JawaBarat, dan musik orkestra gamelan yang kompleks dari Jawa dan Bali Musik di Indonesia sangat beragam dikarenakan oleh suku-suku di Indonesia yang bermacam-macam, sehingga boleh dikatakan seluruh 17.508 pulaunya 7 memiliki budaya dan seninya sendiri. Indonesia memiliki ribuan jenis musik, kadang-kadang diikuti dengan tarian dan pentas
Musik dangdut merupakan salah satu genre musik paling populer di Indonesia yang telah berkembang sejak pertama kali muncul pada tahun 1960-an. Seiring waktu, musik dangdut mengalami banyak perubahan dan evolusi hingga menjadi seperti yang kita kenal sekarang. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang evolusi musik dangdut dari masa ke 1960-an dan 1970-anPada era 1960-an dan 1970-an, musik dangdut masih disebut sebagai “goyang jempol” dan hanya dikenal di wilayah Jawa Timur. Musik dangdut pada masa itu dipengaruhi oleh musik India dan musik Melayu, serta memiliki irama yang cepat dan ritmis. Musik dangdut pada masa ini lebih banyak mengambil tema-tema yang sederhana dan bernuansa 1980-anPada era 1980-an, musik dangdut mulai berkembang dan menyebar ke seluruh Indonesia. Musik dangdut pada masa ini lebih kompleks dan mengangkat isu-isu sosial dan politik. Rhoma Irama adalah salah satu musisi dangdut yang memiliki pengaruh besar pada perkembangan musik dangdut pada era 1990-anPada era 1990-an, musik dangdut semakin populer dan mulai mengalami perubahan yang signifikan. Musik dangdut pada masa ini mulai memasukkan elemen musik pop dan rock yang lebih modern. Inul Daratista adalah salah satu penyanyi dangdut yang populer pada era ini dengan gaya goyang ngebor yang 2000-anPada era 2000-an, musik dangdut semakin berkembang dan menjadi lebih modern. Musik dangdut pada masa ini banyak dipengaruhi oleh musik elektronik dan remix. Gaya goyang yang semakin menarik dan kontroversial juga menjadi ciri khas dari musik dangdut pada era 2010-an dan 2020-anPada era 2010-an dan 2020-an, musik dangdut terus mengalami perubahan dan evolusi. Musik dangdut pada masa ini semakin banyak menggunakan teknologi modern seperti auto-tune dan sampling. Selain itu, kolaborasi dengan musisi dan produser dari luar negeri juga semakin banyak dilakukan untuk memperluas jangkauan musik dangdut ke pasar musik dangdut telah mengalami banyak perubahan dan evolusi sejak pertama kali muncul pada tahun 1960-an. Musik dangdut pada awalnya hanya dikenal di wilayah Jawa Timur dan lebih banyak mengambil tema-tema yang sederhana dan bernuansa kampung. Namun, seiring waktu musik dangdut semakin berkembang dan mengalami perubahan yang signifikan hingga menjadi seperti yang kita kenal sekarang. Meskipun terus mengalami evolusi, musik dangdut tetap mempertahankan ciri khasnya sebagai salah satu genre musik paling populer di Indonesia.
STRATEGIADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL ( Studi Kasus Kelompok Musik Gambang Kromong Mustika Forkabi. Ahmadsyah Mas'ud. Dangdut Koplo: Perlawanan Kaum Pinggiran. by Nindyo Budi Kumoro. Download Free PDF Download PDF Download Free PDF View PDF. Seni Budaya.
Daftar isiApa itu Musik Dangdut?Sejarah dan Perkembangan Musik DangdutCiri Musik DangdutInstrumen Musik DangdutMakna Seni Musik DangdutSub-genre Musik Dangdut Dangdut KoploJaranan DangdutDangdut Campuran Rock-Dut Pop DangdutTokoh Musik Dangdut Musik adalah salah satu bentuk seni dengan cara menyusun nada atau suara dalam sebuah urutan, perpaduan, dan hubungan temporal yang kemudian mengeluarkan komposisi atau suara yang saling berkesinambungan dan tidak terpaku pada satu macam saja melainkan berbagai macam. Bahkan tak jarang sebuah negara memiliki musik tradisional atau musik khas nya sendiri. Contohnya adalah Indonesia dengan musik dangdut nya yang kini sudah masuk ke pasar internasional. Bagaimana dan seperti apa musik dangdut itu? simak pembahasanya dalam rangkuman di bawah itu Musik Dangdut?Musik dangdut adalah salah satu genre musik dari Indonesia. Dangdut merupakan perpaduan antara musik tradisional dengan musik Hindustan atau India Utara, Melayu, dan Arab. Aliran musik ini dinikmati oleh berbagai kalangan masyarakat Indonesia dan di berbagai situasi baik formal maupun informal. Oleh sebab itulah dangdut dikenal sebagai musik yang merakyat. Kata “dangdut” merupakan onomatope yakni penyebutan yang diambil dari suara benda tersebut. Kata tersebut dari dari suara tabla yang menurut orang Jawa berbunyi “dang” dan “dut”. Nama dangdut digunakan pada tahun 1972 oleh Putu Ayu. Sebelumnya dangdut menggunakan istilah “orkes Melayu”.Musik dangdut di Indonesia sudah ada sejak dahulu kala yakni pada tahun 1950-an. Berasal dari musik Melayu kemudian mendapat pengaruh dari unsur-unsur musik lainnya. Unsur Hindustan dapat kita lihat dari instrumen gendang dan unsur Melayu terdapat pada cengkok yang terdapat pada lagu-lagu dangdut. Pada awalnya musik dangdut mendapatkan pengaruh dari musik tabla. Seiring perkembangan zaman tabla yang merupakan alat musik khas India diganti dengan alat musik tradisional seperti gendang, gitar, seruling serta instrumen lainnya seperti keyboard dan drum. Musik dangdut mulai dikenal masyarakat luas ketika seorang penyanyi bernama Ellya Khadam yang bergabung dengan orkes Melayu Kelana Ria. Ellya membawakan lagu berjudul “Boneka India”. Ternyata melalui lagu ini musik dangdut menjadi semakin terkenal dan banyak diminati masyarakat luas. Tahun 1960 an hingga 1970 an musik dangdut mulai dipengaruhi oleh unsur Arab. Pengaruh tersebut terdapat pada cengkok dan harmonisasi nada lagunya. Pada era ini juga musik barat masuk ke Indonesia. Aliran ini juga sedikit mempengaruhi dangdut yakni dengan adanya gitar listrik sebagai iringan pendamping orkes. Memasuki tahun 1970 an hingga 1990 an musik dangdut semakin berkembang dan meluas. Bahkan pada masa ini sudah mulai bermunculan konser-konser dangdut dan penjualan penyanyi dangdut Indonesia bahkan sudah bisa menggelar konser di luar negeri seperti di Filipina, Jepang hingga Australia. Sejak saat itu lah musik dangdut mulai dikenal masyarakat dunia terutama wilayah Asia Tenggara. Musik dangdut mulai mendapatkankan perubahan pada aransemennya sejak tahun 2000 an. Karena itulah muncul sub genre dangdut yang disebut sebagai dangdut koplo yang muncul di wilayah Jawa Timur. Pada masa ini lah dunia musik dangdut mulai masuk televisi. Ciri Musik DangdutDangdut adalah musik yang khas dan memiliki ciri khas nya sendiri. Berikut ini adalah ciri-ciri yang dimiliki oleh musik dangdut. Alat musik yang digunakan sebagian besar adalah alat musik akustik dengan standar Melayu. Contoh alat musik pengiringnya adalah akordion, suling, gendang, mandolin. Selain alat musik akustik ada pula alat musik organ mekanik yakni biola. Lagu-lagunya menggunakan lirik yang sederhana dan mudah dipahami. Tema lagu didominasi oleh masalah asmara dan kehidupan lagu seperti pantun. Irama lagu terdiri tiga jenis yakni irama lambat disebut senandung, agak cepat disebut irama dua dan lebih cepat atau disebut makinang. Irama musik melankolisnya yang sangat kuat. Tidak banyak improvisasi baik dib bagian melodi maupun harmonisasi. Bergantung pada ketukan tabla dan sinkop. Tidak memiliki refrain namun bagian satu dan bagian dua memiliki melodi yang berbeda. Instrumen Musik DangdutTentu saja agar menjadi sebuah musik maka harus ada instrumen yang mengiringinya. Berikut ini adalah alat-alat musik yang digunakan dalam pementasan musik dangdut. KendhangKendhang atau gendang adalah alat musik yang wajib ada dalam setiap pementasan musik dangdut. Alat musik pukul ini berguna untuk mengatur tempo musik. SulingSelain kendhang suling juga merupakan instrumen utama dalam musik dangdut. Alat musik yang dimainkan dengan cara ditiup ini akan menambah kesan melankoli pada musik. Suling yang digunakan dalam pementasan dangdut adalah yang terbuat dari bambu. Tamborin Tamborin adalah alat musik perkusi yang mengeluarkan suara gemerincing ketika digoyangkan. Selain digoyangkan alat musik tidak bernada ini bisa dimainkan dengan cara ditabuh. TerompetSuling bukan alat musik tiup satu-satunya dalam pementasan dangdut namun ada pula terompet. Dengan tiga tut yang dimiliki terompet musik dangdut akan menjadi semakin meriah. KeyboardKeyboard juga kerap ada dalam pementasan dangdut modern. Cara memainkan alat musik ini yakni dengan menekan tuts hitam dan putih seperti piano. TablaSebelum menggunakan alat musik modern lainnya, tabla sudah digunakan sejak awal kemunculan dangdut. Alat musik ini adalah alat musik perkusi yang merupakan perpaduan antara dua buah drum. Tabla berasal dari IndiaMandolin Mandolin mirip seperti biola namun cara memainkannya adalah dengan cara dipetik. Alat musik ini datang dari Timur Tengah. Gitar Alat musik petik ini juga ada dalam pentas dangdut. Fungsinya adalah untuk mengiringi musik. Gitar yang dipakai bisa berupa yang akustik atau gitar listrik. Saksofon Saksofon mirip dengan terompet hanya saja tuts alat musik ini lebih banyak Karena tuts nya lebih banyak maka jangkauan nada pun lebih luas. Makna Seni Musik DangdutSelain sebagai sarana hiburan dan penghilang kejenuhan musik dangdut juga memiliki makna yang terkandung di dalamnya. Dangdut memiliki dua jenis makna yakni secara personal dan secara umum. Secara personal dangdut merupakan sarana untuk mengekspresikan suasana hati dan emosi. Sedangkan secara umum musik dangdut digunakan sebagai sajian pada acara-acara sakral seperti pernikahan, khitanan ataupun acara hajatan lainnya. Sub-genre Musik DangdutSejak awal kemunculannya dangdut semakin berkembang. Bahkan muncul berbagai sub aliran atau sub genre yang semakin menambah kekayaan seni musik Indonesia. Sub genre musik dangdut diantaranya adalah sebagai berikut. Dangdut KoploDangdut koplo atau terkadang hanya disebut sebagai koplo saja adalah aliran dangdut yang muncul pada tahun 2000 an. Aliran yang berasal dari Jawa Timur dan Pantura ini memiliki ciri khas yakni pada irama gendang yang lebih cepat. Contoh lagu dangdut koplo adalah “goyang ngebor” milik Inil Daratista. Jaranan DangdutJaranan dangdut dikenal juga dengan singkatan jandut adalah subgenre dangdut yang berasal dari Nganjuk dan Banyuwangi. Jandut identik dengan musiknya yakni perpaduan dengan dangdut koplo. Pada musik jaranan dangdut irama kenong lebih menonjol. Contoh lagu jandut adalah lagu-lagu dari penyanyi Via Valen. Dangdut Campuran Dangdut jenis campuran adalah musik dangdut yang dalam satu lagi bisa ada lebih dari satu unsur jenis musik. Contohnya adalah pada lagu “biarlah merana” yang dinyanyikan oleh Rita Sugiarto. Rock-Dut Musik dangdut juga bisa lho dikombinasikan dengan musik rock. Namanya adalah musik rock dut atau rock dangdut. Dari aliran ini lah grup dangdut paling fenomenal lahir yakni Soneta. Pop DangdutSelain dengan musik rock dangdut juga bisa dikombinasikan dengan jenis musik Pop yang disebut dnegan nama pop dangdut. Dari perpaduan ini jangkauan penikmat dangdut menjadi semakin luas bahkan banyak ajang-ajang pencari bakan seperti KDI. Tokoh Musik Dangdut Selain nama Ellya Khadam yang sudah disebutkan pada poin awal masih ada beberapa tokoh-tokoh dangdut lainnya yakni sebagai berikut. Rhoma IramaKetika membahas dangdut maka nama Rhoma Irama pun akan ikut menyertai. Bahkan ia dijuluki sebagai raja dangdut Indonesia. Pria yang kerap disapa bang haji Rhoma ini mampu mambawa musik dangdut lebih diterima masyarakat. Penghargaan yang ia dapat bukan hanya dari Indonesia saja melainkan di tingkat Asia Tenggara yakni The South East Asia Superstar Legend di Singapura. Beberapa lagu yang paling fenomenal dari Rhoma Irama adalah yang berjudul “Bujangan”, “Dara Muda”, “Begadang” dan masih banyak lagi. Grup musik yang diikuti oleh Rhoma Irama adalah SonetaA Rafiq A Rafiq adalah pedangdut asal Semarang yang bergabung dengan orkes Sinar Kumala. Namanya dikenal masyarakat Indonesia pada tahun 1969 bersama dengan grup yang ia beri nama yang dibawakan oleh A Rafiq sangat kental dengan nuansa India dan Arab. Beberapa lagu yang paling terkenal adalah “Pengalaman Pertama” dan “Lirikan Matamu“. Elvy SukaesihJika raja dangdut adalah Rhoma Irama maka ratu dangdut adalah Elvy Sukaesih. Namanya melejit pada tahun 1975 setelah bergabung dengan orkes Melayu Om Pancaran Muda. Pada tahun 2015 lalu ia telah dianugerahi penghargaan Achievement Award Spirit Cultural Asean Communitas oleh Kesultanan Johor dan Kelantan. Salah satu lagu yang terkenal berjudul “Raja dan Ratu”, “Pecah Seribu”, “Suami yang Kejam” dan banyak lagi.
MusikPop adalah Musik yang mudah hidup dan mudah di hafal masyarakat atau rakyat luas. Musik Dangdut yaitu salah satu genre yang sangat Populer.Musik Dangdut berasal dari musik Melayu.Nama Dangdut berasa dari kata Dang Dan Dut yang yang di ambil dari suara Gendang. Orang yang berjasa dalam Musik Dangdut yaitu : 1.

Dangdut merupakan salah satu dari genre musik populer tradisional Indonesia yang di dalamnya terkandung unsur-unsur musik Hindustani India Utara, Melayu, dan Arab. Dangdut memiliki ciri khas pada dentuman tabla alat musik perkusi India dan gendang.[2][3] Dangdut juga sangat dipengaruhi dari lagu-lagu musik tradisional India dan Bollywood. DangdutSumber aliranHindustani, Melayu, Arab, patrol, gamelan, rok, pop, houseSumber kebudayaanTh. 1970-an Melayu, IndonesiaAlat musik yang biasa digunakanTabla dapat diganti dengan ketipung, drum set, suling, tamborin, gitar akustik atau elektrik, mandolin, bass, saksofon, terompet, kibor, dll.[1]SubgenreDangdut "asli" Rhoma Irama, Meggy Z, Elvy SukaesihKoplo Jawa Timur, Jawa Tengah & YogyakartaJaranan dangdut Nganjuk & BanyuwangiDangdut rampak/Calung Jawa Barat & BantenDangdut gondang Sumatra UtaraDangdut tarling Cirebon & KuninganDangdut HouseDangdut TeknoDangdut elektro Sulawesi Selatan, Aceh & Sumatra BaratPopdutRokdutReggae dangdutGenre campuran fusionCongdutCampursariFunkotVersi regionalDangdut di MalaysiaTopik lainnyaMusik Indonesiapop Indonesiapop Melayu Sebuah pertunjukan musik dangdut modern di Plaza Surabaya. Awalnya musik dangdut dikenal dengan nama "orkes Melayu". Kemudian, dangdut dipengaruhi musik India melalui film Bollywood yang dibawakan oleh Ellya Khadam dengan lagu "Boneka India", sehingga terlahir sebagai Dangdut pada tahun 1968 dengan tokoh utama Rhoma Irama. Dalam evolusi menuju bentuk musik kontemporer, sekarang masuk pengaruh unsur-unsur musik India terutama dari penggunaan tabla dan Arab pada cengkok dan harmonisasi. Perubahan arus politik Indonesia pada akhir tahun 1960-an membuka masuknya pengaruh musik barat yang kuat dengan masuknya penggunaan gitar listrik dan juga bentuk pemasarannya. Sejak tahun 1970-an dangdut boleh dikatakan telah matang dalam bentuknya yang kontemporer. Sebagai musik populer, dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh bentuk musik lain, mulai dari keroncong, langgam, degung, gambus, rok, reggae, pop, bahkan musik dansa elektronik house dll.[1] "Dangdut rohani" dapat dianggap sebagai arah lirik khusus misalnya, album Haji oleh Rhoma Irama. Pengaruh India juga sangat kuat didalam genre musik dangdut ini, melainkan dari gaya harmoni dan instrumen, juga dipopulerkan dengan lagu-lagu dangdut klasik yang bertema India yang dinyanyikan oleh penyanyi-penyanyi dangdut populer seperti Rhoma Irama dengan lagunya yang berjudul Terajana, Mansyur S. dengan lagunya yang berjudul Khana, Ellya Khadam dengan lagu Boneka India dan Via Vallen dengan lagu berjudul Sayang menjadikan musik dangdut lebih dikenal lagi saat ini. Dangdut sebenarnya telah menjadi musik rakyat di Indonesia dan mengungguli aliran musik lain dalam popularitas[2][3] orang-orang suka menyanyikan lagu-lagunya dengan karaoke, baik untuk diri sendiri maupun saat perayaan se-keluarga, pegawai di kantor-kantor pemerintahan pusat melakukan senam dengan musiknya sebelum mulai bekerja, dan sebagainya. Selain di Indonesia dangdut cukup popular pula di Malaysia, meliputi sejumlah nama pedangdut dari Indonesia.[4][5]

Sebenarnyapupuk-pupuk dangdut telah muncul sejak lahirnya musik Melayu Deli pada 1940. Hal ini terjadi karena beberapa orang senang bereksperimen dengan aliran-aliran musik yang pernah ada di Indonesia seperti musik India. Perkembangan ini juga semakin pesat karena didorong dengan politik anti-Barat yang selalu dicetuskan oleh Soekarno. Dangdut merupakan salah satu genre musik tradisional populer dari Indonesia yang berakar pada musik-musik Malay, Hindustani, dan Arab. Unsur Arab pada genre musik ini muncul dari pedagang-pedagang yang berasal dari Gujarat seiring dengan penyebaran agama Islam oleh mereka. Selain dari pedagang Gujarat, yang menjadi pengaruh besar lainnya adalah musik-musik India yang digunakan dalam film-film Bollywood, sebelum akhirnya sejarah musik dangdut dimulai pada tahun 1968. Genre musik ini amat sangat populer karena vokalnya dan instrumen yang digunakan sangat melodis, terutama tabla. Perjalanan Musik Dangdut di Indonesia Pada tahun 635, sangat banyak saudagar-saudagar Arab yang muncul di Indonesia. Meskipun tujuan awal mereka adalah berdagang, mereka juga menyelipkan beberapa ilmu tentang Islam dimana ini juga menjadi awal penyebaran agama Islam di Indonesia. Seiring dengan berkembangnya agama Islam, para saudagar dari Arab ini juga memperkenalkan Qasidah. Qasidah yang awalnya diperkenalkan oleh saudagar Arab kembali diperkuat dengan munculnya saudagar dari Gujarat pada tahun 900 hingga tahun 1200 dan disusul oleh saudagar dari Persia pada tahun 1300 hingga tahun 1600. Raja dangdut Rhoma Irama Pada tahun 1870, musik dangdut masih terus dierami dengan masuknya tren alat musik bernama Gambus yang berasal dari Arab. Alat musik tersebut memiliki bentuk seperti gitar, tapi suaranya rendah. Alat musik ini masuk bersamaan dengan migrasinya orang-orang Arab dengan marga Hadramaut dan orang Mesir setelah dibukanya terusan Suez dan dibangunnya pelabuhan Tanjung Priok tahun 1877 serta saat Koninklijke Paketvaart Maatschappij Perusahaan Pelayaran Kerajaan KPM pada tahun 1888. Saat itu, para musisi Arab menggunakan gambus sebagai iringan saat mendendangkan musik mereka. Pada awal abad ke-20, lagu dengan iringan gambus menjadi sangat terkenal di kalangan masyarakat Arab-Indonesia. Melihat perkembangan musik gambus ini, Syech Albar yang merupakan ayah dari musisi Ahmad Albar memutuskan untuk membuat sebuah orkes gambus yang bermarkas di Surabaya. Kesuksesan orkes gambus milik Syech Albar ini membawanya melakukan rekaman dengan media piringan hitam dan Columbia yang terjual sangat cepat di Singapura dan Malaysia pada tahun 1930. Satu tahun kemudian, musik Melayu Deli muncul di Sumatera Utara pada tahun 1940 dan diprakarsai oleh Muhammad Mashabi bersama dengan Husein Bawafie. Musik ini lalu berkembang terus ke Jakarta bersamaan dengan dibentuknya Orkes Melayu. Ratu dangdut Elvi Sukaesih Aliran musik baru masuk lagi ke Indonesia pada tahun 1950. Musik yang dibawa oleh Edmundo Ros, Xavier Cugat, Perez Prado, dan Los Panchos merupakan musik Amerika Latin yang kemudian menjadi lekat dengan telinga orang Indonesia. Pada masa ini, sejarah musik dangdut kembali berubah karena musiknya sudah berbeda jauh dengan musik Melayu yang menjadi acuannya meski masih terasa gaya Melayu di dalamnya. Sebenarnya pupuk-pupuk dangdut telah muncul sejak lahirnya musik Melayu Deli pada 1940. Hal ini terjadi karena beberapa orang senang bereksperimen dengan aliran-aliran musik yang pernah ada di Indonesia seperti musik India. Perkembangan ini juga semakin pesat karena didorong dengan politik anti-Barat yang selalu dicetuskan oleh Soekarno. Masa ini mencatat nama-nama besar seperti Said Effendi dengan lagu Seroja-nya, P. Ramlee dari Malaya serta Husein Bawafie yang merupakan salah satu penulis lagu terkenal. Pada tahun 1968 akhirnya musik dangdut telah selesai digodok dan mulai muncul ke permukaan. Salah satu tokoh kunci dalam lahirnya musik dangdut ini adalah Rhoma Irama dengan Soneta Group pimpinannya. Dua tahun kemudian mulai muncul nama-nama yang sampai sekarang masih terkenal seperti Mansyur S., A. Rafiq, dan Muchsin Alatas. Pada tahun 1970 juga dangdut menjadi jauh lebih modern karena politik Indonesia pada masa itu mulai ramah terhadap budaya-budaya yang dibawa dari Barat seperti gitar listrik, perkusi, saksofon, dan organ elektrik. Alat-alat musik baru tersebut semakin membuka peluang variasi bagi musik dangdut. PerjalananMusik Dangdut di Indonesia Pada tahun 635, sangat banyak saudagar-saudagar Arab yang muncul di Indonesia. Meskipun tujuan awal mereka adalah berdagang, mereka juga menyelipkan beberapa ilmu tentang Islam dimana ini juga menjadi awal penyebaran agama Islam di Indonesia. Seiring dengan berkembangnya agama Islam, para saudagar dari Arab ini juga memperkenalkan Qasidah. DANGDUT merupakan salah satu dari genre seni musik populer tradisional Indonesia. Irama musiknya sangat identik dengan ciri dentuman tabla alat musik perkusi India dan gendang. Jenis musik ini bahkan dianggap sebagai musik khas dari Indonesia. Tapi tahukah anda tentang asal usul genre musik ini ? Yuk kita kupas. Pernah dengar istilah Nasida Ria dengan “gaya” baru? Jawabannya bisa mengetik “Qasima” di kolom pencarian YouTube, maka muncul deretan rekaman video yang menampilkan gadis-gadis muda berhijab layaknya kelompok Nasida Ria yang begitu populer sejak era 1970-an. Qasima memang bukan Nasida Ria yang begitu melegenda dengan lagu-lagu religi Islam. Kelompok musik ini menyuguhkan nada-nada asmara dengan alunan dangdut, bahkan sesekali dimainkan dengan versi “koplo”. Suguhan yang cukup kontras dengan busana muslimah yang dikenakan para personil Qasima. Grup ini memang mengadopsi gaya panggung Nasida Ria. Hanya saja, mereka tampaknya ingin tampil beda dengan membawakan tembang-tembang yang bisa mendorong pinggul untuk bergoyang. Para kaum hawa dengan menyandang gitar, menepuk ketipung, meniup seruling, terlebih lagi menggebuk drum, semuanya berjilbab menjadi tontonan alternatif untuk grup dangdut yang umumnya didominasi pria. Grup asal Magelang ini juga menyuguhkan genre musik qasidah, pop, bahkan rock, tapi judul-judul lagu yang mereka bawakan didominasi oleh tema percintaan, seperti Kelangan Kehilangan, Cinta dan Dilema, Karena Cinta Terlarang, Tembang Tresno, dan lainnya. Apa yang dilakukan Qasima dengan menyadur gaya Nasida Ria walaupun dengan warna yang berbeda bukan hal asing, sosok penyanyi dangdut A. Rafiq dengan gaya Elvis Presley era 1980-an bisa jadi contohnya. Apa yang dipertontonkan oleh Qasima itu justru menjadi keistimewaan dangdut yang tidak dimiliki oleh aliran musik lain, yakni fleksibel lagi dinamis. Jenis musik yang kerap dituding tidak berkelas ini memang juara jika bicara soal keluwesan. Dangdut bisa dipadukan dengan apapun, dari keroncong sampai musik cadas. Itulah yang boleh jadi menjadi alasan mengapa dangdut selalu ada di setiap titik masa dalam sejarah musik Indonesia, karena bisa menyentuh berbagai kemasan termasuk untuk kepentingan berdakwah. Ada masa di mana dangdut diidentikkan sebagai jenis musik santun, sempat pula dianggap sebagai antithesis untuk melawan musik rock yang seringkali dituding liar lagi brutal. Bahkan, dangdut pernah menjadi media yang cukup efektif untuk berdakwah, menyebarkan nilai-nilai keagamaan, khususnya ajaran Islam. Pada era 1960-an, tersebutlah biduan bernama Rofiqoh. Ia lebih dikenal sebagai Rofiqoh Dharto Wahab dengan menyertakan nama suaminya. Rofiqoh bolehlah disebut sebagai pelopor musik dangdut religi di Indonesia. Ia adalah penyanyi qasidah dan gambus yang juga seorang qoriah berbakat. Bahkan, seperti disebut oleh Jajat Burhanuddin 2002 dalam buku Ulama Perempuan Indonesia, Rofiqoh sah-sah saja dikategorikan sebagai mubalig jika mengikuti alur gradasi definisi tentang pengertian ulama yang kini semakin luas dan cenderung bisa disematkan kepada orang-orang yang menyiarkan ajaran agama, dalam konteks apapun. Di periode selanjutnya, muncullah nama Rhoma Irama dengan Soneta Grupnya, grup dangdut yang dibentuk pada 13 Oktober 1973. Meskipun juga sering menciptakan lagu-lagu bertema asmara, tapi pria bernama lahir Raden Irama alias Oma ini dikenal pula sebagai musisi dangdut sekaligus seorang pendakwah. Sejak debutnya pada awal dekade 1970-an itu, Rhoma sudah menggunakan jargon “Voice of Moslem”. Berdakwah lewat dangdut ternyata sangat digemari. Buktinya, pada 1984, penggemar Rhoma dan Soneta tidak kurang dari 15 juta orang atau 10 persen dari jumlah penduduk Indonesia saat itu Tempo, 30 Juni 1984. Dari situ pula ia memperoleh julukan Raja Dangdut. Di kurun yang sama dengan masa kemunculan Rhoma Irama, lahir pula Nasida Ria, dibentuk pada 1975 di Semarang. Grup yang beranggotakan 9 muslimah ini mengusung musik qasidah dengan gaya Timur Tengah dan memakai alat-alat musik modern Ziauddin Sardar & Robin Yassin Kassab, Muslim Archipelago, 2013. Rhoma Irama dan Soneta maupun Nasida Ria melahirkan lagu-lagu Islami yang masih terjaga kesakralannya hingga kini. Mereka pun masih eksis dengan menerapkan regenerasi kendati sulit untuk mencapai ketenaran seperti dulu. Akar lahirnya dangdut di Indonesia disebut-sebut mulai muncul pada dekade 1940-an, bermula dari musik Melayu yang cukup populer di Indonesia bagian barat. Kala itu, belum lahir istilah dangdut, orang-orang menyebutnya dengan nama musik Melayu-Deli Balai Bahasa Yogyakarta, Dari Tradisi ke Modernisasi, 2009. Musik Melayu-Deli itu sebetulnya mirip dengan keroncong. William H. Frederick 1982 dalam Rhoma Irama and the Dangdut Style Aspects of Contemporary Indonesian Popular Culture, bahkan menyebut musik keroncong di era itu dikatakan sebagai orkes melayu. Orkes melayu atau yang biasa disingkat inilah yang nantinya menjadi istilah untuk menamakan grup atau kelompok musik ber-genre dangdut, bahkan sampai saat ini. Para penggemar dangdut tentunya akrab dengan grup-grup macam Monata, Sera, Sagita, Palapa, Latansa, dan sejenisnya. Stigma kacangan musik dangdut ada benarnya juga, seperti yang pernah disandang keroncong. Di era kolonial, keroncong –yang notabene pendahulu dangdut– dipandang oleh masyarakat kelas atas, yakni bangsa Eropa/Belanda, secara hina sebagai produk kehidupan kelas kampung Pesan-pesan Budaya Lagu-lagu Pop Dangdut dan Pengaruhnya, 1995. Kendati begitu, dangdut tak pernah mati. Bahkan sejak dalam wujud embrio, dangdut secara elastis mampu beradaptasi dengan perkembangan musik global dan akhirnya terlahir sebagai jenis musik sendiri. Di masa awalnya, dangdut –yang berangkat dari musik Melayu dan keroncong– berbaur pula dengan jenis musik lainnya, semisal musik dari India, Timur-Tengah, bahkan Latin Max Richter, Musical Worlds in Yogyakarta, 2012. Dari rezim ke rezim, dangdut berkembang mengiringi zaman. Saat industri musik Indonesia dijejali lagu-lagu pop cengeng ala Rinto Harahap pada dasawarsa 1980-an, dangdut juga ikut menceburkan diri kendati dengan format yang berbeda. Begitu pula di era-era berikutnya di mana dangdut masih terus disuka walaupun hadir dengan wujud yang tidak selalu sama, termasuk dengan kemunculan Inul Daratista sejak milenium baru abad ke-21. Inul memang membikin heboh sekaligus menuai kecam dengan goyang ngebor-nya di awal era 2000-an itu yang lantas disusul dengan membanjirnya ragam jenis goyangan lainnya oleh para biduan wanita baru. Meskipun dicerca, bahkan sempat dicekal oleh sang raja dangdut Rhoma Irama, Inul tetap bertahan. Biduan asal Pasuruan, Jawa Timur ini bersikukuh ingin mengembalikan dangdut kepada akarnya, yakni sebagai musik rakyat Rudi Gunawan, Mengebor Kemunafikan Inul, Seks, dan Kekuasaan, 2003. Masyarakat Indonesia tidak sedikit yang menyukai dangdut gaya baru yang ditawarkan Inul. Dangdut terus melaju dan menggulung jenis musik apapun yang menghadangnya. Maka tidak heran jika kini dikenal banyak varian dangdut, sebutlah dangdut Jawa campursari, dangdut house, dangdut disko, dangdut koplo, dangdut metal, rock dangdut, dan seterusnya, hingga yang terbaru Nasida Ria versi kekinian alias Qasima. Namun secara lebih dalam, sejarah musik dangdut tak bisa begitu saja dilepaskan dari pengaruh bentuk musik-musik lain yang terbentuk lebih awal. Seperti yang sudah disinggung di awal, musik dangdut sangat dipengaruhi musik India, irama Arab, dan Melayu. Secara lebih lengkapnya, perlu kiranya kita simak latar belakang musik-musik tersebut yang mempengaruhi musik dangdut. Kasidah Kasidah masuk ke Nusantara semenjak Agama islam dibawa oleh saudagar Arab pada tahun 635, juga saudagar Gujarat tahun 900-1200, dan saudagar Persia tahun 1300-1600. Kasidah adalah seni suara yang bernafaskan Islam, di mana pada syair-syairnya mengandung nilai-nilai dakwah Islam dan ajakan kepada kebaikan. Biasanya, syair-syair kasidah dinyanyikan dengan penuh kegembiraan dan iramanya sangat identik dengan nuansa Timur Tengah. Alat musik yang digunakan adalah rebana, alat musik tradisional yang berupa kayu berbentuk lingkaran yang dilubangi tengahnya, kemudian di bagian tengah tersebut ditutup dengan kulit binatang yang sudah disamak. Di zaman modern, lagu-lagu qasidah juga dibawakan dalam bahasa Indonesia. Grup kasidah modern membawa seorang penyanyi utama yang dibantu paduan suara wanita. Selain rebana, alat musik juga menggunakan alat-alat modern seperti biola, gitar, keyboard, dan flute. Perintis musik kasidah modern adalah grup Nasida Ria dari Semarang dengan lagu fenomenalnya “Perdamaian”. Grup-grup musik yang juga turut andil mengusung musik qasidah di antaranya Bimbo, Koes Plus, dan AKA. Kasidah merupakan salah satu cikal bakal yang membentuk bentuk musik baru, yaitu dangdut. Gambus Gambus juga merupakan salah satu cikal bakal yang turut mempengaruhi musik dangdut. Gambus adalah sebuah alat musik Arab seperti gitar, namun menghasilkan suara nada rendah. Diperkirakan alat musik gambus masuk ke Nusantara sejak tahun 1870 hingga 1888 bersama migrasi marga Arab Hadramaut dan Mesir. Memasuki abad 20, penduduk Arab-Indonesia mulai gemar mendengarkan lagu gambus. Kemudian pada tahun 1930, grup orkes gambus pertama didirikan oleh Syech Albar ayah Ahmad Albar di Surabaya. Ia membuat rekaman piringan hitam dengan Columbia dan laku di pasaran Malaysia dan Singapura. Musik Melayu Deli Musik Melayu adalah sebuah aliran musik tradisional yang muncul dan berkembang di wilayah pantai timur Sumatera, kalimantan, dan Semenanjung Malaya. Ciri khas dari musik Melayu terletak pada lirik yang menyesuaikan dengan kehidupan sehari-hari nan penuh dengan pesan moral, dinyanyikan dengan vokal khas cengkok Melayu, dan aransemen yang tersusun rapi. Pada awalnya, alat musik yang digunakan berupa rebana, gambus, biola, akordion, gong, dan serunai, yang merupakan pengaruh dari budaya Arab dan Eropa tradisional. Seiring perkembangan teknologi, alat musik tersebut kemudian digantikan dengan alat-alat musik modern seperti gitar, keyboard, dan lainnya. Di masa-masa musik populer menginvasi Nusantara, musik Melayu mengalami keberingsutan gaya musik karena telah tercampur dengan aliran musik pop, rock, dan menjadi cikal bakal musik dangdut. Musik Melayu dapat dijumpai di negara-negara serumpun Melayu, seperti Indonesia, Singapura, dan Malaysia. Irama Amerika Latin Irama musik Amerika Latin juga turut mempengaruhi perkembangan musik dangdut di antara jenis-jenis musik lain. Pada tahun 1950-an, musik Amerika Latin masuk ke Indonesia oleh beberapa komponis Amerika Latin. Musik-musik tersebut kemudian menjadi begitu lekat dengan orang Indonesia dan turut memberikan pengaruh pada unsur sebagian musik dangdut. Campursari Musik dangdut bersifat begitu elastis dan fleksibel dalam mempengaruhi dan dipengaruhi oleh musik lain. Lagu-lagu Barat tahun 1960-an dan 70-an banyak yang didangdutkan. Aliran musik gambus dan qasidah secara perlahan hanyut dalam arus musik dangdut. Begitu juga musik modern misal musik rock, pop, disco, house music juga tak ketinggalan bersenyawa dengan baik dalam musik dangdut. Aliran campuran antara musik rock dan dangdut secara tak resmi disebut rockdut’. Musik-musik daerah seperti jaipongan, tarling, keroncong, dan langgam Jawa bercampur dengan musik dangdut menjadi bentuk musik baru, campur sari, dengan tokohnya Didi Kempot. Dangdut Koplo Musik koplo atau dangdut koplo adalah sub aliran dari genre dangdut. Ciri khas yang menandakan musik koplo adalah irama dengan tempo yang lebih cepat. Aliran ini dipopulerkan oleh grup Orkes Melayu yang merajai panggung musik wilayah Pulau Jawa, terutama Jawa Timur dan Jawa Tengah. Memasuki abad 21, seiring dengan kejenuhan musik dangdut murni, musisi di Jawa Timur di daerah pesisir Pantura mulai mengembangkan bentuk musik dangdut gaya baru yang dikenal dengan musik dangdut koplo. Dangdut koplo adalah mutasi dari musik dangdut setelah era congdut dangdut campursari. Sekira dua tahun setelah kemunculannya, musik koplo semakin mendapat tempat di hati masyarakat dengan melebarnya area kekuasaannya hingga ke beberapa wilayah seperti Yogyakarta dan beberapa kota di Jawa Tengah. Salah satu hal yang membuat aliran ini cepat meluas dan sukses di banyak daerah adalah maraknya VCD bajakan yang begitu mudah dan murah didapatkan sebagai alternatif hiburan masyarakat dari kaset-kaset original yang mahal. Selain kaset bajakan, popularitas dangdut koplo juga berkat fenomena goyang ngebornya Inul Daratista. Kehebohan Inul secara praktis tercium juga oleh beberapa media televisi swasta nasional. Dari sana, masyarakat Indonesia semakin lebih mengenal dangdut koplo dibandingkan musik dangdut murni itu sendiri. Menikmati musik dangdut sekarang lebih mudah. Berbagai media sekarang bisa kamu nikmati dengan mudah. Mulai dari TV, portal streaming video, atau media sosial yang selalu bisa kamu akses di mana pun kamu berada. Nah, kalo misalnya kamu lagi bosen banget buat nonton Youtube atau televisi, kamu masih punya alternatif buat dengerin musik atau radio. Salah satu rekomendasi salurån radio dangdut adalah RDI Radio Dangdut Indonesia. RDI adalah sebuah stasiun radio yang di bawah naungan MNC Radio Networks milik MNC dan kakak perusahaan PT. Serum Nagari Buana. Dulu dikenal dengan sebutan Radio Monalisa, kemudian Radio Dangdut TPI. Disiarkan dari Ibu Kota Jakarta, Radio Dangdut Indonesia mengudara non-stop 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Radio ini menyajikan musik dangdut, pop hits, dan musik melayu, dengan target pendengar muda dari semua kalangan. RDI bisa kamu dengarkan di FM atau streaming di sini [KLIK]. Referensi [1] Sejarah Dangdut, dari Dakwah Hingga Goyang [2] Mengenang Kembali Sejarah Musik Dangdut dan Perkembangannya
TernyataMusik Dangdut Banyak Jenisnya Loh, Apa Saja? MATA INDONESIA, JAKARTA - Musik Dangdut merupakan salah satu genre yang populer di Indonesia. Terdiri dari gabungan musik tradisional Hindustani, Melayu, dan Arab. Ciri khas dari dangdut adalah suara alat musiknya yaitu tabla atau gendang yang mengeluarkan suara berbunyi 'dang-dut'.
Dangdut merupakan salah satu genre musik tradisional populer dari Indonesia yang berakar pada musik-musik Malay, Hindustani, dan Arab. Unsur Arab pada genre musik ini muncul dari pedagang-pedagang yang berasal dari Gujarat seiring dengan penyebaran agama Islam oleh mereka. Selain dari pedagang Gujarat, yang menjadi pengaruh besar lainnya adalah musik-musik India yang digunakan dalam film-film Bollywood, sebelum akhirnya sejarah musik dangdut dimulai pada tahun 1968. Genre musik ini amat sangat populer karena vokalnya dan instrumen yang digunakan sangat melodis, terutama tabla. Perjalanan Musik Dangdut di Indonesia Pada tahun 635, sangat banyak saudagar-saudagar Arab yang muncul di Indonesia. Meskipun tujuan awal mereka adalah berdagang, mereka juga menyelipkan beberapa ilmu tentang Islam dimana ini juga menjadi awal penyebaran agama Islam di Indonesia. Seiring dengan berkembangnya agama Islam, para saudagar dari Arab ini juga memperkenalkan Qasidah. Qasidah yang awalnya diperkenalkan oleh saudagar Arab kembali diperkuat dengan munculnya saudagar dari Gujarat pada tahun 900 hingga tahun 1200 dan disusul oleh saudagar dari Persia pada tahun 1300 hingga tahun 1600. Pada tahun 1870, musik dangdut masih terus dierami dengan masuknya tren alat musik bernama Gambus yang berasal dari Arab. Alat musik tersebut memiliki bentuk seperti gitar, tapi suaranya rendah. Alat musik ini masuk bersamaan dengan migrasinya orang-orang Arab dengan marga Hadramaut dan orang Mesir setelah dibukanya terusan Suez dan dibangunnya pelabuhan Tanjung Priok tahun 1877 serta saat Koninklijke Paketvaart Maatschappij Perusahaan Pelayaran Kerajaan KPM pada tahun 1888. Saat itu, para musisi Arab menggunakan gambus sebagai iringan saat mendendangkan musik mereka. Pada awal abad ke-20, lagu dengan iringan gambus menjadi sangat terkenal di kalangan masyarakat Arab-Indonesia. Melihat perkembangan musik gambus ini, Syech Albar yang merupakan ayah dari musisi Ahmad Albar memutuskan untuk membuat sebuah orkes gambus yang bermarkas di Surabaya. Kesuksesan orkes gambus milik Syech Albar ini membawanya melakukan rekaman dengan media piringan hitam dan Columbia yang terjual sangat cepat di Singapura dan Malaysia pada tahun 1930. Satu tahun kemudian, musik Melayu Deli muncul di Sumatera Utara pada tahun 1940 dan diprakarsai oleh Muhammad Mashabi bersama dengan Husein Bawafie. Musik ini lalu berkembang terus ke Jakarta bersamaan dengan dibentuknya Orkes Melayu. Aliran musik baru masuk lagi ke Indonesia pada tahun 1950. Musik yang dibawa oleh Edmundo Ros, Xavier Cugat, Perez Prado, dan Los Panchos merupakan musik Amerika Latin yang kemudian menjadi lekat dengan telinga orang Indonesia. Pada masa ini, sejarah musik dangdut kembali berubah karena musiknya sudah berbeda jauh dengan musik Melayu yang menjadi acuannya meski masih terasa gaya Melayu di dalamnya. Sebenarnya pupuk-pupuk dangdut telah muncul sejak lahirnya musik Melayu Deli pada 1940. Hal ini terjadi karena beberapa orang senang bereksperimen dengan aliran-aliran musik yang pernah ada di Indonesia seperti musik India. Perkembangan ini juga semakin pesat karena didorong dengan politik anti-Barat yang selalu dicetuskan oleh Soekarno. Masa ini mencatat nama-nama besar seperti Said Effendi dengan lagu Seroja-nya, P. Ramlee dari Malaya serta Husein Bawafie yang merupakan salah satu penulis lagu terkenal. Pada tahun 1968 akhirnya musik dangdut telah selesai digodok dan mulai muncul ke permukaan. Salah satu tokoh kunci dalam lahirnya musik dangdut ini adalah Rhoma Irama dengan Soneta Group pimpinannya. Dua tahun kemudian mulai muncul nama-nama yang sampai sekarang masih terkenal seperti Mansyur S., A. Rafiq, dan Muchsin Alatas. Pada tahun 1970 juga dangdut menjadi jauh lebih modern karena politik Indonesia pada masa itu mulai ramah terhadap budaya-budaya yang dibawa dari Barat seperti gitar listrik, perkusi, saksofon, dan organ elektrik. Alat-alat musik baru tersebut semakin membuka peluang variasi bagi musik dangdut ini. Pada tahun 1970-an juga mula ada pengaruh musik rock dalam cara permainan gitar untuk dangdut, sehingga masa itu juga menjadi medan perang antara rock dengan dangdut. Karena perang ini juga sempat diadakan konser “duel” God Bless melawan Soneta Group. Hal-hal tersebut yang mengubah dangdut dan memisahkannya dengan musik Melayu secara keseluruhan. Sekitar akhir 1970-an juga muncul variasi baru dari dangdut, yaitu dangdut humor dan dimotori oleh sebuah orkes melayu yang bernama Pancaran Sinar Petromaks PSP. PSP sendiri berawal dengan gaya melayu deli untuk membantu perkembangan musik dangdut agar bisa lebih dinikmati oleh para mahasiswa. Variasi dangdut ini terus berlanjut oleh Pengantar Minum Racun PMR pada paruh akhir dekade 1980 dan Pemuda Harapan Bangsa PHB di tahun 2000-an. Pada tahun 2000, muncul lagi variasi baru yang mewarnai sejarah musik dangdut yaitu dangdut koplo. Baru setelah tahun 2002 variasi ini mulai menggoyang kancah dunia perdangdutan dengan kesuksesannya yang diprakarsai oleh vcd bajakan yang luar biasa murah. Murahnya vcd bajakan dangdut koplo ini menjadi alternatif hiburan bagi masyarakat dengan tingkat perekonomian menengah kebawah jika dibandingkan dengan mahalnya harga vcd/dvd original milik artis-artis nasional. Hal lain yang membuat dangdut koplo ini terkenal adalah fenomena Inul Daratista dengan “goyang ngebor” nya terlebih setelah ia mulai muncul di layar kaca Indonesia. Dengan setiap hal baru, tentu saja muncul pro kontra dimana kali ini kontra muncul dari Rhoma Irama yang menentang Inul dan goyang ngebornya karena ia berpendapat bisa terjadi dekadensi moral. Terlepas dari seluruh kontroversinya, dangdut koplo sebagai variasi tetap bisa hidup hingga saat ini. Navigasi tulisan Let's Practice!
IEKqXiQ.
  • vipkmmk2ar.pages.dev/324
  • vipkmmk2ar.pages.dev/378
  • vipkmmk2ar.pages.dev/175
  • vipkmmk2ar.pages.dev/256
  • vipkmmk2ar.pages.dev/169
  • vipkmmk2ar.pages.dev/544
  • vipkmmk2ar.pages.dev/33
  • vipkmmk2ar.pages.dev/544
  • musik dangdut merupakan perkembangan dari musik tradisional