Pengujiansubstantif atas transaksi, yaitu pengujian yang digunakan untuk menentukan apakah tujuan audit atas asersi yang berkaitan dengan transaksi telah dipenuhi.Contoh : membuktikan apakah transaksi penjualan benar terjadi dan ada pada tanggal neraca (asersi keterjadian dan keberadaan) dan membuktikan apakah semua transaksi penjualan telah di catat dengan benar (asersi kelengkapan) Program audit adalah daftar prosedur – prosedur audit yang harus dilakukan. Prosedur – prosedur biasanya tidak didaftar menurut asersi atau tujuan khusus audit dengan maksud untuk menghindari pengulangan prosedur yang diterapkan pada lebih dari satu asersi atau tujuan. Program audit harus memiliki kolom-kolom untuk suatu referensi silang ke kertas kerja lain yang berisi bukti yang diperoleh dari setiap prosedur bila memungkinkan ; paraf auditor yang melaksanakan masing-masing prosedur ; dan tanggal pelaksanaan prosedur diselesaikan. Dalam praktik, auditor kadang – kadang membuat rincian yang berbeda untuk ha-hal tertentu dalam program auditnya. Namun dalam keadaan bagaimanapun program audit hendaknya cukup detil agar dapat memberikan • Garis-garis besar pekerjaan yang akan dilakukan• Dasar untuk koordinasi, supervisi, dan pengawasan audit• Catatan mengenai pekerjaan yang dilakukan ...Tuhan tidak pernah menjanjikan bahwa langit itu selalu biru, Bunga selalu mekar, dan Mentari selalu bersinar. Tapi ketahuilah bahwa DIA selalu memberi pelangi di setiap badai, Senyum di setiap air mata, Berkah di setiap cobaan, dan jawaban di setiap doa. Anda mungkin juga berminat Comments Danauntuk perluasan pabrik, dana pelunasan hutang, atau dana lain yang tidak digunakan untuk keperluan modal kerja. PROGRAM PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP KAS. Prosedur Audit Awal. Usut saldo kas yang tercantum di neraca ke saldo akun kas yang bersangkutan di dalam buku besar. Auditing Buku 2 :BAB 25 pengujian substantif terhadap saldo
Hubungan antara strategi audit awal, resiko deteksi yang direncanakan dan tingkat pengujian substantif yang direncanakan dapat dilihat pada Gambar Strategi Audit Awal Resiko Deteksi yang Direncanakan Tingkat Pengujian Substantif yang Direncanakan Pendekatan terutama substantif Rendah atau sangat rendah Tingkat tinggi Pendekatan taksiran resiko pengendalian rendah Moderat atau tinggi Tingkat rendah Gamber Hubungan Strategi Audit Awal, Resiko Deteksi, dan Tingkat Pengujian Substantif yang Direncanakan Jenis-Jenis Pengujian Substantif Menurut Mulyadi 2002 138, 236 Auditor dapat menggunakan 3 jenis pengujian substantif dalam prosedur audit a. Prosedur Analitik Analitical Procedure SA Seksi 329 “Prosedur analitik memberikan panduan bagi auditor dalam menggunakan prosedur analitik pada tahap perencanaan audit, tahap pengujian, dan pada tahap review menyeluruh atas hasil audit”. Prosedur analitik meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat atau rasio yang dihitung dari jumlah-jumlah yang tercatat, dengan harapan yang dikembangkan oleh auditor. Tujuan prosedur audit dalam perencanaan audit adalah untuk membantu perencanaan sifat, saat, dan luas prosedur audit yang akan digunakan dala memperoleh bukti tentang saldo akun atau jenis transaksi tertentu. Oleh karena itu Prosedur Analitik dalam perencanaan audit harus ditujukan untuk 1. Meningkatkan pemahaman auditor atas usaha klien, transaksi, dan peristiwa yang terjadi sejak tanggal audit terakhir 2. Mengidentifikasi bidang yang kemungkinan mencerminkan resiko tertentu yang bersangkutan dengan audit. Tahap-Tahap Prosedur Analitik a. Mengidentifikasi perhitungan/perbandingan yang harus dibuat. Prosedur analitik mencakup perbandingan yang paling sederhana hingga model yang rumit dengan mengaitkan 24 berbagai hubungan dan sumber data. Prosedur analitik dapat dilakukan dengan review perubahan saldo akun tahun-tahun sebelumnya dengan tahun berjalan. b. Mengembangkan harapan Prosedur analitik meliputi perbandingan jumlah tercatat dengan harapan yang dikembangkan oleh auditor. Oleh karena itu auditor perlu mengembangkan harapan sebagai dasar untuk membandingkan perhitungan dan rasio yang akan dibuat dalam prosedur analitik. c. Melaksanakan perhitungan/perbandingan Pada tahap awal, auditor mengumpulkan data yang akan digunakan dalam perhitungan perbedaan antara jumlah persentase sekarang dibandingkan dengan jumlah persentase tahun-tahun sebelumnya. d. Menganalisis data dan mengidentifikasi perbedaan signifikan Data yang telah dikumpulkan akan digunakan untuk membandingkan harapan yang telah dikembangkan oleh auditor untuk mengidentifikasi perbedaan signifikan yang terjadi. e. Menyelidiki perbedaan signifikan yang tidak terduga dan mengevaluasi perbedaan signifikan. Auditor perlu mempertimbangkan kembali metode dan faktor-faktor yang digunakan untuk mengembangkan harapan serta meminta keterangan kepada manajemen. Informasi yang baru dapat memperbaiki harapan yang telah diterapkan auditor dan dapat menghilangkan perbedaan yang terjadi. f. Menentukan dampak hasil prosedur analitik terhadap perencanaan audit. Perbedaan signifikan yang tidak terduga biasanya dipandang auditor sebagai petunjuk meningkatnya resiko salah saji dalam akun perhitungan. Biasanya auditor akan melakukan pengujian yang lebih rinci terhadap akun yang bersangkutan. Dengan mengerahkan perhatian ke bidang yang memiliki resiko lebih besar, prosedur analitik dapat bermanfaat dalam pelaksanaan audit yang efektif dan efisien. Jika hasil prosedur analitik sesuai dengan yang diharapkan, dan tingkat resiko deteksi yang dapat diterima tinggi, auditor tidak perlu melakukan pengujian terhadap transaksi atau saldo akun rinci. Prosedur analitik pada umumnya memerlukan biaya yang relatif rendah. Oleh karena itu auditor harus mempertimbangkan seberapa jauh prosedur analitik akan membantu dalam pelaksanaan pengujian yang efektif. b. Pengujian terhadap Transaksi test of transaction Dalam pengujian terhadap transaksi, auditor fokus pada penemuan kemungkinan kekeliruan atau salah saji moneter, bukan 25 penyimpangan dari pengendalian internal. Pengujian terhadap transaksi terutama berupa 1. Prosedur pengusutan tracing Merupakan prosedur audit yang bermanfaat untuk menemukan kurang saji understatement. 2. Pemeriksaan bukti pendukung vouching. Merupakan prosedur audit yang bermanfaat untuk menemukan lebih saji overstatement. Pengujian terhadap transaksi memerlukan waktu yang lebih banyak dan memerlukan biaya yang lebih tinggi daripada prosedur analitik, tetapi pengujian atas transaksi lebih rendah biayanya bila dibandingkan dengan pengujian terhadap saldo rinci test of detail balance. c. Pengujian terhadap Saldo Rinci test of detail balance Pengujian terhadap saldo rinci difokuskan untuk memperoleh bukti secara langsung atas suatu saldo akun. Pengujian terhadap saldo rinci dolaksanakan oleh auditor untuk meminta konfirmasiconfirmation dari bank untuk saldo kas di bank klien pada tanggal neraca. Konfirmasi dari debitur untuk saldo piutang usaha yang tercantum dalam kartu piutang usaha. Auditor juga melakukan inspeksiinspection terhadap aktiva tetap dan melakukan pengamatan terhadap perhitungan fisik persediaan, dan melakukan pengujian harga pricing test terhadap saldo akhir persediaan di dalam pengujian transaksi terhadap saldo rinci. Semakin tinggi resiko deteksi yang ditentukan auditor, semakin terbatas prosedur audit yang dilaksanakan oleh auditor terhadap suatu asersi yang bersangkutan, dan semakin rendah tingkat keandalan bukti audit yang diperlukan oleh auditor. Sebaliknya, semakin rendah resiko deteksi, maka semakin luas prosedur audit yang akan ditempuh auditor, dan semakin tinggi keandalan bukti audit yang diperlukan oleh auditor. Dampak resiko pengujian terhadap saldo rinci dapat dilihat pada Gambar 26 Resiko Deteksi Pengujian terhadap Saldo Rinci Tinggi Periksa secara selintas scan rekonsiliasi bank yang dibuat oleh klien mengenai keakuratan matematis yang terdapat didalamnya. Moderat Lakukan review terhadap rekonsiliasi bank yang dibuat oleh klien dan lakukan verifikasi terhadap laporan pos-pos yang direkonsiliasi secara akurat. Rendah Buat rekonsiliasi bank dengan menggunakan rekening koran yang diperoleh dari klien dan lakukan verifikasi terhadap pos-pos yang direkonsiliasi serta keakuratan matematis. Sangat rendah Minta rekening koran bank secara langsung dari bank, dan buat rekonsiliasi bank, serta lakukan verifikasi terhadap pos-pos yang direkonsiliasi serta keakuratan perhitungannya. Gambar Dampak Resiko Deteksi terhadap test of detail balance Pengujian Substantif Sebelum Tanggal Neraca Mulyadi, 2002 239 SA Seksi 313 tentang pengujian substantif sebelum tanggal neraca memberikan panduan bagi auditor tentang 1. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan oleh auditor sebelum menerapkan pengujian substantif terhadap akun rinci sebelum tanggal neraca. 2. Prosedur yang dapat memberikan dasar memadai untuk perluasan dari tanggak audit interim ke tanggal neraca sisa periode kesimpulan audit dari pengujian substantif utama. 27 3. Pengkoordinasikan saat timing pelaksanaan berbagai prosedur audit. Auditor dapat menerapkan pengujian substantif terhadap saldo suatu akun secara rinci dalam periode interim. Keputusan untuk melaksanakan pengujian sebelum tanggal neraca harus didasarkan pada apakah auditor dapat 1. Mengendalikan resiko audit tambahan bahwa salah saji meterial yang terdapat dalam akun tanggal neraca tidak akan terdeteksi oleh auditor. Resiko ini menjadi lebih besar jika periode waktu antara tanggal pengujian interim dengan tanggal neraca diperpanjang. 2. Mengurangi sedemikian besar biaya pengujian substantif yang diperlukan pada tanggal neraca untuk memenuhi tujuan audit yang telah direncanakan, sehingga pengujian sebelum tanggal neraca akan menjadi lebih efisien. Pengujian substantif yang dilakukan sebelum tanggal neraca juga memerlukan pengujian substantif pada tanggal neraca. Pengujian substantif pada periode sisa biasanya mencakup 1. Perbandingan saldo akun pada dua tanggal yang berbeda untuk mengidentifikasi jumlah yang tampak luar biasa dan penyelidikan jumlah perbedaan. 2. Pengujian substantif lain terhadap rincian untuk menyediakan bukti yang dipakai sebagai dasar memadai untuk memperluas kesimpulan audit internal ke tanggal neraca. Bila direncanakan dan dilaksanakan dengan semestinya, kombinasi antara pengujian substantif sebelum tanggal neraca dan pengujian substantif untuk periode sisanya dapat menghasilkan bukti kompeten bagi auditor sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan klien. 28 Rerangka Umum Pengembangan Program Audit untuk Pengujian Substantif Dalam pengembangan program audit, rerangka umum yang dapat dipakai sebagai acuan. Menurut Mulyadi 2002 240 sebagai berikut a. Tentukan Prosedur Audit Awal Prosedur audit awal digunakan oleh auditor untuk memperoleh keyakinan bahwa asersi dalam laporan keuangan didukung oleh catatan akuntansi yang andal. Terdapat enam langkah pada prosedur audit awal 1. Periksa saldo pos yang tercantum pada neraca ke saldo akun yang bersangkutan di dalam buku besar. 2. Hitung kembali saldo akun yang bersangkutan di dalam buku besar. 3. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun yang bersangkutan. 4. Periksa saldo awal akun yang bersangkutan ke kertas kerja tahun yang lalu. 5. Periksa posting pendebitan atau pengkreditan akun ke dalam jurnal yang bersangkutan. 6. Lakukan rekonsiliasi akun kontrol tersebut dalam buku besar ke buku pembantu yang bersangkutan. b. Tentukan Prosedur Analitik yang Perlu Dilaksanakan Prosedur analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Dalam prosedur analitik auditor melakukan penghitungan berbagai rasio. Rasio-rasio tersebut dibandingkan dengan harapan auditor. Perbandingan ini membantu auditor mengungkapkan peristiwa atau transaksi yang tidak biasa, perubahan akuntansi, perubahan usaha, fluktuasi acak dan salah saji. c. Tentukan Pengujian terhadap Transaksi Pengujian terhadap transaksi terdiri dari pengusutan tracing dan pemeriksaan bukti pendukung vouching. Pengujian ini berfungsi untuk membuktikan keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, hak dan kewajiban, penilaian atau alokasi, penyajian dan pengungkapan transaksi atau golongan transaksi. d. Tentukan Pengujian terhadap Saldo Rinci Auditor menentukan berbagai prosedur audit untuk menentukan keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, hak dan kewajiban, penilaian dan alokasi, penyajian dan pengungkapan akun tertentu. 29 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar Kerangka konseptual menunjukkan bahwa ketika pengendalian internal menurun, maka pengujian substantif yang dilakukan akan meningkat sehubungan dengan peningkatan bukti, lingkup, waktu, dan biaya audit. Ketika pengendalian internal meningkat atau efektif, maka auditor akan mengurangi pengujian substantif karena resiko deteksi yang meningkat. Dengan demikian lingkup audit, waktu, biaya serta bukti yang diperlukan selama pengujian dilakukan akan semakin sedikit. Oleh karena itu pengendalian internal berpengaruh terhadap pengujian substantif dalam audit. Kerangka konseptual penelitian dapat dilihat pada Gambar Gambar Kerangka Konseptual Hipotesis Penelitian Ha Hipotesis merupakan hasil tanggapan sementara terhadap perumusan masalah peneliti yang dikemukakan oleh peneliti dalam rangka pembuktian tentang pemecahan suatu masalah yang masih diuji kebenarannya. Penulis mengajukan hipotesis dari penelitiannya sebagai berikut Ha Pengendalian Internal Internal control berpengaruh terhadap pengujian substantif dalam audit laporan keuangan. Pengendalian Internal Internal Control Pengujian Substantif Substantive Test
PengujianRincian Saldo Piutang UsahaDalam merancang pengujian atas rincian saldo untuk piutang usaha, auditor harus memenuhi masing-masing dari delapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo. Gabungan tingkat risiko inheren dan risiko pengendalian rendah dan bukti substantif lainnya dapat diakumulasikan untuk menyediakan bukti yang
AUDITING - PENGUJIAN SUBSTANTIF Pengujian substantif merupakan langkah ketiga dari tahap pelaksanaan pemeriksaan. Pengujian substantive meliputi prosedur- prosedur audit yang diracang untuk mendeteksi monetary errors atau salah saji yang secara langsung berprngaruh terhadap kewajaran saldo – saldo laporan keuangn. . Jenis pengjian substantive aPengujian atas transkasi b. Prosedur analitis c. Pengujian terperinci atas saldo a. Pengujian atas transaksi Penguian atas transaksi substantive test of transaction meliputi prosedur – prosedur audit ntuk pengujian kecermatan pencatatan transaksi. Tujuan dilakukannya pengujian atas transaksi adalah untuk menentukan apakah transaksi akuntansi klien telah terotorisasi dengan pantas, dicatat, dan diikhtisarkan dalam jurnal dengan benar dan diposting ke buku besar dan buku pembantu dangan benar. Untuk menentukan apakah semua transaksi telah memenuhi tujuan audit untuk transaksi - Esixtence - Completeness - Accuracy - Classification - Timing - Posting and summarizing Jika auditor percaya bahwa transaksi di catat dengan benar dalam jurnal dan diposting dengan benar, maka auditor akan percaya bahwa total buku besar adalah benar. Pengujian detail transaksi ini dilakukan untuk menentukan a. Ketepatan otorisasi transaksi akuntansi b. Kebenaran pencatatan dan peringkasan transaksi dalam jurnal c. Kebenaran pelaksanaan posting atas transaksi dalam buku besar dan buku pembantu. Metodologi Perancangan Program Audit untuk Pengujian atas Transaksi. Program audit pengujian atas transaksi, biasanya mencakup - Bagaimana penjelasan yang mendokumentasikan pemahaman yang diperoleh mengenai struktur pengendalian intern. - Gambaran prosedur yang dilaksanakan untuk memperoleh pemahaman atas struktur pengendalian intern - Rencana tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan Baik prosedur yang di jalankan maupu risiko pengendalian yang direncanakan akan mempengaruhi program audit pengujian atas pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi. Metodologi untuk merancang pengujian atas pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi a. Melaksanaka prosedur untuk memehami srtuktur pengendalian intern b. Menetapkan risiko pengendalian c. Mengevaluasi biaya dan manfaaat dari pengujian atas pengendalian d. Merancang pengujian atas pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk memenuhi tujuan audit berkaitan transaksi - Prosedur audit - besar sempel - pos / unsure yang dipilh - saat pelaksanaan Prosedur audit pengujian atas transaksi akan mencakup baik pengujian atas pengendalian maupun pengujian substantive atas transaksi dan bervariasi tergantung kepada rencana risiko pengendalian yang di tetapkan. Jika pengendalian efektif dan risiko pengendalian yang direncanakan rendah, penekanaan akan banyak diberikan kepada pengujian atas pengendalian. Beberapa pengujian substantive atas transaksi juga akan ditekankan. Jika risiko pengendalian ditetapkan, maka hanya pengujian substantive atas transaksi yang akan digunakan. Prosedur yang dilakukan dalam memperoleh pemahaman pengendalian intern akan mempengaruhi pengujian atas pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi. Prosedur Audit yang dilakukan dalam Pengujian Detai Transaksi - Tracing pilih satu sempel sales invoice dan telusur ke sales journal - Vouching pilih satu sempel transaksi yang di catat dalam sales journaldan telusur ke sales invoices. - Reperforming periksa kercermatan perkaliandan penjumlahan pada sales invoice. - Inquiring tanyakan pada klien apakah ada transaksi- transaksi related parties. Pada pegujian detail transaksi, auditor mengarahkan pengujianya untuk memperoleh temuan mengenai ada tidaknya kesalahan yang bersifat moneter. Auditor tidak mengarahkan pengujian detail transaksi untuk memperoleh temuan tentang penyimpangan kebijakan dan prosedurpengendalian. Pengujian ini umunya leihanyak menyita waktu dibandingkan prosedur analitis, oleh karenanya pengujian ini lebih banyak membutuhkan biaya dari pada prosedur anatilis. b. Prosedur Analitis prosedur analitis yang sering dilakuakan auditor adalah perhitungan rasio untuk membandingkan dengan rasio tahun lalu dan data lain yang berhubungan. tujuan penggunaan prosedur analitis adalah a. Memahami bidang usaha klien b. Menetapkan kemampuan kelangdungan hidup entitas c. Indikasi timbulnya kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan d. Menggurangi pengujian audit yang lebih rinci Efektifitas dan efisiensi prosedur analitis dalam mendeteksi kemungkinan terjadi salah saji material, tergantung pada factor 1. Sifat asersi 2. Kelayakan dan kemampuan untuk memprediksi suatu hubungan 3. Tersedianya dan keandalan data yang digunakan untuk mengembangakan harapan 4. Ketepatan harapan Prosedur analaitias dilakukan pada tiga tahap audit yang berbeda, yaitu a. Tahap perencanaan untuk membantu auditor menentukan bahan bukti lain yang di perlukan untuk memenuhi resiko audit yang di inginkan disyaratkan b. Selama pelaksanaan audit bersama- sama dengan pengujian atas transaksi dan pengujian terinci atas saldo bebas pilih c. Mendekati penyelesaian akhir audit sebagai pengujian kelayakan akhir disyaratkan c. pengujian terinci atas saldo pengujian terinci atas saldo memusatkan pada saldo akhit buku besar baik untuk akun neraca maupun labarugi, tetapi penekanan utama adalah pada neraca. Pengujian detail saldo akun yang direncaakan harus cukup memadai untuk memenuhi setiap tujuan spesifik audit dengan memuaskan. Metodologi perancangan pengujian detail saldo meliputi tahap – tahap sebagai berikut 1. Menetapkan materialitas dan resiko audit ynag dapat di terima dan resiko bawaan suatu akun. Setelah estimasi awal mengenai materialitas untuk audit secara keseluruhan dan mengalokasikan totalnyake saldo akun telah di putuskan auditor, salah saji yang dapat di toleransi di tentukan untuk masing- masng saldo yang signifikan. Salah saji yang ditoleransi makin rendah akan menyebabkan pengujian terinci atas saldo makin besar. Resiko audit yang dapat diterima biasanya diputuskan untuk audit secara keseluruhan, daripada berdasarkan siklus. Pengecualian adalah kalau auditor yakin bahwa salah saji pada perkiraan tertentu seperti piutang lebih berpengaruh negative terhadap pemakai daripada salah saji yang sama dari perkiraan lain. Resiko bawaan ditetapkan dengan mengidentifikasi semua aspek historis, linkungan atau operasi klien yang mengindikasikan kemungkinan besar terjadi salah saji dalam tahun berjalan. 2. Menetapkan resiko pengendalian untuk suatu siklus akuntansi Pengendalian yang efektif akan mengurangi resiko pengendalian dan dengan demikian mengurangi barang bukti yang diperlukan untuk pengujian substantive atas transaksi dan pengujian terinci atas saldo. Pengendalian yang tidak memadai meningkatkan bahan bukti substantive yang dibutuhkan. 3. Merancang pengujian pengendalian, transaksi dan prosuder analisis untuk suatu siklus akuntansi. Pengujian dirancang dengan ekspektasi bahwa hasil tertentu akan diperoleh hasil yang diperkirakan ini akan mempengaruhi rancangan pengujian terinci atas saldo. 4. Merancang pengujian detail saldo untuk memenuhi setiap tujuan spesifik audit, pengujian terinci atas saldo yang direncanakan meliputi prosedur audit, besar sempel, pos garing miring unsure yang dipilih dan saat pengujian. Prosedur-prosedur harus dipilih dan dirancang bagi masing-masing perkiraan dan masing-masing tujuan audit dalam setiap perkiraan.
Programaudit adalah daftar prosedur - prosedur audit yang harus dilakukan. Prosedur - prosedur biasanya tidak didaftar menurut asersi atau tujuan khusus audit dengan maksud untuk menghindari pengulangan prosedur yang diterapkan pada lebih dari satu asersi atau tujuan.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Apa itu pengujian substantif?Pengujian substantif adalah prosedur audit yang memeriksa laporan keuangan dan mendukung dokumentasi untuk melihat apakah mereka berisi kesalahan. Tes ini diperlukan sebagai bukti untuk mendukung pernyataan bahwa catatan keuangan suatu entitas itu lengkap, sah, dan akurat. Ada banyak tes yang bisa digunakan untuk audit. Daftar berikut adalah beberapa contoh dari tes yang tersedia*Mengeluarkan konfirmasi bank untuk menguji saldo kas akhir * Hubungi pelanggan untuk memastikan bahwa saldo rekening piutang benar * Perhatikan perhitungan persediaan fisik* Mengkonfirmasi keabsahan kalkulasi penilaian inventaris* Tegaskan kepada para pakar bahwa nilai luhur yang diberikan kepada aset yang diperoleh melalui kombinasi bisnis* Secara fisik cocokkan aset tetap ke catatan aset tetap * Hubungi pemasok untuk memastikan bahwa saldo saldo rekening benar* Hubungi pemberi pinjaman untuk memastikan bahwa saldo pinjaman benar* Meninjau dewan direksi menit untuk memverifikasi keberadaan dividen yang disetujui 1 2 Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Lakukanperhitungan atas dana kas yang sudah ditentukan (lihat Petunjuk Program Audit Pengujian Substantif untuk Penghitungan Kas). B a n k : Tanyakan apakah di dalam perkiraan bank termasuk juga dana-dana lain diluar yang dimiliki perusahaan, misalnya dana perserikatan karyawan atau dana tabungan karyawan.
Perencanaan Awal1 Identifikasi asersi-asersi laporan keuangan yang harus dicakup oleh program audit misalkan asersi-asersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan hak dan kewajiban, penilaian atas pengalokasian, dan penyajian atau pengungkapan yang berkaitan dengan saldo akhir Kembangkan tujuan-tujuan audit spesifik untuk setiap kategori asersi3 Tentukan risiko bawaan dan risiko pengendalian dan tentukan pula tingkat risiko deteksi akhir untuk setiap asersi, sejalan dengan tingkat risiko audit keseluruhan dan tingkat materialitas yang dapat Berdasarkan pengetahuan yang diperoleh dari prosedur-prosedur untuk mendapatkan pemahaman mengenai kebijakan dan prosedur pengendalian intern yang relevan, catatan akuntansi, dokumen pendukung dan proses akuntansi termasuk alur audit dan proses pelaporan keuangan yang berhubungan dengan Pertimbangkan pilihan – pilihan yang berhubungan dengan perancangan pengujian substantif. Program Audit dalam Penugasan PertamaDalam suatu penugasan pertama, spesifikasi pengujian substantif yang detil dalam program audit biasanya belum akan disusun secara lengkap hingga selesainya kegiatan mempelajari dan menilai struktur pengendalian intern dan ditentukannya tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk setiap asersi signifikan. Dua hal yang memerlukan pertimbangan khusus dalam merancang program audit untuk audit sebagai penugasan pertama adalah penentuan ketepatan saldo-saldo awal rekening pada periode yang diaudit ; dan penentuan prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan pada periode yang lalu sebagai dasar untuk menentukan konsistensi penerapan prinsip tersebut pada periode berjalan. ...Tuhan tidak pernah menjanjikan bahwa langit itu selalu biru, Bunga selalu mekar, dan Mentari selalu bersinar. Tapi ketahuilah bahwa DIA selalu memberi pelangi di setiap badai, Senyum di setiap air mata, Berkah di setiap cobaan, dan jawaban di setiap doa. Anda mungkin juga berminat Comments
ProgramAudit dalam Penugasan Pertama Dalam suatu penugasan pertama, spesifikasi pengujian substantif yang detil dalam program audit biasanya belum akan disusun secara lengkap hingga selesainya kegiatan mempelajari dan menilai struktur pengendalian intern dan ditentukannya tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk setiap asersi signifikan.

Apa itu Prosedur Substantif? Prosedur substantif adalah metode atau pengujian audit yang dirancang oleh auditor untuk mengevaluasi laporan keuangan perusahaan yang mengharuskan auditor untuk membuat bukti konklusif untuk memverifikasi kelengkapan, keakuratan, keberadaan, kejadian, pengukuran, dan penilaian asersi audit keuangan. catatan bisnis. Penjelasan Maksud di balik pelaksanaan prosedur Substantif oleh auditor adalah untuk memeriksa bahwa tidak ada kesalahan penyajian material dalam catatan keuangan bisnis, yaitu lengkap, akurat, valid, dan semua informasi material diungkapkan. Metode yang diikuti termasuk menguji saldo akun, memeriksa entri umum, dan penyesuaian lain yang dilakukan saat menyiapkan laporan keuangan perusahaan, dan itu juga termasuk membuat pertanyaan tentang transaksi yang mencurigakan. Beberapa contoh dapat berupa konfirmasi pihak eksternal seperti mengonfirmasi saldo bank perusahaan dari Bank secara langsung, melakukan penghitungan inventaris fisik, mengonfirmasi hutang dari kreditor bisnis, dll. Contoh Prosedur Substantif Misalnya ada perusahaan bernama BSR Trading, yang laporan keuangannya menunjukkan saldo sebagai berikut Saldo kas $ Saldo bank $ Saldo piutang sebesar $ Saldo hutang dagang $ Persediaan $ Adapun prosedur substantif yang dapat diikuti pada neraca di atas adalah Verifikasi fisik saldo kas dilakukan untuk memeriksa keakuratan saldo. Untuk memverifikasi saldo bank sebesar $ auditor harus mengirimkan surat tertulis ke bank klien untuk mengonfirmasi bahwa saldo klien dalam pembukuan bank adalah sama dengan saldo dalam pembukuan klien dan jika ada Jika ada ketidaksesuaian maka pertama-tama pernyataan rekonsiliasi bank harus disiapkan, dan jika masih ada perbedaan maka auditor harus melakukan penyelidikan untuk mengetahui perbedaan tersebut. Untuk saldo piutang, faktur penjualan harus diverifikasi, dan juga debitur dapat diminta untuk mengkonfirmasi saldo mereka. Untuk saldo Hutang Dagang, faktur pembelian harus diverifikasi, dan juga Kreditor dapat diminta untuk mengkonfirmasi saldo mereka. Untuk memeriksa saldo pembelian persediaan, faktur, serta faktur penjualan harus diverifikasi, dan penghitungan fisik persediaan harus dilakukan. Jenis Ada dua jenis yaitu sebagai berikut 1 - Uji Detail Pengujian detail mengacu pada proses pengumpulan bukti yang membantu dalam mengevaluasi kebenaran saldo akun, pengungkapan, dan transaksi akuntansi lainnya yang dilakukan oleh entitas bisnis dalam laporan keuangannya. 2 - Prosedur Analitis Substantif Prosedur analitik merupakan metode penting yang dilakukan saat melakukan proses audit. Prosedur analitis, evaluasi dilakukan atas laporan keuangan dengan mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan dan non-keuangan. Misalnya, perhitungan rasio, perbandingan saldo tahun lalu dengan tahun berjalan, dll. Prosedur Substantif untuk Transaksi Rekening Ini diikuti untuk memeriksa pembelian bahan baku bisnis Pertama, pesanan pembelian dan masing-masing faktur harus diverifikasi, dan kemudian faktur dicocokkan dengan GRN nota penerimaan barang untuk memeriksa bahwa untuk setiap faktur pembelian, barang masing-masing telah diterima. Tarif dan jumlah pembelian yang ada dalam pesanan pembelian harus sama dengan faktur pembelian. Kemudian posting barang yang diterima di akun buku besar yang relevan harus diverifikasi. Kemudian prosedur cut-off pada pembelian harus dilakukan. Last but not least, prosedur analitik dilakukan dengan membandingkan tren pembelian tahun lalu dengan pembelian saat ini, dan jika ada perbedaan besar dalam tren tersebut, maka alasan perbedaan tersebut harus ditemukan. Prosedur substantif diikuti untuk memeriksa transaksi pihak Terkait bisnis Transaksi dengan pihak terkait penting karena transaksi tersebut memiliki peluang lebih besar untuk tidak akurat karena dengan pihak yang terkait dengan pemilik / direktur perusahaan. Auditor harus memperoleh bukti yang relevan untuk memeriksa sifat, tujuan, dan luas transaksi tersebut, dan juga, harus dievaluasi bahwa transaksi tersebut pada harga wajar. Pentingnya Prosedur substantif penting untuk memeriksa keakuratan & kelengkapan transaksi bisnis, pengukuran & penilaian aset atau kewajiban bisnis itu dan untuk memeriksa bahwa pengungkapan semua item material dilakukan dengan benar, dll. Prosedur ini penting saat melakukan audit untuk mengomentari kebenaran dan kewajaran laporan keuangan perusahaan. Ini memberikan jaminan atas asersi berikut kepada auditor Adanya aset dan liabilitas pada tanggal tertentu. Aset yang dilaporkan harus dimiliki oleh perusahaan pada tanggal yang ditentukan. Kewajiban yang dilaporkan harus menjadi kewajiban perusahaan untuk membayar pada tanggal tertentu. Semua aset dan kewajiban yang ada harus dinilai dengan tepat dan dicatat dalam laporan keuangan perusahaan. Peristiwa atau transaksi yang dicatat harus terkait dengan periode audit itu saja. Transaksi dicatat pada jumlah yang benar, dan hanya biaya dan pendapatan yang dicatat yang berkaitan dengan periode itu. Kesimpulan Prosedur audit substantif adalah pengujian yang dirancang untuk mengumpulkan bukti-bukti tentang transaksi bisnis sehingga kejadian, keabsahan, keberadaan transaksi dapat diverifikasi, dan keakuratan perlakuan akuntansinya dapat diperiksa.

7m0H.
  • vipkmmk2ar.pages.dev/81
  • vipkmmk2ar.pages.dev/186
  • vipkmmk2ar.pages.dev/345
  • vipkmmk2ar.pages.dev/456
  • vipkmmk2ar.pages.dev/48
  • vipkmmk2ar.pages.dev/59
  • vipkmmk2ar.pages.dev/35
  • vipkmmk2ar.pages.dev/290
  • program audit untuk pengujian substantif