu yang dibutuhkan sangat banyak. Bentuk Geometri dan Hirarki Atap Bangunan Bentuk Geometri dan Konfigurasi Elemen Penutup Atap Arsitektur Bambu Kontemporer Musholla di Pasar Jumoyo, Jawa Tengah Geometrik Transformatif Bujur Sangkar 3 Bidang Lurus Miring Tajam Hirarki Utama Pearl Beach Lounge, Gili Trawangan, NTB Bidang Lengkung Tidak Beraturan Miring Hirarki Utama Atap pelupuh lembaran multi lapis Candidasa Bamboo Wedding Chapel, Bali Geometrik Transformatif Trapesium Bidang Lengkung Hiperbolik Paraboloid Miring Tajam Hirarki Utama Atap pelupuh lembaran multi lapis SEMINAR NASIONAL JELAJAH ARSITEKTUR TRADISIONAL 2015 DENPASAR, 20-22 NOVEMBER 2015 331 Geometrik Persegi Panjang Bidang Lengkung Miring Tajam Hirarki Utama Atap pelupuh lembaran multi lapis Geometrik Transformatif Bujur Sangkar Bidang Lurus Miring Hirarki Utama Dari hasil tinjauan, terdapat 2 tipe material penutup atap, yaitu atap sirap multi lapis dan atap pelupuh tiles dan multi lapis. Pada arsitektur bambu kontemporer bentuk bangunannya cenderung bentuk geometrik transformatif dan bentuk organik yang menghasilkan bentuk atap lurus multi kemiringan ataupun atap lengkung. Untuk atap lengkung akan menggunakan tipe penutup atap pelupuh. KESIMPULAN Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa atap sirap bambu masih digunakan pada arsitektur bambu kontemporer, sedangkan atap kalaka satu lapis maupun multi lapis sudah tidak lagi digunakan. Hal ini dikarenakan bentuk bangunan dari arsitektur bambu kontemporer yang cenderung mengambil bentuk organik dengan bentuk atap lengkung yang tidak dapat memanfaatkan atap kelaka. Selain itu atap kelaka membutuhkan bambu yang banyak dan berat. Atap pelupuh bambu banyak digunakan pada arsitektur bambu kontemporer namun tidak memiliki preseden pada arsitektur tradisional nusantara. Faktor yang berpengaruh dalam aplikasi penutup atap bambu adalah jumlah material yang digunakan, kemudahan konstruksi mengingat bambu memiliki keterbatasan usia pakai, sehingga perlu dipertimbangkan faktor penggantian material dan juga kemampuan beradaptasi dengan bentuk-bentuk arsitektur bambu kontemporer yang cenderung mengambil bentuk organik. DAFTAR PUSTAKA Frick, Heinz. 2004. Ilmu Konstruksi Bangunan Bambu . Yogyakarta Kanisius Sumalyo, Yulianto. 2001. Kosmologi dalam Arsitektur Toraja. Dimensi Teknik Arsitektur Vol. 29, 64-74 Kapita, Hartati . 2014. Pemanfaatan Teknologi Bambu di Permukiman Desa Adat Penglipuran Bali. Proceeding Simposium Nasional RAPI XI Manurung, Pamorangan . Arsitektur Berkelanjutan Belajar, dari Kearifan Arsitektur Nusantara. Maurina, Anastasia. 2014. Estetika Struktur Bambu Pearl Beach Lounge, Gili Trawangan, NTB. Laporan Penelitian . Bandung UNPAR ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Konstruksi Bangunan Bambu . Yogyakarta Kanisius Sumalyo, YuliantoHeinz FrickFrick, Heinz. 2004. Ilmu Konstruksi Bangunan Bambu. Yogyakarta Kanisius Sumalyo, Yulianto. 2001. Kosmologi dalam Arsitektur Toraja. Dimensi Teknik Arsitektur Vol. 29, 64-74Pemanfaatan Teknologi Bambu di Permukiman Desa Adat Penglipuran Bali. Proceeding Simposium Nasional RAPI XIHartati KapitaKapita, Hartati. 2014. Pemanfaatan Teknologi Bambu di Permukiman Desa Adat Penglipuran Bali. Proceeding Simposium Nasional RAPI XIBandung UNPAR MaurinaNtb Gili TrawanganLaporan PenelitianMaurina, Anastasia. 2014. Estetika Struktur Bambu Pearl Beach Lounge, Gili Trawangan, NTB. Laporan Penelitian. Bandung UNPAR Berkelanjutan Belajar, dari Kearifan Arsitektur NusantaraPamorangan ManurungManurung, Pamorangan. Arsitektur Berkelanjutan Belajar, dari Kearifan Arsitektur Struktur Bambu Pearl Beach LoungeAnastasia MaurinaNtb Gili TrawanganLaporan PenelitianMaurina, Anastasia. 2014. Estetika Struktur Bambu Pearl Beach Lounge, Gili Trawangan, NTB. Laporan Penelitian. Bandung UNPAR
Haloapakabar pembaca JawabanSoal.id! Apakah anda sedang memerlukan jawaban atas soal berikut: sifat dari plastik yang dimanfaatkan untuk membuat pegangan setrika adalah sifatmaka anda ada di website yang tepat. Ketika kamu mendapat sebuah pertanyaan, tentu saja anda akan berusaha mendapatkan jawaban dari pertanyaan tersebut. Terlebih jikalau pertanyaan atau soal tersebut ialah tugas yang
AlyaAal AlyaAal October 2019 2 923 Report Sifat bambu yang dimanfaatkan untuk membuat konstruksi air mancur adalah.. di berwujud pipa dzakwan4550 Jawabansifat bambu yang dimanfaatkan untuk membuat konstruksi air mancur adalah...Penjelasan berwujud pipa 6 votes Thanks 9 saskiadwi3009 Jawaban berwujud pipasehingga dgn bentuk yg seperti tabung bambu mudah untuk di buat menjadi kerajinan yg bernilai 3 votes Thanks 2 More Questions From This User See All AlyaAal December 2019 0 Replies Tujuan teks persuasi politik adalah...A. Memengaruhi pembaca untuk mengikuti apa yang di sampaikan penulis dalam Untuk memengaruhi sekaligus mengajak pembacanya untuk berpikiran sama atau masuk kedalam dunia Digunakan untuk kepentingan pendidikan seperti instansi, lembaga, universitas, dan lain Untuk tujuan yang bersifat komersial yakni sebagai media iklan yang di buat oleh produsen tertentu. Answer AlyaAal November 2019 0 Replies Luas daerah yang diarsis adalah Answer AlyaAal October 2019 0 Replies Suatu persegi panjang mempunyai panjang 4^-1 cm dan lebar 1/64 cm. Luas persegi panjang tersebut adalah...cma. 2^ Answer AlyaAal October 2019 0 Replies Jelaskan satuan yang dihubungkan dalam menggunakan kata hubung Answer AlyaAal October 2019 0 Replies Fill the blanks with the words inside the box! Answer AlyaAal October 2019 0 Replies Dalam sejarah disebutkan bahwa Umar Bin Khattab wafat di tangan seorang... musuh Answer
Halyang paling penting untuk diperhitungkan pada saat membuat air mancur adalah segi sirkulasi airnya. Sirkulasi air mancur yang baik akan menjaga percikan air. Agar tidak terlihat berantakan, pompa air dapat diletakkan di dalam konstruksi atau di luar konstruksi tapi disembunyikan dengan tanaman air .
Home/Sifat bambu yg dimanfaatkan untk membikin bangunan air mancur adalah Sifat bambu yg dimanfaatkan untk membikin bangunan air mancur adalah admingoasobi December 14, 2021 Uncategorized Leave a comment 7 Views Pada kesempatan kali ini akan membagikan jawaban dari soal Sifat bambu yang dimanfaatkan untuk membuat konstruksi air mancur adalah Demikian artikel tentang Sifat bambu yang dimanfaatkan untuk membuat konstruksi air mancur adalah Semoga Bermanfaat Related About admingoasobi Related Articles Leave a Reply
Tumbuhanyang dimanfaatkan untuk membuat minyak wangi adalah? aren cendana kemenyan ulin Semua jawaban benar Jawaban yang benar adalah: B. cendana. Dilansir dari Ensiklopedia, tumbuhan yang dimanfaatkan untuk membuat minyak wangi adalah cendana. Pembahasan dan Penjelasan Menurut saya jawaban A. aren adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban
Untukkonstruksi air mancur dari bambu yang akan kita buat, akan diperlukan bahan-bahan seperti berikut ini: Batang bambu dengan diameter 5-7 cm sepanjang 1 - 1,3 m. Tiang bambu ( untuk penyangga) dengan diameter 1-2 cm sepanjang 40-50 cm. Tali ijuk aren secukupnya ( untuk pengikat) Pipa PVC dengan diameter 5-7 cm.
o6nVIHE. vipkmmk2ar.pages.dev/20vipkmmk2ar.pages.dev/29vipkmmk2ar.pages.dev/398vipkmmk2ar.pages.dev/530vipkmmk2ar.pages.dev/370vipkmmk2ar.pages.dev/535vipkmmk2ar.pages.dev/276vipkmmk2ar.pages.dev/166
sifat bambu yang dimanfaatkan untuk membuat konstruksi air mancur adalah